22

3K 295 14
                                    

_TP_

Om telolet om~

Om telolet om~

Nada dering ponsel Zeendy sedari tadi terus berbunyi. Namun, tak ada jawaban dari Zeendy. Chika yang menelpon itu pun dibuat kesal. Dia terus berusaha menelpon Zeendy, meski sudah kesal bahkan raut wajahnya seperti ingin melahap orang hidup-hidup.

Zeendy yang baru keluar dari kamar mandi langsung bergegas mengambil hp nya dan mengangkat panggilan dari Chika.

"Halo?"

"WOI! ANJIR! LO KEMANA AJA? DI TELPON LAMA BANGET NGANGKATNYA? LO UDAH LUPA SAMA PACAR LO INI YANG KANGEN AMA LO?! APA JANGAN-JANGAN LO DI SANA NYARI CEWE LAIN?! BANGSAT LO, DI TELPON SUSAH BANGET!" Cerocos Chika dari sebrang dengan nada keras bahkan membentak. Zeendy sampai menjauhkan ponsel dari telinganya. Bisa-bisa budek ini mah kalau gini caranya.

"ZEENDY!"

"Iya sayang, baby, honey, cinta ku, sayang kuuuu. Maaf ya tadi aku habis di kamar mandi ga bawa hp," jelas Zeendy dengan lembut.

"Ngapain di kamar mandi?!"

"Aku berak sayang, mules habis makan bakso aci pedes," jawab Zeendy.

"Kenapa hp ga kamu bawa? Kamu ga mikir kalau ada telpon dari aku?"

"Ga gitu baby. Aku ga bisa berak kalau sambil mainin hp. Nanti fokus aku terbagi, jadi ga bisa konsen buat ngeluarin tai nya," jelas Zeendy lagi.

"Ya jangan di mainin lah, bawa aja."

"Nanti kena air gamana? Nanti malahan rusak."

"Kasih jas ujan biar ga kena air."

"Iya-iya nanti aku bawa deh, maafin aku ya," balas Zeendy. Lebih baik dia menuruti apa kata pacarnya ini dari pada nanti membuat pacarnya lebih marah.

"Sayang aku, kangen," rengek Chika.

"Aku, juga. Kamu lagi di mana?" tanya Zeendy.

"Di kantor. Kepala aku pusing mikirin berkas-berkas yang ga ada habis nya."

"Kasihan pacar aku. Telponnya aku alihin jadi panggilan video ya," kata Zeendy. Zeendy langsung merubah panggilan telpon ini menjadi panggilan video.

Chika dengan cepat mengangkatnya. Sekarang mereka dapat melihat wajah sang kekasih masing-masing dari layar hp. Chika terlihat cemberut, dimatanya bahkan terlihat kerinduan di sana.

"Hai baby," sapa Zeendy.

"Aaaa, aku kangen. Kamu kapan pulang?" tanya Chika.

"Lusa aku, pulang. Sabar ya, sebentar lagi ketemu."

"Lusa masih lama. Kamu ga bisa pulang besok aja? Aku ga sabar nunggu lusa," Ungkap Chika.

"Jangan di tungguin biar ga krasa. Nanti tiba-tiba udah lusa."

"Tidak semudah itu bro. Kamu udah sering bareng sama aku. Rasanya ga enak pas kamu pergi tanpa aku di samping mu," kata Chika.

"Heleh, gausah lebay."

"Seriusan!"

Ceklek~

"Zeendy, sibuk ga?" tanya Papi Zeendy.

"Nggak kok Pah. Kenapa?"

"Ikut Papa yuk." Ajak Papi Zeendy.

"Kemana?" tanya Zeendy.

"Main golf sama Mami juga," jawab Papi Zeendy

"Panas-panas gini mau main golf. Papi yang bener aja?"

"Nanti sampai sana juga adem. Udah cepet siap-siap. Papi tunggu di bawah." Papi Zeendy setelah itu menutup pintu kamar Zeendy.

"Kenapa?" Tanya Chika.

"Papi aku ngajak main golf sama mami."

"Yaudah sana, ditungguin pasti."

"Iya, udahan ya nanti aku telpon kalau sampai sana."

"Beneran ya? Aku masih kangen soalnya, rasanya ini aja ga rela vc-annya udahan," ungkap Chika.

"Iya baby, nanti aku telpon. Udah ya, aku mau siap-siap. Babay."

"Hati-hati sayang."

Panggilan di matikan oleh Zeendy. Kemudian dia langsung bersiap untuk pergi.

Tut~

Chika cemberut saat panggilan video itu selesai dengan cepat. Padahal dia masih ingun berbincang banyak dengan kekasihnya, dia masih merindukan wajah kekasihnya meski dia bisa melihat dari foto saja. Suara dering telpon kantor berbunyi. Chika langsung mengangkatnya siapa tau, ada hal yang penting.

"Selamat siang Bu Chika."

"Ya siang," jawab Chika datar. Inilah Chika. Dia akan bersikap dingin dengan orang-orang kantor atau yang berhubungan dengan orang yang tak dekat dengannya.

"Ada lelaki yang ingin bertemu dengan Bu Chika."

"Siapa? Seingat saya, saya tidak ada janji temu dengan Clien."

"Ini aku Chik, Faran. Plish ayo ketemu sebentar."

"Jangan izinkan dia masuk ke ruangan saya. Usir dia keluar dari sini," perintah Chika. Setelah itu dia langsung mengakhiri telpon. Chika masih tak terima dengan perlakuan Faran yang merendahkan kekasihnya di depannya. Berharap Faran akan mendapat karma menjadi jatuh miskin. Chika terkejut, karena pintu di buka paksa oleh seseorang yaitu Faran. Faran sudah pernah ke kantor Chika, jadi tak kaget jika Faran tau dimana ruangan Chika berada.

"Maaf Bu, Bapak ini memaksa ke sini. Saya sudah melarang," jelas pegawai Chika sambil menunduk merasa bersalah.

"Halo, panggil satpam! Suruh ke ruangan saya sekarang!" Chika menelpon pegawai lain.

"Chik, aku, mau minta maaf ke kamu atas kesalahan yang kemarin. Aku cuma mau kamu dapet yang terbaik dari pada lelaki kemarin itu," ungkap Faran.

"Terus menurut lo, siapa lelaki yang terbaik itu? Lo? Najis, denger ya gua ga mau sama manusia angkuh kayak lo," kata Chika blak-blakan tanpa memikirkan perasaan Faran. Bagaimana lagi, kalau ga di giniin ga bakal kapok.

"Tapi, Chik. Setidaknya aku bisa ngasih apa pun yang kamu mau."

"Gua kaya. Gua bisa beli apa yang gue mau sendiri. Uang lo ga berguna bagi gue," balas Chika.

"Permisi bu, ada yang bisa kami bantu?" Dua satpam telah datang ke ruangan Chika sekarang.

"Seret lelaki ini keluar. Dia sudah menganggu kenyamanan saya. Sekarang," tekan Chika.

"Baik bu. Ayo pak." Dua satpam itu langsung menyeret Faran yang berani mengangganggu kenyamanan Chika.

"Lain kali kalau lelaki itu datang lagi, langsung usir saja. Apa lagi kalau tak ada urusan dengan perusahaan. Kamu boleh keluar sekarang," kata Chika pada pegawai perempuan yang masih di sana.

"Baik bu, saya permisi."

Chika tak habis pikir dengan Faran. Lelaki yang dulu dia anggap baik tiba-tiba saja berubah menjadi menyebalkan seperti sekarang. Bahkan Chika merasa menyesal sekarang bisa kenal bahkan berteman dengan lelaki itu. Mulai sekarang Chika akan mencoret nama Faran dari daftar pertemanan.









































Sabar Chik.

Pagi pagi dah up. Selama lebaran besok dan mungkin beberapa hari gua bakal libur ga up dulu (Mungkin). Lebaran boss, gua mau menikamti hari.

Sekali lagi mohon maaf lahir dan batin ges. Kalau ada salah mohon di maafkan ya🙏 karena manusia juga tak luput dari kesalahan.

Maaf buat typo.

Tukang Paket [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang