16 | Tamu Tak Diundang

1.9K 48 1
                                    

Isi keranjang/troli belanjaan kalian ada berapa?

Isi keranjang/troli belanjaan kalian ada berapa?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SELAMAT MEMBACA

Sebuah mobil terdengar berhenti di depan rumah Zena. Bahkan suara pagarnya dibuka pun terdengar nyaring.

Zena menatap jam dinding. Baru pukul 14.00. Kata Angkasa ia akan pulang sore, kenapa jadi pulang cepat?

Zena pun segera melangkah menuju pintu rumahnya. Ketika ia membuka pintu tersebut, ia terkejut melihat sosok wanita paruh baya berdiri di hadapannya.

Plakkkk

Pipi mulus Zena ditampar keras. Zena menyentuh pipi itu terkejut.

"Dasar wanita tidak tau diri! Kamu kenapa membawa cucuku kesini? Mau menculiknya yah? Mau menjauhkan dia dari aku!" ibu Ratih mendorong Zena keras karena menghalangi jalannya. Ia menerobos memasuki rumah Zena mencari keberadaan bocah kecil itu.

Ketika melihat Milo sedang menonton televisi, ia segera memeluknya dan memeriksa tubuh anak itu. "Ada yang sakit sayang? Dimana wanita itu memukul mu?" tanya nya cepat sambil memperhatikan anak itu.

"Oma?" kata Milo terkejut. "Oma kenapa disini?"

"Oma mau menyelamatkan mu, tenang saja sayang wanita itu tidak bisa menyakitimu jika ada Oma" Ratih menatap Zena tajam, seperti memang wanita itu adalah pelaku kejahatan.

"Tanta Zena tidak memukul Milo"

Wanita itu berdecak pelan. "Jadi kamu sudah menanamkan pemikiran buruk di otak cucuku sampai-sampai dia membela mu?! Dasar wanita hina!" teriak Ratih tepat di wajah Zena.

"Ayo sayang kita pergi," Ratih menarik paksa Milo meninggalkan rumah tersebut. Namun Milo bersikeras tak ingin ikut.

Ia berteriak meminta bantuan Zena, bahkan berpegang erat di perabotan-perabotan Zena.

"TIDAK MAU! MILO TIDAK MAU PERGI" rengek anak itu keras.

"MILO!" tegur Ratih kebingungan.

Zena hanya diam, ia merasa serba salah. Jika ia menyuruh Milo untuk ikut ia takut Milo merasa diusir. Namun jika ia menahan Milo tetap di rumahnya, Ratih akan semakin marah kepadanya.

Pada akhirnya Milo digendong paksa oleh supir Ratih menuju mobil wanita itu. Sebelum benar-benar meninggalkan rumah Zena, wanita itu sempat mengancamnya.

"Jika kamu membawa cucuku lagi ke rumah ini, aku tidak akan segan melaporkanmu ke polisi dengan dakwaan penculikan dan pemerasan" kata wanita itu sambil menunjuki wajah Zena.

Zena terduduk lemas di dalam rumahnya. Apa yang baru saja terjadi sangat diluar dari kuasanya. Ratih begitu membencinya sampai-sampai mengira ia menculik Milo.

Zena menyeka air mata yang tanpa sadar menetes deras di pipinya. Ia mencari keberadaan ponselnya dan segera menelpon ayah dari anak tersebut.

"Halo sayang? Bisa menelponnya satu jam lagi Om lagi me—"

Om Angkasa [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang