09. Setengah Jalan

113 13 7
                                    

.
.
Happy Reading!
.
.








Sehari setelah kejadian perdebatan, pembobolan, dan pencurian itu berlangsung. Keempat pemuda ini kembali berkumpul seperti biasanya. Menunggu bel masuk berbunyi sambil menikmati angin yang menerpa wajah tampan mereka.

Sejenak keadaan menjadi hening, namun Jeno melontarkan pertanyaan yang membuat ketiga orang lainnya menatapnya secara intens.

"Gue sama sekali belum paham tentang rencana lu, Ric," ucap Jeno yang kini bangkit dan bersandar pada pagar pembatas, lalu melihat orang berlatih basket dibawah.

"Lu lola soalnya, makanya gitu," celetuk Jaemin yang sedang asik dengan ice coffee ditangannya.

"Udah, mending lu santai aja. Tunggu kelanjutannya, dan saksikan dengan tenang.." ucap Sunwoo santai kemudian bersandar pada sofa di rooftop itu. Eric yang disebelahnya hanya tertawa kecil melihat perbincangan tak berakhir itu.

"Udah, abis ini ada yang datang, lho... dia mau ngasih kabar ke kita," ucap Eric pelan.

"Siapa?" Sunwoo bertanya karena penasaran.

"Kemarin Soobin nginap dirumah lu, kan?" Eric bertanya balik sambil menatap Sunwoo. Dilihatnya sang lawan bicara mengangguk, tanda mengiyakan pertanyaan Eric.

"Nah, tadi pagi lu pasti antar dia pulang, ga lama lagi dia bakal cari lu disini buat ceritain tentang apa yang dia lihat," lanjutnya.

"Soobin bakal datang? Kapan?" Jaemin penasaran sekali tentang hal ini. Mmemangnya apa yang Soobin lihat? Dan apa yang akan diceritakan oleh pemuda bermata panda itu?

"Sekarang," balas Eric tersenyum. Suasana kembali hening sebentar.



Tok Tok Tok..



Suara pintu rooftop yang diketuk mengalihkan pandangan keempat pemuda disana. Eric lantas bersuara, "Soobin, masuk aja. Kita disini.."

Pintu terbuka dan Soobin muncul dari baliknya, lalu berbalik untuk menutup pintunya lagi seperti semula.

"Duduk dulu.." sambut Eric yang dengan sigap memberikan tempatnya di sofa pada Soobin.

Orang itu tidak banyak bertanya, benar-benar hanya menuruti perkataan Eric. Kali ini Soobin menarik nafasnya panjang, kemudian menghembuskannya secara kasar.

"Ric, gue ga tahu harus bilang apa sama lu. Jujur awalnya gue ragu banget sama lu yang tiba-tiba nyuruh gue buat nginap dirumah Sunwoo, terus dengan mendadak juga lu ngerampas kunci rumah gue—"

"Pelan-pelan, Bin. Atur nafas dulu, jangan buru-buru," kata Jeno menyela ucapan Soobin karena pemuda itu bercerita dengan tegang dan nafasnya yang tak beraturan.

"Waktu itu, pengen banget gue maki-maki lu, tapi kerah baju gue keduluan dicengkram sama si Sunwoo ini, gue takut. Makanya gue serahin aja kunci rumah gue ke lu.." sambungnya yang kini masih menetralkan nafasnya.

"Haha, takut lu sama gue?!" tanya Sunwoo sambil menunjukkan smirk diwajah tampannya. Soobin merinding melihatnya dan kembali menatap Eric.

"Gue makasih banget, Ric. Walaupun gue ga tahu sebenernya apa yang lu lakuin di rumah gue."

Eric tertawa kecil dan membalas, "gue ga ngapain di rumah lu, Bin. Gue cuma buat seakan-akan lu tidur biasa di kasur lu dengan cara gue taruh guling dan gue selimuti pakai selimut kesayangan lu itu. Terus, lantai kamar lu gue lumuri minyak, dan ga jauh dari minyak itu gue taruh beberapa pecahan kaca."

"Lu gila, Ric?" tanya Jaemin melotot tak percaya.

"Ga, gue waras. Gue tahu setelah Soobin koar-koar kemarin di koridor kelas XI, ada orang yang ga suka sama Soobin, dan bahkan dia berencana buat ngebunuh Soobin kemarin malam dengan alasan antara kebencian dan pengen buat Soobin tutup mulut untuk selamanya. Kebencian itu sendiri bisa muncul karena orang itu ga suka sama Soobin, yang entah memang dari dulu gitu atau dia memang ga suka sama cara bicara Soobin kemarin. Terlebih lagi, disatu sisi Soobin itu kaya nyalahin Kak Mark dan teman-temannya," jelas Eric pada keempat temannya itu.

"Berarti lu udah prediksiin semua ini, kan? Terus dari kejadian ini apa yang lu bakal dapat, Ric?" tanya Jeno yang menatap Soobin dan Eric bergantian.

"Gampang aja. Kita simpulkan bahwa Soobin adalah target mereka yang selanjutnya. Karena target sebelumnya itu Kak Mark dan yang lain. Jadi, kalau memang kalian pengen tahu pelakunya, kalian bisa perhatiin orang yang hari ini datang ke sekolah dengan tangan yang diperban," ucap Eric diakhiri dengan senyuman manisnya.

"Separah itu? Sampai diperban?" tanya Jaemin kaget.

"Gue yakin pecahan kaca itu efeknya besar banget dan ga menutup kemungkinan buat lukanya jadi lebih lebar mengingat ukuran pecahan kaca yang gue taruh itu agak besar dan memang setajam itu. Jangan lupakan mereka yang juga bakal kesulitan duduk, karena minyaknya bakal buat mereka kepleset. Parahnya tulang ekor mereka bisa retak, sih," kata Eric lagi yang sukses membuat Jeno, Sunwoo, Jaemin, dan Soobin menganga tak percaya mendengar efek dari jebakan yang Eric telah buat.

"Oiya, Soobin.. Lu udah lihat di kamar lu ada apa aja?" Eric bertanya lagi, tapi kali ini dibalas gelengan oleh Soobin.

"Gue belum cek apa-apa, bahkan keadaannya masih acak-acakan gitu. Gue ga sempat, keburu telat ke sekolah,"

"Mana sempat, keburu telat," sela Jaemin dengan nada julidnya yang dibuat-buat.

"Nanti sampai rumah, tolong cek kolong kasur lu, okay? Kalau ada sesuatu, langsung foto dan kirimnya ke e-mail gue. Jangan lewat aplikasi chat lainnya, paham?" kata Eric sambil menatap Soobin intens.

Soobin mengangguk sebagai balasan dan beranjak dari sofa, hendak pergi meninggalkan rooftop untuk kembali ke kelasnya. Tapi, ia memutuskan untuk menoleh lagi kearah empat pemuda yang ada di rooftop itu.

"Dua hari lagi kita udah libur semester gasal, gue bakal buat pengumuman tentang Open Recruitment pengurus Osis masa bakti selanjutnya. Gue harap Sunwoo mau mencalonkan diri jadi ketua Osis. Setidaknya sekolah ini bisa makmur, kan?" tanyanya sambil sedikit tertawa. Sedangkan yang namanya disebut tersentak kaget dan menatap Soobin dengan tidak santai.

"Gue jadi ketua Osis? Mimpi lu? Ya lu pikir aja, visi gue foya, misi gue foya, masa iya nanti gue buat visi misi foya-foya? Gue tahu gue sultan tapi ga gitu caranya ya!" sahutnya lantang tak terima.

Yang lainnya hanya tertawa melihat percakapan dua orang itu. Akhirnya Soobin dengan segera keluar dari sana dan menuju ke kelasnya. Keempat orang lainnya juga sama demikian, hendak berjalan menuju kelasnya. Tapi, suara Eric menghentikan mereka sebentar.

"Arashya, Jeno, Jaemin ingat awasi sekitar kalian. Lihat juga siapa yang hari ini duduknya aneh karena kesakitan dan ada perban yang melilit ditangannya. Dan, Jeno tugas lu dimulai besok, gue yakin." Eric berucap tegas yang diangguki semua temannya itu.





















halo halo
gue update!!
sampai disini, gue mau nanya dong, kalian ada curiga sama siapa?
menurut kalian siapa pelaku yang mau bunuh Soobin?




Alarice Erica
17/3/23

Saranjana: The Lost CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang