08. Galaskay

1.7K 44 0
                                    

“Mba Wati, yuhuuuu Cia dateng.”

“Shutt ... nggak usah teriak-teriak, Cia,” tegur Gala yang hanya di balas cengiran oleh Cia.

“Iya, mau beli apa, Mba sama Masnya?” ujar Mba Wati yang datang dari belakang dengan tergopoh-gopoh.

“Maca latte ya Mba, satu.”

“Lah kok cum–”

“shut, udah diem,” potong Gala.

Dengan segera Mba Wati pun membuatkan pesanan Gala itu, Cia sempat heran kenapa Gala cuma beli satu padahal uangnya sangat cukup kalau hanya beli dua minuman itu.

“Makasih, Mba.”

“Iya Mas.”

Setelah itu Gala pun mengengam tangan Cia menuju parkiran sekolah mereka.

“Gala, kok Cia nggak di beliin sih,” ucapnya cemberut.

“Nggak usah, kita samaan aja biar enak.”

“Enak apa?”

“Enak, bisa ngerasain bekas bibir lo.”

Mendengar itu Cia pun memukul bahu Gala dengan kencang hingga cowok itu mengaduh kesakitan.

“Apaan sih mukul gitu, sakit tau nggak!”

“Lagian kamu kenapa ngomong gitu.”

“Kan lo yang ngajarin?”

Cia terdiam sejenak mengingat-ingat hal itu.

“Perasaan Cia nggak pernah ngajarin kamu aneh-aneh,” heran gadis itu.

[Yah dia pikun, yang nyium gue duluan siapa coba kalau bukan dia,] batin Gala.

Gala diam saja, memilih memutar balik motornya agar mereka bisa segera pergi dari sana.

Tanpa mereka sadari ada tatapan amarah yang tengah mengawasi mereka dari jauh.

****

“Brengsek!”

Brak!

Jdar!

Beberapa bangku terlihat berantakan akibat ulah Rezi, sang Ketua OSIS SMA Karya Bakti. Dia menggebrak bahkan melemparkan bangku itu ke sembarang arah sedangkan dua temannya hanya berasedekap dada melihat kelakuan brutalnya itu.

“Lo kenapa lagi, Rez?” tanya Zaki.

“Gue bener-bener nggak habis fikir. Bisa-bisanya Cia nolak gue dan lebih milih cowok berandalan itu.”

“Maksud Lo siapa, Gala?” sahut Ziko kembaran Zaki.

“Ya siapa lagi kalau bukan dia, kayaknya harus di kasih pelajaran tuh cowok. Biar nggak sok kegantengan.”

“Ini masalah Lo, urus aja sendiri jangan kaya anak kecil” jawab Ziko dingin.

“Tenang aja, semua gue yang urus. Dan Lo denger, gue bukan anak kecil.”

Mendengar itu Ziko tersenyum miring dan ke luar dari ruang kelas di susul adiknya Zaki sembari menenteng tasnya.

“Gala, tunggu aja pelajaran dari gue.”

Di tempat lain terlihat Cia sedang duduk bersandar di bawah pohon sambil memangku kepala Gala.

“Enak nggak bekas bibir gue,” tanya Gala.

“Enak. Rasa maca latte,” jawab Cia polos yang membuat Gala gemas sendiri.

“Gala, kamu tau nggak kenapa Cia suka kamu?”

“Nggak, kenapa emang?”

“Karena kamu itu beda, di saat cowok lain godain Cia, kamu malah tidur, di saat cowok lain deketin Cia, kamu malah cuekin Cia. Jadi bangga aja bisa dapet cowok cuek kek kamu.”

Gala terkekeh tangannya maju mencubit hidung gadis itu.

“harusnya gue yang bangga dapet Lo. Cewek imut dengan sejuta prestasi. Perfec girl.”

Mendengar itu Cia terdiam menatap kosong pandangan di depannya dengan tangan terus mengusap rambut Gala.

“Asal kamu tau, Cia nggak sesempurna itu.”

Gala bangkit dari pangkuan Cia dan membawa gadis itu dalam dekapannya.

“Walaupun Lo nggak sempurna, gue tetep sayang sama lo dan makasih udah ngisi hari-hari gue.”

Tbc

GALASKAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang