Jam istirahat telah tiba membuat para siswa berhamburan ke luar kelas. Namun tidak dengan Gala yang hanya berdiam diri di bangkunya. Dia tidak tahu waifunya itu pergi ke mana karena sudah di ajak ke luar oleh dua sahabatnya, Tara dan Sella.
Gala mengeluarkan selembar foto dari saku bajunya lalu mengusap foto itu pelan.
“Bunda, Gala kangen,” gumam cowok itu.
Sesaat kemudian Gala justru tersenyum.
“Tapi Bunda nggak usah khawatir, ada dia yang selalu hibur Gala. Dia lucu, dia juga cantik. Gala rasa Gala mulai suka.”
Tanpa Gala sadari Cia sudah duduk di hadapannya dengan bertopang dagu.
“Suka apa?” tanya Cia polos.
“Suka ci– loh kok Lo ada di sini?” ujar gala dengan ekspresi terkejut.
Namun Cia justru memajukan badannya dengan satu tangan yang bertopang di meja. Tangan kanan gadis itu maju lalu mengusap rambut Gala.
“Kalau suka Cia ya bilang aja nggak usah malu-malu,” ujar gadis itu terkikik.
Namun bukan itu yang membuat gala panas-dingin melainkan buah dada Cia yang terlihat menggantung di depan wajahnya.
Tangan Gala lalu mendorong bahu Cia mundur, sebelum fikirannya menjadi tidak-tidak.
“Iya ... gue suka lo.”
Cia terdiam sesaat menundukan wajah sambil meremas rok pendeknya hingga kusut, lalu gadis itu maju dan melumat bibir Gala singkat dengan dua tangan yang berada di dada bidang cowok itu.
Dengan susah payah Cia mengumpulkan keberanian ini, agar Gala tau bahwa dia bahagia dengan ucapan cowok itu.
Sedangkan Gala hanya mematung tanpa mengedipkan matanya. Gala rasa gender dalam cerita ini terbalik, kenapa Cia yang agresif dan dia yang seperti gadis perawan?
Gala masih terdiam saat Cia sudah mengakhiri aktifitasnya itu.
Cia mengusap ludah yang tersisa di bibir pacarnya itu dengan tangan.
“Cia nggak suka milik Cia di sentuh orang lain.”
“Gala cuma milik Cia,” ujar gadis itu datar sebelum tersenyum manis.
Sudah.
Gala sudah terjerat pesona gadis populer itu tanpa bisa berbuat apa-apa. senyumnya, matanya, tawanya bahkan tingkah tiba-tiba gadis itu mampu membuat Gala frustasi.Di fikiranya hanya ada lantunan suara yang bertasbih menyebut nama Cia, Cia , Cia hingga dia tidak bisa fokus lagi.
“Gala cepetan!” teriak Cia menyadarkan lamunannya.
“Apaan?”
“Dasar nggak peka, gendong.”
“Cuma mau ke kantin aja minta gendong, lagian nggak malu apa udah gede?” dengus Gala.
“Kamu nggak mau gendong aku? Ya udah aku minta gendong Supri,” ujar Cia tersenyum ke arah Supri yang sedang piket kelas
“Idih apaan. Nggak ada ... nggak ada, apaan kamu nempel-nempel dia ketularan panu baru tau rasa Lo.”
“Heh! Galak. Tau gue yang udah pacaran. Cuma kek gitu aja posesif mode on pakek ngatain gue panuan segala, Lo noh kutipan,” Teriak Supri sarkas.
“Kutilan Supri ,” ralat Cia.
“Iya kutilan.”
“Be, apa sih, lo belain dia. Udah buruan naik, gue gendong ke kantin.”
“Nah gitu dong. Malu segala, lagian anak-anak juga udah pulang.”
Hap! Cia naik ke atas punggung Gala.
“Dah Supri, Cia duluan ya. Jangan lupa meja Cia di rapihin,” ucap gadis itu tersenyum ke arah Supri
“Nggak usah senyum-senyum bisa kan?”
Cia terlihat mengetuk-ngetuk dagunya dengan jari.
“Nggak. Cia kan tambah cantik kalau senyum,” jawabnya nyengir ke arah Gala.
“Senyum lo cuma buat gue!”
Deg!
La kok dia gituuu???
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
GALASKAY
Fiksi Remaja"Gala, semangat," tangan Cia terangkat mengusap rambut Gala. Membuat Gala terpaku sejenak. "Gue mau jadi pacar Lo. Tanpa sya-rat." "Gala, jangan sedih lagi ya. Sekarang ada Cia," ujar Cia mengusap pipi Gala. Kisah ini menceritakan tentang Alicia gad...