Cia bangkit dari duduknya dan masuk kelas hendak meletakan tas, namun dia terkejut saat tau Gala sudah ada di kelas.Gadis itu diam saja langsung duduk tanpa menyapa Gala.
“Enak ya, nggak mau di jemput cowok sendiri biar bisa berduan sama cowok lain?”
Mendengar itu Cia menoleh dan menatap Gala tajam.
“Bukanya kamu ya, yang berani-beraninya mesra-mesraan di depan pacar sendiri?” jawab Gadis itu bangkit dan berdiri di hadapan Gala.
“Dia cuma sahabat gu–”
“Sahabat apa yang peluk-pelukkan di depan pacarnya sendiri?”
“Nggak gitu, dia mau–”
“Terserah, dan kamu nggak perlu ngelarang-nglarang aku buat deket dengan siapa pun termasuk Ziko.”
Gala menggebrak mejanya keras hingga membuat Cia terkejut.
“NGGAK, GUE PACAR LO DAN GUE NGGAK SUKA LO DEKET-DEKET DIA!”
Cia terdiam karena di bentak Gala hingga matanya berkaca-kaca.
“EGOIS, Cia benci Gala,” ujar gadis itu berlari tidak jadi duduk dan meletakkan tasnya.
“Cia, tunggu,” Gala menahan lengan gadis itu.
“Maaf.”
“Lepas! Cia nggak mau liat muka kamu lagi,” sentak gadis itu lalu berlari ke luar kelas dengan berlinang air mata.
“Benci Gala.”
“Benci!”
“Egois, nggak waras, gila!”
Brug!
“Au ...,” rintih gadis itu.
Cia menatap seseorang yang berdiri di hadapannya dari bawah sampai atas. Lalu menatap tangan Ziko yang terulur ke arahnya.
“Bangun!” perintah Ziko.
“Makasih,” jawab Cia setelah di tolong Ziko.
“Makanya kalau jalan jangan meleng.”
“Terserah aku, nggak usah sok-sokan perduli.”
Ziko justru geleng kepala melihat tingkah gadis itu yang sudah melenggang pergi.
“Unik,” gumamnya.
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
GALASKAY
Jugendliteratur"Gala, semangat," tangan Cia terangkat mengusap rambut Gala. Membuat Gala terpaku sejenak. "Gue mau jadi pacar Lo. Tanpa sya-rat." "Gala, jangan sedih lagi ya. Sekarang ada Cia," ujar Cia mengusap pipi Gala. Kisah ini menceritakan tentang Alicia gad...