22 | Godaan Bos Besar

3K 45 1
                                    

SELAMAT MEMBACA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SELAMAT MEMBACA

"Sekertaris Pak Bowo ada dua. Sekertaris pertama yaitu Pak Danu dia bertugas menangani masalah luar kantor, seperti turun langsung ke lapangan, ataupun bertemu dengan klien. Sedangkan sekertaris kedua, kamu, akan bertanggung jawab atas dalam kantor. Seperti menerima panggilan, menghubungi klien, dan mengatur jadwal Pak Bowo"

Zena mengangguk-angguk menyimak job desc yang akan ia kerjakan.

"Untuk selengkapnya nanti Pak Bowo sendiri yang akan menyampaikan. Kemari, aku akan memperkenalkan mu kepada beliau"

Wanita itu mengetuk pintu di hadapan mereka, setelah terdengar suara sahutan dari dalam, ia pun membukanya.

Seorang pria dewasa tengah duduk di kursi besar yang berada di ujung ruangan. Tepat di depan jendela besar yang menampilkan pemandangan kota metropolitan tersebut.

"Permisi Pak, saya ingin memperkenalkan sekertaris baru Bapak, Zenata, yang menggantikan sementara posisi Bu Tiara"

Sang bos besar mengangguk pelan, ia menyuruh mereka untuk mendekat.

"Silahkan duduk Zenata, dan Dewi kau boleh keluar"

"Baik Pak" wanita itu melangkah keluar dari ruangan direktur tersebut. Sedangkan Zena masih tetap di tempat awal.

"Zenata, duduk disini. Bagaimana aku bisa melihatmu kalau kau berdiri sangat jauh"

Wanita itu seketika tersadar, dan menarik kursi di depan bosnya itu. Ia duduk tegap dengan kedua tangan berada di lututnya.

"Zenata, berapa usia mu?" pria itu memajukan tubuhnya mendekati Zena dengan berpangku tangan memperhatikan wajah cantik wanita tersebut.

"Dua puluh empat, Pak," jawab Zena.

Bowo mengangguk-anggukkan kepalan. "So, tugas kamu hanya mengatur jadwal ku saja, menghubungan informasi diantara klien dan aku. Dan mungkin sesekali menemani ku makan siang"

Kening Zena berkerut bingung. "Bersama klien tentu saja" tambah pria itu. Dan Zena pun mengangguk lega.

"Baik Pak,"

"Mejamu tepat di depan ruanganku" pria itu menunjuk meja panjang layaknya resepsionis di bawah yang menghadap tepat ke ruangan direktur.

"Jika membutuhkan sesuatu, jangan sungkan-sungkan menemui ku, ya?"

Zena mengangguk canggung. "Iya Pak"

"Oke, silahkan kamu ke tempatmu" Zena pun menunduk sopan, ia lalu keluar dari ruangan tersebut menuju meja kerjanya.

Baru saja pantat seksinya duduk di kursi empuk tersebut, seorang pria berkacamata menghampirinya. Mau tak mau Zena harus berdiri lagi.

"Sekertaris baru?"

"Iya, Pak"

"Saya Danu, sekertaris pertama Pak Bowo" pria itu mengulurkan tangannya.

"Zenata," balas Zena.

Om Angkasa [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang