"Gala, semangat,"
tangan Cia terangkat mengusap rambut Gala. Membuat Gala terpaku sejenak.
"Gue mau jadi pacar Lo. Tanpa sya-rat."
"Gala, jangan sedih lagi ya. Sekarang ada Cia," ujar Cia mengusap pipi Gala.
Kisah ini menceritakan tentang Alicia gad...
Saat ini jam pelajaran tengah berlangsung di SMA Karya Bakti, sekolah tempat di mana Cia berada.
Anak Gabriel itu sudah menjadi murid kelas Xii sejak satu bulan yang lalu. Di tengah guru yang sedang asik menerangkan pelajaran, gadis itu justru tersenyum menatap laki-laki manis di sebrang bangkunya yang tertidur pulas.
Tangan gadis itu mengusap rambut gondrong cowok itu agar tidak menutupi wajahnya.
Crek!
Cia terkikik saat dia sudah mendapatkan foto Galaskay.
Sedangkan cowok itu, terbangun dan membulatkan matanya saat Cia senyum-senyum sendiri mentap ponselnya.
“Lo, foto gue ya?” ujar Gala dengan suara serak namun terdengar lirih.
“Lagian kamu tidur.” Cia tertawa kecil sambil menggoyang-goyangkan ponselnya yang terdapat foto Gala di sana.
“Hapus!”
“Nggak.”
“Kamu harus ikuti pelajarannya dulu kalau nggak mau aku laporin guru.”
“Dasar rese,” ujar Gala.
Gala sempat berfikir, sejak kapan gadis populer seperti Cia mau memperhatikannya.
Sedangkan Cia justru menidurkan kepalanya di meja dan menghadapkan wajahnya kesamping menatap Gala yang tengah fokus belajar.
“Gala, semangat,” bisik Cia lirih sambil tersenyum.
Saat jam istirahat tiba Cia terlihat menghampiri Gala yang tengah duduk di bangkunya.
Gadis itu menarik kursi dan duduk di hadapan Gala. Telunjuknya maju dan menekan-nekan pipi cowok itu.
“Kamu, marah?” tanya Cia pada Gala yang tak mau menatap wajahnya.
“Nggak.”
“Bener?”
“Hem,” jawab Gala datar.
“Kalau beneran nggak marah coba kamu bilang dulu, 'Cia besok kita main lagi ya,' ” ujar gadis itu tersenyum sambil bertopang dagu.
Gala membuang wajahnya ke samping lalu menghela napas pelan.
“Cia besok kita main lagi ya?”
“Iya Galaskay,” jawab Cia sambil mengacak rambut cowok itu.
Sedangkan gala justru terdiam, menahan hawa panas yang menjalar di wajahnya.
“Rambut gue,” batin Gala kaget.
“Nomor Gala mana?”
Cia sudah mengeluarkan ponselnya tapi, Sella dan Tara, sahabatnya itu justru memanggil Cia dan mengajaknya ke kantin bersama.
“Iya tunggu sebentar,” teriak Cia.
Saat Cia berbalik Gala justru sudah menghilang dari pandangannya.
“Huh! Malah pergi,” kesal gadis itu.
Tbc
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.