SELAMAT MEMBACA
Sudah seminggu Zena bekerja di perusahaan interior tersebut. Dan selama itu pula ia sudah tau banyak tentang atasannya.
Bowo. Direktur utama Gravier Interior holdings. Memiliki istri serta empat orang anak yang semuanya adalah pria. Pribadi Bowo yang ramah membuat ia terlihat seperti mata keranjang. Namun pria itu sangat mencintai istrinya.
Sedangkan, pria yang memiliki ruangan di sebelah Zena adalah pria single yang sangat mencintai pekerjaannya. Danu. Berusia lima tahun lebih tua darinya. Merupakan tulang punggung keluarga yang didesak untuk segera menuju pelaminan.
Baru seminggu ia bekerja disana, gosip-gosip tentang dia berpacaran dengan Danu sudah tersebar sampai lantai dasar. Bahkan satpam pun mengetahuinya. Entah siapa yang menyebarkan gosip itu. Padahal Zena dan Danu hanyalah rekan kerja, bekerja sangat profesional sampai tidak memiliki nomor ponsel satu sama lain.
"Zena," Danu menghampiri meja Zena.
"Iya, Mas?"
"Tolong kamu bawakan berkas ini di Raincoat Cafe. Pak Bowo ada disana sedang menemui klien penting" pria itu menaruh sebuah map di atas meja Zena.
Kening wanita itu berkerut. "Loh bukannya Mas Danu yang bertugas mengantar berkas itu?"
"Aku diperintahkan untuk menemui klien yang lain Ze. Perintah dadakan dari pak bos" keluh Danu. Memang benar bos nya itu sering memberi tugas dadakan kepada mereka.
"Hm baiklah" ujar Zena pasrah.
"Ayo ku antar, sekalian aku lewat sana" kata Danu dan diiyakan oleh wanita itu.
Zena dan Danu pun berjalan beriringan menuju mobil pria itu. Di sepanjang jalan Danu menanyakan hal-hal tidak penting kepada Zena, tetapi Zena menanggapinya dengan penuh candaan.
"Makasih Mas atas tumpangannya" kata wanita itu sebelum turun dari mobil Danu.
"Iya. Berdoa sebelum masuk kesana" ujar Danu bercanda.
Zena mengangguk sekali. "Pasti!"
---
Di dalam kafe.
Di salah satu meja yang berada di ujung ruangan.
Tiga pria dewasa sedang menikmati kopi panas, ditemani dengan makanan manis yang dipesan oleh salah satu diantara mereka.
"Kamu sudah dapat sekertaris baru, Wo?"
"Sudah," Bowo tersenyum mengingat Zena. "Sekertaris baru aku cantik, masih muda, perhatian lagi. Ah kalau aku belum punya istri sudah aku nikahi dia"
Kedua pria di dekatnya tertawa geli. Pria itu tak berubah sejak dulu. Masih senang melirik-lirik wanita lain padahal istrinya sangat setia menunggu di rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Angkasa [21+]
Storie d'amore❗FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA❗ [Update setiap hari pukul tengah malam] 21+ "Zenata," panggilan Angkasa membuat wanita cantik itu tersadar. "Iya, Om?" Zena mendongak menatapnya. "Bolehkan aku mendekatimu?" Zena tidak menjawab. Ia merasa takut sekaligu...