4

4.7K 388 14
                                    

_TP_

"Mah," panggil Chika.

"Mah~" panggil Chika lagi.

"Sayang, kamu pulang?" Mamah Chika muncul dari arah dapur. Segera menghampiri sang anak dan memeluknya. "Kamu ga papa kan sayang? Ga ada yang luka?" Mamah Chika memperhatikan badan Chika apa ada yang terluka atau tidak.

"Nggak ada mah. Semalem Chika langsung pergi dari rumah. Chika takut kalau di pukul Robby yang tempramental itu," jelas Chika, "Chika ga mau tau. Keputusan Chika udah bulat mah. Chika bakal ceraiin Robby," lanjut Chika.

"Kamu yakin sayang? Pernikahan kamu bahkan masih seumur jagung," kata Mamah Chika.

"Chika ga peduli. Mamah tega kalau suatu hari nanti aku di apa-apain sama Robby kalau masih tetap mempertahankan pernikahan ini?" tanya Chika.
Mamah Chika menggeleng. "Nggak kan? Jadi tolong dukung aku buat bisa cerai sama Robby. Aku juga ga peduli lagi kalau nanti Papa bakalan marah sama keputusan aku. Udah cukup papa jadiin aku tumbal buat perusaahanya itu," ungkap Chika.

"Yaudah-yaudah. Kamu sekarang bersih-bersih terus makan."

"Papah mana mah?" tanya Chika.

"Udah berangkat, dia ada meeting pagi," jawab Mamah Chika.

"Yaudah. Chika ke kamar dulu."

"Iya sana."

Di tempat lain, di kantor Kuyang Express tempat pengiriman paket sudah ramai pegawai yang memulai pekerjaannya. Tak lain dengan Zeendy yang kini absen terlebih dahulu sebelum memulai bekerja.

"Baru dateng Zeen?" tanya Freya teman Zeendy yang bertugas di bidang pendataan paket yang harus di kirim.

"Iya Fre."

"Udah sarapan belum?" tanya Freya.

"Udah tadi di rumah."

"Oalah yaudah, kalau belum tadi si Mirza bawa ketoprak masih satu bungkus," kata Freya.

"Udah kok, udah sarapan kok gua," jawab Zeendy.

"Yaudah. Siap-siap gih, ada banyak paket yang harus lo kirim hari ini."

"Siap, ndoro Freya. Tugas akan saya laksanakan," kata Zeendy sambil memperagakan gerakan hormat.

_TP_

"Gimana caranya gue bisa ketemu Zeendy lagi?" Monolog Chika. Kini dia sedang rebahan di atas kasur. Sambil menunggu masakan mamah-nya jadi, dia memikirkan sesuatu.

"Ck, kok bisa sih gue pakek segala lupa minta nomor dia. Lupa jalan ke rumah dia juga. Pelupa banget sih." Chika memukul-mukul pelan kepala-nya sendiri.

"Apa gue pesen barang online lagi aja di Toko Ghoib?"

"Ah, boleh juga gue beli barang di sana lagi. Siapa tau bakalan bisa ketemu Zeendy lagi."

Chika mulai membuka aplikasi belanja online yaitu Shepi Go. Mengetik di penelusuran Toko Ghoib. Setelah menemukan, dia menggulir layar ponselnya, mencari barang yang ingin dia beli.

"Gua enaknya beli apaan ya? Ga ada yang cocok ah. Beli es batu aja apa ya?"

Chika terus menggulir beranda, mencari-cari barang. "Beli corong item aja apa ya? Buat mamah, dia kan suka masak pakek corong merah. Biar punya warna lain, gue beli warna item aja deh. Fiks sih, gue beli nih," monolog Chika. Tanpa pikir panjang, dia langsung men check out corong itu lalu memilih pembayaran via Indoapril.

"Oke, tinggal tunggu datengnya kapan. Semoga bisa ketemu Zeendy lagi deh."

"Chika, keluar sayang. Ayo sarapan," panggil Mamah Chika.

"Iya mah," saut Chika. Dia bangkit dan keluar kamar untuk makan. Padahal tadi dia sudah makan bubur ayam di rumah Zeendy, tapi sekarang udah mau nambah sarapan aja.

_TP_

Jam menunjukkan pukul sebelas siang. Cuaca hari ini cukup panas. Zeendy berhenti di pinggir jalan untuk beristirahat dan memesan es buah. Sangat cocok minum es buah di cuaca yang panas dan gerah seperti ini. Kini dia menunggu pesananya jadi.

Tilulit~ tilulit~

Aikh~ aikh~ aikh~

Ay ya ya bang jali naik jablay~

Suara ponsel Zeendy berbunyi tanda ada sebuah telfon masuk. Zeendy segera mengangkatnya.

"Halo?"

"Halo Zeendy."

"Iya Mi, ada apa?"

"Ga papa. Mami kangen sama kamu sayang. Kapan pulang, udah dua bulan lebih kamu ga pulang," kata Mami Zeendy.

"Maaf mie, Zeendy masih sibuk kerja. Kan Mami tau sendiri Zeendy kerja apa. Bulan ini deh Zeendy usahain buat ambil cuti," kata Zeendy.

"Beneran ya sayang? Mami kangen banget sama kamu. Cepet pulang ya."

"Iya mami, Zeendy janji."

"Yaudah mami tutup dulu, jaga kesehatan kamu di sana ya sayang. Maaf kalau ganggu kamu kerja."

"Nggak kok mi, ga ganggu, Zeendy juga lagi istirahat."

"Yaudah, mami tutup ya."

"Iya mi."

Tut!

Telfon usai.

"Mas, es nya," ucap Penjual es buah.

"Ah, iya pak. Makasih," balas Zeendy. Zeendy mengaduk es miliknya, lalu menyendok es itu dan memasukkan ke dalam mulutnya. Rasa dingin di mulut dan di tenggorokan sampai ke dalam perut dia rasakan. Rasanya sungguh segar sekali es buah ini. Dia menikmati es buah itu sendiri sambil melihat pemandangan motor yang melaju.


















Sekiann!

Tak bosan-bosan gue ucapkan mon maap klo ada typo:)

Tukang Paket [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang