07. Target Selanjutnya

126 15 1
                                    

.
.
Happy Reading!
.
.







Hari ini, rencana pertama akan dimulai. Sesuai urutan aksi, berarti kali ini yang akan memulainya adalah Sunwoo.

Sunwoo berjalan menyusuri koridor kelas XI dengan perasaan yang tidak dapat didefinisikan. Sudut matanya terus menatap seseorang yang duduk bersandar di kursi panjang dekat UKS dengan ponsel digenggamannya.

Sunwoo menghela nafasnya berkali-kali dan tetap melihat kepada orang itu. Awalnya dia kira orang itu akan menemaninya, tapi nyatanya hanya mengawasi dia dari jauh. Sunwoo jadi agak takut, karena sedikit saja kesalahan yang dia perbuat, akan mempengaruhi keberlanjutan rencananya.

Sesekali ia menatap koridor yang ia susuri, dan kemudian beralih lagi pada seseorang yang duduk itu. Tiba-tiba saja ponsel Sunwoo berbunyi.

Ting!

Ada sebuah pesan masuk. Sunwoo dengan cepat merogoh saku celananya dibagian kanan dan mengambil ponselnya. Dia berdecak kesal setelah membacanya.

"Lu jangan lihatin gue terus, fokus sama tujuan lu. Gue tahu gue ganteng! Gausah lihatin gue kaya gitu, nanti ada yang curiga." Begitulah sekiranya isi pesan yang diterima Sunwoo.

Dan pengirimnya tidak lain dan bukan adalah Eric. Ya, dialah orang yang mengawasi Sunwoo dari dekat UKS itu.

Kini, Sunwoo kembali fokus pada tujuannya. Sedikit menyebutkan nama-nama hewan di kebun binatang, sebab orang yang harusnya ada disini dan ia temui belum terlihat juga batang hidungnya. Ia menghembuskan nafasnya kasar. Sepertinya akan gagal, begitu pikirnya.

Drap! Drap! Drap!

Tiba-tiba seseorang muncul dari balik pintu ruang Osis dengan kondisi memprihatinkan. Baju kemeja putihnya keluar, wajahnya kusam, rambutnya sedikit berantakan, dan jangan lupakan bagian sekitarnya menghitam seperti panda. Siapapun bisa langsung tahu kalau pemuda ini memiliki waktu tidur yang tidak beraturan.

Dia melangkah agak cepat keluar ruangan dengan membawa setumpukan kertas ditangannya. Sunwoo yang melihatnya hanya tersenyum miring. Dalam hatinya ia merapalkan doa agar rencananya berhasil. Sunwoo segera berdiri di depan orang itu dengan berpura-pura bermain ponsel sambil berjalan.

Gubrak!!

Berhasil. Kata Sunwoo dalam hatinya. Ia dengan sengaja menabrakkan dirinya dengan orang itu dan membuat tumpukan kertas yang dibawa menjadi berhamburan di lantai.

"Aduh! Eh, sorry sorry. Gue ga sengaja," kata Sunwoo yang dengan sedikit drama ikut jatuh dilantai. Ia bangkit dan membantu orang didepannya untuk berdiri.

"Arkana Sunwoo Arashya! Lu kalau jalan lihat-lihat dong!" bentak orang yang ditabrak Sunwoo. Pemuda itu bernama Davian Soobin Athala, yang kerap disapa Soobin.

"Iya, gue minta maaf. Gue keasikkan main hp soalnya," sahut Sunwoo sambil membantu mengambil kertas-kertas dilantai. Dengan santainya, ia memunguti kertas itu dan membaca semuanya, lalu menyimpan semua informasi dikepalanya.

Soobin hanya terdiam dan berdecak. Dia berdiri sambil berpangku tangan, tidak berniat sama sekali untuk membantu Sunwoo.

Untuk apa? Begitu pikirnya. Toh juga Sunwoo yang salah, kan?

"Gue lihat kayanya lu lagi stress banget, ada masalah?" tanya Sunwoo yang masih fokus memunguti kertas.

Soobin menghela nafas panjang, "iya, banyak lagi, stress gue," jawabnya sambil sedikit menguap. Sangat terlihat kalau orang itu benar-benar menahan kantuknya.

Saranjana: The Lost CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang