“Gala, janji ya hari Minggu temenin Cia ke mall.”“Iya bawel, mau beli apa sih emangnya?” jawab Gala mengacak rambut gadis itu.
“Mau beli cincin nikah kita.”
“Emang udah siap?”
“Siap lahir, batin,” jawab Cia terkekeh
“Bisa ae kang somai, sana masuk. Bocil nggak usah mikir cinta-cintaan sekolah aja dulu.”
“Siap Ayang, nanti malem ke rumah ya.”
“Buat apa?”
“Lamar Cia, katanya kita mau nikah.”
“Dasar nakal,” Gala mencubit hidung gadis itu lalu mengusap pipi bulatnya.
“Gue pulang dulu ya.”
Cia hanya mengangguk, setelah itu Gala berjalan menuju motornya yang ada di pinggir jalan. Belum sempat Gala naik ada sebuah motor yang melaju sangat kencang ke arah cowok itu hingga.
“GALA!”
Brak!
Cia terguling di atas aspal karena mendorong Gala hingga membuat dirinya tertabrak motor.
Darah segar mengalir dari hidung serta dahinya bahkan Cia sempat terbatuk dan memuntahkan cairan merah itu.
“C–CIA?”
Gala yang terkejut langsung menghampiri tubuh Cia yang tergeletak di aspal. Kesadarannya Cia masih ada, hingga wajah cemas Gala yang terakhir dia lihat.
“Alicia. Sial!” umpat Rezi yang melihat tubuh Cia tergeletak.
Sedangkan Gabriel dan Bella ke luar dari rumah karena mendengar keributan itu.
“Alic?” teriak Bella.
“El, putri kita.”
Brug! Bella jatuh pingsan hingga membuat Gabriel harus menanganinya, dengan begitu Gabriel pun meminta Gala untuk ikut ke rumah sakit bersama mobil ambulance yang sudah Gala hubungi.
“Tolong jaga putri saya,” ujar Gabriel panik .
Dan Gala hanya mengangguk patuh sembari menahan bulir di sudut matanya yang merah.
“Alicia?”
“Bertahan.”
*****
Grek ...
Grek ...
Grek ...
Suara brankar terdengar berderit saat melaju dengan cepat menuju ruang UGD membawa Cia yang terluka parah.
“Mohon maaf, silakan tunggu di luar,” ujar Susuter.
Dengan berat hati Gala pun menuruti permintaan itu walaupun hatinya sangat ingin menemani Cia.
Dari kejauhan Gabriel dan Bella terlihat mendekat ke arah Gala dengan wajah yang cemas.
“Terimakasih karena sudah mengantar anak saya,” ujar Gabriel.
“Bagaimana keadaannya, kenapa kejadian ini bisa terjadi,” tanya Bella terisak.
“Dia tertabrak motor Tante, maaf karena saya tidak bisa menjaga Cia.”
Gabriel menggeleng menepuk pundak Gala.
“Ini semua bukan kesalahanmu, yang penting sekarang kita berdoa untuk keselamatan Cia dan saya sendiri yang akan menyelidiki siapa pelakunya.”
Mereka bertiga orang-orang yang paling Alicia sayangi kini telah berkumpul dan menjadi satu guna berdoa pada Tuhan agar berkenan menyelamatkan gadis manis nan ceria itu.
Tak lama berselang dokter pun ke luar dari UGD dengan wajah yang suram
“Dokter, bagaimana keadaan putri saya?” tanya Bella cepat.
“Dia baik-baik saja kan?”
Dokter itu justru menundukkan kepalanya dan berkata dengan lirih.
“Mohon maaf, putri Ibu telah meninggal dunia.”
Deg!
Bella menggelengkan kepalanya cepat sedangkan Gabriel memukuli tembok yang ada di hadapannya.
“Nggak mungkin, Dokter pasti bohong,” Gala menarik kerah jas dokter itu lalu menghempaskannya kencang.
“Ada pendarahan di otaknya, beberapa tulang rusuk juga patah dan sedikit memar di ulu hati. Mohon maaf, semoga putri kalian bisa beristirahat dengan tenang.”
Mendengar itu Gala berlari menuju UGD dan menerobos masuk.
Matanya menatap wajah pucat Cia yang terbaring di brankar.
“Sayang, bangun.”
“Cia ... jangan tinggalin Gala, Cia bangun ya.”
Tangan Gala gemetar menyentuh pipi gadis itu, air matanya terus jatuh bahkan bibirnya terus merengek agar Cia tidak pergi meninggalkannya.
Tbc
![](https://img.wattpad.com/cover/335846474-288-k984640.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GALASKAY
Teen Fiction"Gala, semangat," tangan Cia terangkat mengusap rambut Gala. Membuat Gala terpaku sejenak. "Gue mau jadi pacar Lo. Tanpa sya-rat." "Gala, jangan sedih lagi ya. Sekarang ada Cia," ujar Cia mengusap pipi Gala. Kisah ini menceritakan tentang Alicia gad...