“Syaratnya apa?”“Syaratnya nggak susah, cukup Lo nurut sama gue.”
“Kalo Cia nggak mau?”
“Ya udah nggak usah pacaran.”
Cia terdiam sejenak menimbang keputusannya, dia terlihat menggelengkan kepala entah membayangkan apa, mungkin di jadikan kacung oleh Gala.
“Nggak, Cia nggak mau.”
Gala yang tadinya semangat karena akan bisa mengerjai Cia langsung lemas seketika saat gadis itu menolak syarat darinya.
“Terus maunya apa?” tanya Gala.
“Gala jadi pacar Cia, tanpa syarat.”
Itu mah maunya Lo, batin Gala.
“Ya udah kalau Gala nggak mau, nggak papa. Cia pulang aja.” Gadis itu bangkit dari duduknya.
Saat Cia mengatakan itu entah kenapa hati Gala merasa tidak ikhlas, andai saja dia mau mungkin gadis itu bisa menjadi teman serta tempatnya bercerita. Masa bodo dengan rasa cinta akan hadir atau tidak.
“Tunggu,” cegah Gala menggapai lengan Cia membuat gadis itu menoleh.
“Gue mau jadi pacar Lo. Tanpa sya-rat.”
Ucapan Gala itu seketika membuat binar serta senyum di bibirnya Cia merekah.
“Gala, jangan sedih lagi ya. Sekarang ada Cia,” ujar Cia mengusap pipi Gala.
Cowok itu menggenggam tangan Cia yang menempel di pipinya dan menatap Cia intens.
“Gini ya rasanya punya ayang?” batin Gala cengo.
“Kenapa ngelamun, Cia cantik ya?” tanya gadis itu dengan percaya dirinya.
“Eh–em ....”
“Bingung lagi mau jawab apa,”
“Iya. Lo cantik, cantik lagi kalau mau beliin gue somai,” jawab Gala.
“Kamu mau somai, ya udah tunggu sini Cia beli dulu.”
“Eh ... tung–”
“Lah, dia pergi. Gue kan cuma becanda,” ucap Gala.
Tak lama kemudian Cia pun datang dengan satu plastik somai di tangannya. Ya, hanya satu.
“Nih somainya.”
“Buat Lo mana?”
“Uangnya abis,” ujar Cia lalu duduk di samping Gala. Sedangkan cowok itu justru menghela napas lelah.
“Udah tau duitnya dikit kenapa pake beliin somai.”
“Nggak tau.”
Astaga, Gala geleng kepala mendengar jawaban pacar barunya ini. Padahal Cia terkenal sebagai cewek yang imut di sekolah mereka dan juga pintar. Banyak ekskul yang gadis itu kuasai, dia juga pandai di beberapa mata pelajaran. Tapi kenapa aslinya nggak jelas kaya gini?
“Gala?”
“Hem.”
“Kenapa kamu jarang senyum?”
“Nggak ada yang lucu,” jawab Gala datar.
“Bener juga.”
Mendengar itu Gala justru tertawa, sampai bengek dikit dan itu membuat Cia melamun menatap tawa cowok itu yang jarang di lihat olehnya. Wajah Gala terlihat lebih berseri.
Ckrek!
Gadis itu memotret wajah Gala.
Tangannya perlahan menyentuh Hoodie hitam yang Gala kenakan lalu menariknya hingga Gala berhenti tertawa dan tertugun melihat wajah tertunduk Cia.
“Senyumnya jangan sampai ilang ya, Cia suka.”
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
GALASKAY
Teen Fiction"Gala, semangat," tangan Cia terangkat mengusap rambut Gala. Membuat Gala terpaku sejenak. "Gue mau jadi pacar Lo. Tanpa sya-rat." "Gala, jangan sedih lagi ya. Sekarang ada Cia," ujar Cia mengusap pipi Gala. Kisah ini menceritakan tentang Alicia gad...