05. Rooftop

154 16 2
                                    

.
.
Happy Reading!
.
.




Setelah dikirimi pesan kemarin malam, keempat pemuda tampan itu memutuskan untuk bertemu di rooftop sekolah pada pagi hari sebelum bel masuk berbunyi. Mereka semua benar-benar ingin membahas mengenai pesan yang dikirim oleh Sunwoo kemarin.

Jaemin sempat ingin mengajak mereka untuk langsung berkumpul kemarin, tapi mengingat kondisinya baru pulang sekolah dan kebetulan kemarin mereka berempat ada kegiatan ekstrakurikuler yang berbeda di jam yang bersamaan. Jeno dan Jaemin yang mengikuti ekstrakurikuler basket. Sunwoo yang ikut sepak bola, dan Eric yang ikut baseball yang mana ketiga kegiatan itu benar-benar dilakukan kemarin dan bersamaan. Akhirnya ia mengurungkan niatnya untuk mengajak berkumpul karena dia yakin teman-temannya pasti kelelahan.

Saat ini, mereka sudah ada di rooftop yang ada di atas gedung kelas mereka. Mereka memberikan waktu kepada Sunwoo menjelaskan maksud dari pesan yang dia kirimkan semalam di grup chat mereka.

Duduk melingkar adalah posisi yang tepat untuk berkumpul dan mendiskusikan hal janggal tersebut.

"Jadi? Gimana?" tanya Jeno mengawali percakapan mereka.

Sunwoo menarik nafasnya dalam-dalam sembari mengingat apa yang dikatakan lawan bicaranya kemarin.

"Jujur.. gue ga tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dari kemarin gue berusaha mencerna semua omongan orang aneh itu, tapi sulit bagi gue," ucapnya lirih. Eric yang ada disebelahnya langsung merangkul Sunwoo berusaha menenangkannya.

"Gapapa, bukan salah lu kalau lu ga bisa ngerti apa yang orang itu jelasin ke lu. Setidaknya lu bisa ceritain detail yang dia bilang kemarin, gue pasti bisa sederhanain kalimatnya. Gue juga tahu kalau lu punya ingatan yang tajam untuk mengingat detail kecil yang bahkan orang lain ga bisa, termasuk gue sendiri," ucap Eric berusaha untuk menyemangati temannya itu.

Sunwoo tersenyum kecil dan mengangguk, "intinya kemarin dia bilang ke gue, kalau Kak Mark, Kak Changbin, Kak Yohan dan Kak Yeonjun itu hilang setelah punya niat buat menyelidiki suatu tempat dan Kak Mark pengen buktiin bahwa itu sebuah kebenaran atau cuma akal-akalan aja."

Jaemin meringis mendengar penjelasan Sunwoo itu, ia juga ingat beberapa waktu ini ia tidak pernah lagi bertemu dengan empat orang itu, padahal mereka sering nongkrong di kantin dan membahas banyak hal bersama.

"Itu beneran hilang?" tanya Jaemin menyelidiki.

"Kalau hilang ya mestinya dicari, lah. Ini kok malah pada diam? Di sekolah inipun ga ada informasi tentang kemana mereka pergi, kan? Cuma dinyatain kalau mereka ga pergi ke sekolah untuk beberapa waktu." Jeno sedikit memijit pangkal hidungnya, berusaha menggabungkan intuisinya tapi karena memang bukan keahliannya, jadi dia tidak bisa.

"Lanjut dulu," kata Eric pelan dan dibalas anggukan singkat oleh Sunwoo.

"Gue juga sempat berpikir gitu, tapi gue tepis itu untuk sesaat. Gue tanya balik ke orang itu, logikanya dia itu tahu semua rekam jejak teman-temannya yang hilang, tapi kenapa dia ga ikutan hilang, kan? Tau ga alasan dia apa?" tanya Sunwoo diakhir perkataannya.

"Apa? Dia cuma diceritain itu sama orang lain?" tanya Jeno penasaran.

"Dia berbohong," ucap Eric pelan yang nyaris tidak terdengar, tapi Sunwoo masih bisa mendengarnya.

"Dia bilang kalau waktu itu Kak Changbin ceritain tentang tempat yang pengen mereka buktiin pas mereka semua lagi jenguk dia. Katanya dia masuk rumah sakit waktu itu," jelas Sunwoo sambil sedikit mengingat.

Eric dan Jaemin tersenyum miring di waktu yang bersamaan. Jeno jadi aneh melihat keduanya dan bertanya, "kalian berdua kenapa?" tanyanya.

"Jaemin?" tanya Eric yang belum melunturkan senyumnya.

Saranjana: The Lost CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang