13. Informasi

105 14 4
                                    

.
.
Happy Reading!
.
.









Jemari Eric dengan lincah menjelajahi huruf demi huruf yang ada pada keyboard laptopnya. Kedua alisnya ditekuk dan wajahnya sangat serius. Benar-benar membuat ketiga pemuda tampan lainnya menjadi gugup sekarang.

Tak lama kemudian, sesuatu muncul dilayar laptop Eric. Seketika layar laptop itu penuh dengan tulisan yang tidak bisa mereka pahami hanya dengan sekali membaca. Jadi, mau tidak mau Eric harus menunjukkan dan menjelaskan pada mereka bertiga.

"So? Kita mulai dari mana?" tanya Eric sambil memutar posisi laptopnya menghadap ke teman-temannya.

"Lu mau jelasin dari awal?" tanya Jeno sedikit ragu jika mendapat penolakan dari adiknya.

Eric menghela nafas panjang, dan mulai menunjuk ke satu titik. "Oke, ini semua berawal dari sini. Kasus pertama, yaitu hilangnya empat siswa SMA 8 Bogor yang kita ketahui dari kejadian Hyunsuk dan Hyunjin di depan kelas, kemudian disusul dengan penjabaran dari Soobin. Apa yang kalian ingat?" tanya Eric memandangi satu persatu diantara mereka.

Sunwoo mengangkat sebelah alisnya, "satu hal yang bakal gue ingat terus. Berita tentang hilangnya mereka sama sekali ga dipublish sekolah. Dan Soobin sendiri ragu sama status mereka yang entah hidup atahu mati," jawab Sunwoo mengingat segala hal yang dia dapatkan beberapa waktu lalu.

"Terus apa yang lu dapat setelah bantu Soobin buat ngumpulin kertas-kertas yang sengaja lu jatuhin waktu itu?" tanya Eric lagi.

Sunwoo menepuk keningnya pelan, "oiya, satu hal lagi yang hampir gue lupain. Di kertas itu ada lembaran yang isinya foto Kak Marka, Kak Changbin, Kak Yohan, dan Kak Yeonjun. Gue agak lupa isinya apa, tapi judulnya gue ingat dengan pasti."

"Apa judulnya?" tanya Jaemin yang terfokus pada Sunwoo.

"Empat Siswa SMA 8 Bogor yang Berencana Menghabiskan Liburan Sekolah, Namun Hilang Entah Kemana?" tanya Eric diselingi tawa kecil.

"Lu cuma nebak atau gimana, Ric?" tanya Sunwoo sedikit terkejut.

Eric terkekeh kecil ketika melihat ekspresi Sunwoo yang terkejut itu, "asal nebak gue, Rash," balasnya singkat.

"Cenayang lu? Judulnya memang itu," kata Sunwoo yang kali ini mengejutkan Eric, Jeno, dan Jaemin.

"Judulnya kedengaran dibuat sama orang amatiran, kan? Kalau memang misalkan dibuat sama orang yang benar-benar berkecimpung dalam jurnalistik atau pemberitaan, pasti judulnya bakal lebih bagus lagi? Bahkan Eric sendiri bisa buat yang lebih daripada itu," tanya Jeno sambil menunjuk ke arah laptop Eric yang menampilkan informasi tentang lembaran itu.

"Oke, itu praduga pertama yang masuk akal. Kalau misalkan memang sengaja dibuat untuk konsumsi publik, pasti itu bakal ditempel di mading sekolah," balas Eric setelah mengetik informasi yang diucapkan Jeno tadi.

"Itu pertama? Terus selanjutnya gimana, Ric?" tanya Jaemin sambil mengingat kejadian yang pernah dia alami sebelumnya.

"Yang kedua, lu pada harus perhatiin. Kejadian itu sekitar dua minggu lalu, tapi kenapa Hyunsuk baru ke trigger seminggu yang lalu? Ada rentang waktu antara kejadian itu sama yang dia datang buat cari Hyunjin," kata Eric sambil menunjuk pada halaman berikutnya di laptop.

"Entah kenapa gue ngerasa aneh sama Hyunsuk ini," ucap Jeno pelan yang hampir tidak terdengar.

"Jelasin aja dulu semua, Ric," ucap Sunwoo sambil meregangkan otot-ototnya yang agak keram.

"Oke, jadi banyak hal janggal intinya. Kabar yang ga dipublish, jeda waktu antara kejadian hilang dan kejadian di kelas, racun di es teh, kemudian rencana pembunuhan Soobin, dan ya tiket liburan kita sekarang pun patut dicurigai," jelas Eric sambil menatap laptop dan teman-temannya bergantian.

"Oiya, gue keingat sama kasus ke kunci dikamar mandi yang mana saat itu posisi gue sendirian," kata Jaemin sambil menjentikkan jarinya.

"Jadikan itu mudah, Na. Pelaku mau buat rencana lain. Lu ingat sama minyak yang berceceran di lantai koridor?" Mereka mengangguk mengiyakan pertanyaan Eric.

"Itu kejadiannya di hari yang sama dengan lu ke kunci di kamar mandi. Gue bakal susun kronologinya."

"Saat itu, lu lagi ke kamar mandi buat ganti baju yang mana setelah itu lu bakal ke kelas buat nyamperin Hyunjin yang satu ekskul sama lu di basket. Waktu itu, Jeno izin karena nemenin gue dan Sunwoo buat beli surprise buat ulang tahun bunda gue. Kalau aja lu ga dikunci di kamar mandi, lu bakal lihat siapa pelakunya. Secara kasar lu pasti pergokin dia dan bakal baku hantam sama dia, maka dari itu dia kunci lu di kamar mandi dan buat keadaan lu jadi chaos. Ketika lu keluar, lu bakal lupa dengan tujuan awal lu yang mau cari Hyunjin ke kelas. Benar aja, waktu itu lu langsung lari ke lapangan. Terus orang-orang bilang lu kaya kesetanan," ucap Eric panjang lebar dan membuat Jaemin mendengus sebal mendengarnya.

"Lu tahu dari mana semua itu?" tanya Jeno merasa aneh dengan penjelasan Eric.

"Adik lu punya intel pribadi, Jen." Kata-kata Sunwoo berhasil membuat Jeno menatapnya tak percaya.

"Arashya terlalu melebihkan! Gue tahu semuanya karena waktu itu ada Renjun yang ngawasin mereka. Renjun belum tahu pelaku itu siapa, karena dia pakai pakaian serba hitam dan pakai masker juga," jawab Eric yang kini mematikan laptopnya.

Sunwoo menepuk tangannya sekali, "nah, sekarang pertanyaan gue, pelakunya itu ngincar siapa sebenarnya? Siapa yang bakal lewat dan jatuh di koridor karena minyak itu?" tanyanya bingung.

"Ini permainan, Rash. Tentu yang dia incar itu Hyunjin. Ini pembalasan dendam," ucap Eric final yang membuat ketiganya kembali mengernyit tak mengerti.

"Intinya, kalian semua natural aja nanti kalau ada kejadian apapun yang bakal nimpa kita. Buat seolah-olah kalian ga curiga tentang apapun. Dan, gue punya tugas buat kalian semua," lanjut Eric. Ketiga lainnya hanya mendengarkan dengan seksama rencana Eric kali ini.

"Jeno, jaga emosi lu, jangan terlalu dingin juga. Lu harus bisa baca situasi dan memperkirakan apa yang bakal terjadi. Gue mohon lu buat ngelindungin kita semua disini," pinta Eric yang dibalas anggukan singkat oleh Jeno.

"Na, gue harap lu bisa ngumpulin informasi lagi tentang tempat yang bakal kita datangi setelah ini. Entah lu cari informasi dari siapa, gue bebasin cara kerja lu. Gue juga minta lu ngebackup Jeno buat ngawasin situasi dan cari informasi juga di tempat kita berakhir nanti."

"Dan untuk Arashya, gue minta lu tanya ke siapapun tentang orang dengan inisial HHP ini, gue curiga banget sama dia. Apalagi setelah Renjun sama Nana yang bobol ruang arsip, dan Renjun nemuin berkas dengan nama H. Hans Pramudya, tapi tanpa foto yang jelas dan informasinya juga sedikit banget. Gue harap lu bisa memperkirakan siapa orang itu dan dia gimana."

Kata-kata Eric tadi bagaikan perintah bagi mereka semua. Jujur, mereka ingin hidup damai tanpa masalah, tapi tanpa sadar malah masalah yang menghampiri mereka. Jadi mau tidak mau mereka harus menuntaskan semua yang telah terjadi.

















halooo
Senin yang melelahkan bukan?
wkwk, tetap semangat yaaa!
hari ini double up!
sampai di part ini kalian udah curiga sama siapa aja coba?
oiya, ini masih harinya Hwang Hyunjin yahh 🥳







Alarice Erica
20/3/23

Saranjana: The Lost CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang