32. Akhir Dari Segala Akhir

186 14 2
                                    


Hyunjin dan yang lainnya turut untuk membantu mereka menyadarkan Jeno, Jaemin, Changbin, dan juga Mark yang masih pingsan. Mereka berhasil membawa keempatnya menuju tempat yang sekiranya aman saat perhatian Hyunsuk dialihkan oleh teriakan tadi.

"Jen, bangun!" bentak Eric sambil menepuk pelan kedua pipi Jeno dan menyeka darah dari sudut bibir kakaknya itu yang mulai mengering.

Sunwoo juga melakukan hal yang sama dengan Eric setelah dia membuka ikatan kain yang terbentang menutupi mulut Jaemin dan Mark. Sedangkan Hyunjin menatap nanar pada Changbin.

Dia menarik rambutnya sendiri secara tiba-tiba. "Ga! Ga! Kak Changbin kaya gini gara-gara gue! Gue ga bisa jadi adik yang baik! Gue ga pantas untuk dapat pengampunan!" Rancaunya sembari menatap Changbin yang terbaring lemas di tanah.

"Hyunjin! Bukan waktunya lu menyesal sekarang! Semua udah terlanjur dan lu ga bisa memutar waktu buat ngulang semuanya!" Bentak Yeonjun menyadarkan Hyunjin. "Mending lu bantu gue buat hadapin si Hyunsuk. Gue takut ada korban yang ga bersalah bakal kena imbasnya!" seru Yeonjun lagi yang membuat Hyunjin bangkit dari duduknya.

"Masalah Changbin biar gue yang urus, lu pergi aja sama Yeonjun," ucap Yohan yang kini mengambil alih pekerjaan Hyunjin untuk menyadarkan Changbin.

Kedua orang tadi berlalu pergi dari tempat itu. Mereka berjalan perlahan menuju ke kerumunan itu. Berusaha agar Hyunsuk tidak melihat dan menyadari keberadaan mereka. Sedangkan sisanya masih tetap ditempat untuk menyadarkan mereka yang masih pingsan.

"Ric, ini gimana? Mereka ga sadar juga," tanya Sunwoo takut karena tidak ada pergerakan dari keempatnya.

"Gue rasa mereka sempat sesak nafas, mengingat kotak tadi terlalu sempit untuk empat orang. Detak jantung Jeno agak melemah," balas Eric setelah memeriksa nadi Jeno dan merasakan denyutnya yang lemah.

Yohan bangkit dari duduknya dan kembali lagi dengan seember air yang kebetulan ada dibawah kran air dekat sana. "Ga mempan kayanya cuma gitu doang, mending diguyur aja. Lumayan kan, mereka juga udah lama ga mandi," ucap Yohan dan langsung menyiramkan air itu pada mereka yang berbaring.

"YA TUHANKU! DARI MANA ASALNYA BANJIR INI?!" Teriakan yang memekakkan telinga ini akhirnya terucap dari Jaemin yang pertama kali sadar.

"PUJI TUHAN!!" Teriakan Mark juga tak kalah lantangnya dengan Jaemin tadi.

"Puji Tuhan! Syukur kalian udah bangun, berarti sekarang tinggal Jeno sama Kak Changbin doang yang belum sadar," kata Sunwoo yang membuat Jaemin dan Mark bertatapan.

"Jen! Bangun!" Entah ini sudah yang ke berapa kalinya Eric menepuk pipi Jeno dan usaha Yohan yang mengguyur Jeno juga tidak berhasil.

Akhirnya Eric menghela nafasnya kasar, "JENO! BANGUN! HYUNSUK MAU BUNUH LU SAMA GUE!"

Ternyata teriakan terakhir itu dengan segera dapat membangunkan Jeno. Dia langsung terbangun karena kaget. Setelah sadar dia malah merasa linglung.

"Mana Hyunsuk? Katanya mau bunuh lu sama gue? Kok kita masih hidup?" tanya Jeno dengan polosnya sambil menatap Eric.

"Jadi lu berharap kita beneran mati gitu?" tanya Eric kesal.

"Fiks, setelah ini beneran gue bakal bakar Kota Saranjana ini!" kata Jeno membangun tekad kuat dalam dirinya.

"Ga waras lu, Jen!" bentak Yohan.

"Awalnya gue memang waras, tapi sekarang gue jadi gila gara-gara pemikiran aneh kembaran gue sama cara-caranya Sunwoo." Jeno beranjak dan mengepalkan tangannya emosi.

"Lu berdua malah ribut, anjir! Gue tumbalin beneran, modar lu! Ini bantuin mikir Kak Changbin." Sunwoo akhirnya turun tangan untuk menengahi perdebatan tak bermutu dari si kembar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Saranjana: The Lost CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang