12. Keberangkatan

115 13 4
                                    

.
.
Happy Reading!
.
.








Hari yang sebenarnya telah ditunggu oleh Eric akhirnya tiba. Mereka berempat sudah bersiap untuk keberangkatan hari ini. Hanya berbekal dengan sebuah tas ransel yang didalamnya berisi beberapa pakaian dan juga laptop, mereka berangkat menuju bandara sesuai dengan tiket yang didapatkan dari Hyunsuk.

Perjalanan yang agak panjang itu mereka selingi dengan canda tawa. Benar-benar wajah segar dalam menyambut liburan semester, mungkin begitulah yang dapat menggambarkan keadaan mereka saat ini.

Selama menunggu penerbangan di bandara, mereka menghabiskan waktu untuk mengumpulkan segala informasi tentang tempat yang akan mereka tuju. Entah tempat apa namanya. Tapi mereka sangat takjub ketika mengetahui kalau tempat yang mereka tuju itu adalah sebuah pantai yang indah.

Sejenak mereka bertiga melupakan kenapa mereka akan pergi ke tempat itu, kecuali dengan Eric. Dia selalu bergelut dengan isi pikirannya mengenai peristiwa yang kemungkinan akan mereka alami nanti disana. Tak terkecuali juga dengan kejadian yang telah berlalu.

Mulai dari kejadian empat siswa hilang dan tak kembali hingga sekarang, namun pihak sekolah menutup rapat tentang kabar tersebut. Kemudian disusul dengan kejadian Hyunsuk yang datang dengan marah ke kelas mereka, seakan-akan ingin menghabisi Hyunjin kala itu.

Lalu, tentang percobaan pembunuhan Soobin. Eric ingat tadi pagi Soobin telah mengirimkan sebuah pesan melalui e-mail padanya. Jeno, Sunwoo, dan Jaemin juga sudah diberitahu. Dan benar saja, Soobin menemukan sebuah pisau ditolong kasurnya. Tak sampai disana, ternyata terdapat juga sebuah pisau yang tampaknya terlempar ke sebelah lemari pakaian Soobin yang letaknya tidak jauh dari ranjang.

Perkiraan Eric ternyata benar kalau pelakunya ada dua orang. Semakin menjadi-jadilah mereka sekarang. Karena kasus ini sangat berbelit dan hingga sekarang pelakunya masih berkeliaran bebas diluar sana.

"Halo kawan-kawanku, bagaimana keadaan kalian sekarang? Kita bakal liburan nih, masa diam-diam aja? Ayo ghibah.." ajak Jaemin dengan lantang. Jaemin duduk diseberang sana bersama Jeno.

Sedangkan Eric duduk bersama Sunwoo sembari memberikan semua informasi yang telah dikumpulkan. Setidaknya, ia bisa menggunakan kemampuan mengingat Sunwoo yang sangat baik dalam kasus ini. Eric mengambil ponselnya dan memperlihatkannya pada Sunwoo. Disana ada sebuah e-mail yang dikirimkan oleh Renjun tentang dua pemuda yang satunya tidak asing bagi mereka dan satunya lagi dia tak tahu itu siapa.

Eric meminta pada Sunwoo agar tidak memberitahu apapun pada Jeno dan Jaemin untuk saat ini. Dan Sunwoo juga menyanggupinya.

"Ghibah kalau topiknya ga menarik, gue ga ikutan," sahut Jeno sambil memejamkan matanya.

"Rajin-rajin baca buku dong biar otaknya ada isi, jangan ghibah doang dikencengin. Eh, by the way bahan ghibah terbarunya apaan?" tanya Eric dan akhirnya didorong oleh Sunwoo.

"Maksud lu gimana? Ngatain tapi mauan," balas Sunwoo sinis.

"Ghibah versi gue kan cuma sekali seminggu, beda! Kalau Nana gitu kan ghibahnya tiap hari. Kalau dibandingin dosanya Nana ada tujuh, sedangkan gue cuma ada satu," balas Eric sambil merapikan rambutnya. Yang lain hanya memutar bola matanya malas, sangat hafal dengan kelakuan Eric yang diluar nalar.

"Ini, gue baru cek hp. Ternyata, sebelum berangkat ada yang kirim pesan ke gue," jelas Jaemin di awal sambil mengotak-ngatik ponselnya mencari pesan tersebut.

"Dari siapa memang?" tanya Sunwoo yang kini fokus pada Jaemin.

Jaemin mengulurkan tangannya yang menggenggam ponsel ke arah Eric dan Sunwoo, "dari Renjun," balasnya.

"Dia dapat informasi kalau tempat yang didatangi Kak Marka dan yang lainnya itu sama kaya tempat yang kita tuju sekarang?" tanya Sunwoo yang fokus membaca pesan di ponsel milik Jaemin.

"Masa iya, sih?" tanya Jeno.

"Kalau semisal mereka juga datang ke tempat yang sama ini, gimana cara mereka ke sana? Apa sama kaya kita?" lanjut Jeno.

"Kita dikasih tiket sama Hyunsuk itu, masa mereka juga dikasih?" tanya Jaemin sambil mengetuk-ngetuk dagunya, sedikit berpikir.

"Ga mungkin sih kalau kata gue. Kalau Hyunsuk yang kasih juga, mereka harusnya curiga dong? Kan Hyunsuknya ga mau ikutan," balas Sunwoo sambil mengambil posisi ternyaman dan bersiap untuk memejamkan matanya.

"Sunwoo benar, dan ya gue punya analisa sendiri."

Kata-kata Eric berhasil mengalihkan atensi ketiga pemuda itu. Sunwoo yang tadinya sudah memejamkan mata, kini menoleh dan menaruh perhatian penuh pada Eric disebelahnya.

"Apa?" tanya Jaemin yang benar-benar penasaran.

"Gue bilang pelakunya dua orang, kan? Gue pikir mereka kerja sama buat ini, ya walaupun ga seratus persen pure kerja sama mereka," balas Eric yang sekarang mulai menghidupkan laptopnya.

"Mau ngapain, Dik?" tanya Jeno yang setia memantau gerak-gerik adik kembarnya itu.

"Gue udah cape, jadi bakal gue jelasin dulu apa yang udah gue temuin, dan apa yang udah gue gabung sama informasi yang Sunwoo dan Jaemin temuin kemarin-kemarin," jawab Eric serius yang membuat Jeno, Sunwoo, dan Jaemin menjadi tegang seketika.

Untuk pertama kalinya mereka berada didalam keadaan yang begitu serius. Sampai-sampai menelan ludah saja terasa sangat sulit.


















halo halo
gue update!
Selamat hari Senin, Semangat!
hari ini gue udah libur wkwk
ini wattpad error atau gimana sih?
jelas-jelas gue online, masa dibilang offline :(

btw, hari ini Hwang Hyunjin ulang tahun yaaa 🥳







Alarice Erica
20/3/23

Saranjana: The Lost CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang