02. Ketakutan

222 20 4
                                    

.
.
happy reading😉
.
.





Hari-hari mereka berjalan biasa. Pergi ke sekolah, belajar, menghabiskan waktu istirahat, belajar lagi, pulang, dan mengulangi itu lagi keesokan harinya. Hari ini adalah hari Senin yang membosankan seperti Senin-Senin yang lalu.

Namun, dirasa tak ada hujan, tak ada badai, tiba-tiba guru Matematika mereka mendadak tidak bisa mengajar karena sakit. Suatu keajaiban, ini kali pertama mereka merasakan 'free class' di jam pelajaran Matematika terhitung dari kelas X dan sekarang mereka ada di kelas XI.

Guru Bimbingan dan Konseling kelas XI masuk ke dalam kelas mereka untuk mengisi jam kosong. Para siswa kelas XI MIPA-2 merasa tidak keberatan karena guru BK mereka ini adalah orang yang baik dan ramah. Siapa lagi kalau bukan Ibu Irene Amrtya Charollie.

"Selamat siang anak-anak," sapa guru cantik itu saat memasuki kelas XI MIPA-2.

Para siswa dengan serempak dan antusias menjawab salam tersebut, "selamat siang, Ibu."

Irene kemudian menjelaskan alasan kenapa ia ada disini yang bertujuan untuk mengisi waktu kosong. Irene selaku guru BK mengajak para siswa untuk sharing dan melihat peluang kedepan.

Ia juga menanyakan satu persatu pada siswanya itu tentang bagaimana kelanjutan mereka setelah lulus dari SMA 8 Bogor.

Ada yang menjawab akan melanjutkan pendidikannya ke jenjang perguruan tinggi, ada yang ingin berhenti sekolah dulu, dan ada pula yang ingin langsung bekerja.

Beberapa anak yang memilih untuk melanjutkan ke perguruan tinggi itu ada yang ingin mengambil jurusan Hubungan Internasional seperti Haechan, Kedokteran seperti Renjun, Ilmu Komunikasi seperti Felix, jurusan Biologi seperti Jaemin, jurusan Filsafat seperti Hyunjin, Psikologi seperti Jisung, jurusan Astronomi seperti Jeno, Ilmu Hukum seperti Eric, dan Ilmu Politik seperti Sunwoo.

Irene agak heran, mengapa siswa-siswanya yang ini lebih memilih lintas jurusan seperti itu. Tapi tidak masalah selama mereka mau belajar dan berusaha. Karena usaha yang gigih tidak akan mengkhianati hasil.

"Ketika kalian memang berniat dan memiliki keinginan yang besar untuk mencapai tujuan kalian, ingatlah bahwa segala usaha yang dilakukan dengan kegigihan, maka akan membuahkan hasil yang kalian impikan selama ini. Saat kalian ada dipuncak keberhasilan, jangan pernah lupakan orang-orang yang ada dibalik kesuksesan kalian. Tetaplah menjadi seorang yang rendah hati." Irene berpesan dengan nada lembut dan kalimat yang mudah dipahami.

Ia menatap para siswanya yang mengangguk bersamaan tanda mereka mengerti tentang ucapannya tadi. Irene kemudian menggeser kursi guru ke depan kelas tepatnya ditengah-tengah.

Duduk dengan anggun dan mendapatkan atensi penuh dari para siswanya. Irene menghela nafas pelan dan tersenyum tipis, "kalian pernah mendengar tentang kaitan antara kesendirian dan ketakutan?" tanyanya sembari menatap intens siswanya disana.

Mereka saling menatap satu sama lain dengan teman sebangkunya dan beralih kembali melihat Irene dan menjawab serempak, "pernah, Bu", jawab mereka.

Irene mengangguk ringan, "ada yang paham apa maksudnya?" tanyanya lagi. Dan dalam hitungan detik, dengan sigap Eric mengangkat tangannya.

"Bu, mohon izin. Saya paham arah pembahasan ini. Secara garis besar, ketakutan itu tercipta karena kesendirian. Kemudian, karena merasa selalu sendiri mereka akan merasa takut dan mengalami kegagalan dalam hidupnya. Ini semua tentang hubungan Alone, Fear, and Successful. Kesendirian, Ketakutan, dan Keberhasilan."

Saranjana: The Lost CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang