21. Tentang Inisial

111 22 11
                                    

.
.
Happy Reading!
Kalau kalian enjoy sama ceritanya, atau mau ngasih kritik; saran; dan sebagainya, nanti bisa tap profil gue terus klik link secreto yang ada di bio,
sampaikan apa yang ingin kalian sampaikan yaa, aman kok nama kalian ga bakal kelihatan, jadi gue ga tahu siapa yang kirim, except kalian cantumin nama ataupun inisial hehe...
.
.






Setelah perbincangan yang mengejutkan itu, mereka semua beristirahat sebentar di ruangan tersebut. Mereka berdelapan membagi diri menjadi dua kubu. Kubu pertama terdiri dari Yohan, Eric, Sunwoo dan juga Mark. Sedangkan kubu lainnya berisi Jeno, Jaemin, Yeonjun, dan Changbin.

Kubu pertama membahas mengenai rencana selanjutnya yang harus dijalankan agar mereka bisa dengan segera keluar dari tempat itu. Sedangkan kubu satunya mencari cara agar bisa terlepas dari belenggu pasung. Benar-benar hal yang menyakitkan. Selama seminggu kaki mereka dipasung seperti itu. Rasanya kaki-kaki mereka sudah mati rasa karena saking pegal, tidak bisa ditekuk.

"Kak, gue rasa satu-satunya cara ya dengan hancurin kayu itu," ucap Jeno pelan setelah memikirkan beberapa cara yang sekiranya bisa dilakukan.

"Kalau lu hancurin kayunya, gue takut kaki gue juga ikut patah, Jen. Apa benar-benar ga ada cara lain?" Yeonjun menatap nanar kondisi kakinya yang masih dipasung itu.

"Kak Yohan? Kita punya waktu berapa lama? Kalian harus keluar secepatnya, kan?" Jaemin bertanya sambil menoleh ke arah Yohan.

Yang ditanya hanya mengangguk singkat, "gue rasa kita harus pergi dari rumah ini sebelum jam enam sore. Setidaknya kita bisa diam diluar rumah atau bahkan parahnya kita bisa jarah rumah warga sekitar sini. Kita juga perlu susun rencana," balasnya.

"Jeno, gue harap lu bisa bijak untuk rencana pembebasan kita. Gue percaya sama lu. Sedangkan gue percaya kembaran lu ini buat nyusun rencana menggagalkan rencana orang itu untuk numbalin gue dan yang lainnya," lanjut Yohan sambil menunjuk Eric dengan dagunya.

"Apa di gergaji aja kak?" tanya Jeno lagi yang hendak bangkit dari duduknya.

"Ga ada salahnya buat coba, Jen. Tapi lu cari gergaji dimana?" tanya Changbin membuka suara.

"Kayanya tadi gue sempat lihat ada gergaji pas sembunyi." Jaemin ikut berdiri dari duduknya dan pergi ke ruangan tempat mereka tadi bersembunyi untuk mengambil gergaji disana bersama Jeno.
.

.

.

Sepeninggalan Jeno dan Jaemin, Eric memijat pangkal hidungnya pelan. Kepalanya pusing memikirkan bagaimana cara mereka keluar dengan selamat dari sana.

"Oiya, sebelum gue lupa, Kak.. HHP itu siapa? Inisial di kertas yang kakak robek tadi," Sunwoo bertanya pelan pada orang-orang didepannya.

"Siapa lagi kalau bukan Hyunsuk Harshaya Pratama? Gue yakin banget tu manusia yang lakuin," balas Mark kesal.

"Tapi lu ga tahu fakta lain, Kak," kata Eric.

"Apa?"

"Pelakunya ada dua orang, bahkan tiga. Gue rasa inisial HHP ini satu nama tapi ada dua orang. Maksud gue ada orang lain juga yang punya inisial HHP. Mengingat setelah kejadian percobaan pembunuhan Soobin, dia ngirim e-mail ke gue kalau dia menemukan dua pisau dengan jenis yang berbeda. Makin yakin gue kalau pelaunya lebih dari satu," sahut Eric lagi.

"Kalau lu bilang pelakunya ada tiga, berarti lu lihat orang tadi yang ke sini?" tanya Yohan diakhiri dengan smirknya.

"Setelah gue tahu kebenaran kalau dia teman gue, disana gue merasa kecewa, Kak. Dugaan gue dari awal, teman-teman gue yang benar cuma Renjun," balas Eric sambil menunduk.

Saranjana: The Lost CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang