24

3.4K 304 20
                                    

_TP_

Akhirnya setelah beberapa hari Chika harus menahan kerinduan, dirinya sudah berhasil bersama dengan Zeendy lagi. Sempat terlintas dipikirannya bagaimana jika Zeendy ini selingkuh di sana? Atau bahkan Zeendy tak akan kembali ke kota ini. Namun, pikiran buruk itu sudah musnah, terbukti Zeendy kini sudah berada di hadapannya dengan keadaan sehat dan tak ada luka apa pun.

Sekarang mereka berada di kontrakan Zeendy. Chika meninggalkan meeting di kantor demi bisa menjemput dan menghabiskan waktu bersama Zeendy. Biarlah urusan kantor diurus oleh sekertarisnya sekarang, yang paling penting Chika bisa kangen-kangenan bersama kekasihnya.

Chika duduk lesehan di kamar Zeendy dengan toples yang berisi kue di dalamnya. Matanya juga sedang menonton tv yang menayangkan Frozen episode terbaru. Sedangkan Zeendy lagi mandi, gerah katanya.

"Baby, jajannya jangan kamu habisin semua ya. Sisain buat mama papa kamu di rumah," kata Zeendy yang sudah selesai mandi.

"Iya. Aslinya orang rumah ga usah di kasih ga papa sih yang. Mama bisa bikin kue sendiri, biar jajanan ini buat aku," kata Chika.

"Jangan gitu dong. Aku beli ini juga buat mama papa kamu. Mereka biar mengakui aku, kalau aku ini anaknya baik, pengertian juga," jelas Zee.

"Hem, bener juga ya. Yaudah ini semua biar buat mereka aja deh." Chika kembali menutup toples kue itu yang sudah tersisa setengah.

Zeendy ikut duduk bergabung di samping Chika. Chika tersenyum dengan senang hati langsung menyambut tubuh Zeendy. Dia langsung memeluknya dari samping. "Aku, kangen banget ama kamu. Wangi kamu ini ngangenin banget," kata Chika.

"Masa sih?"

"Iya, aku bahkan berkali-kali nyium jaket punya kamu yang aku bawa buat nyari bau kamu. Buat ngurangin rasa kangen," jelad Chika.

"Hahaha.. sampai segitunya ya?" Zeendy menyingkirkan rambut Chika yang menutupi wajah. Zeendy tersenyum hangat mendengarkan setiap cerita Chika selama dia tak ada di samping Chika.

_TP_

Hari telah sore, Zeendy sedang berkutat di dapur memindahkan makanan yang sudah dia pesan online tadi. Geprek bensu dan minuman thai tea rasa matcha juga original. Chika sedang terlelap di kamar Zeendy. Biarkanlah, biar dia istirahat sebentar. Zeendy akan membangunkannya sebentar lagi untuk makan.

Zeendy membawa makanan dan minuman yang sudah di siapkan ke dalam kamar. Terlihat Chika masih tertidur dengan posisi yang sama. Chika saat ini sudah berganti pakaian dengan milik Zeendy agar lebih nyaman saat tertidur daripada menggunakan pakaian kerjanya.

Zeendy pov.

Lihatlah kekasihku sekarang. Dia tertidur dengan nyanyaknya. Kipas angin menyala dengan putaran yang paling kencang, hanya di arahkan padanya, tapi dia malah menutupi tubuhnya dengan selimut yang hanya di perlihatkan ujung kaki saja yang tak diselimuti.

Apa gunanya memakai kipas angin kalau dia akhirnya menutupi tubuhnya dengan selimut?

Tapi perlu kalian ketahui, melihat kekasih yang kalian cintai sedang tertidur itu adalah salah satu hal yang membahagiakan. Kekasihku kini terlihat sangat cantik dengan wajah bantalnya yang sedang tertidur. Gemash sekali. Apalagi pipinya yang cukup tembam menempel pada bantal. Ingin sekali aku menciumnya.

Beberapa hari aku meninggalkannya untuk pulang ke rumah orang tua ku, membuatnya terus menerorku dengan ribuan pesan. Dia mengatakan; "rindu, cepat pulang, aku potong rambut kamu sampai botak kalau berani mencari perempuan lain."

Terkesan posesif, tapi itu malah membuatku semakin menyukainya. Entah pelet apa yang sudah digunakan Chika, sampai aku bisa menyukai janda pirang satu ini. Aku bergerak membangunkan Chika, untuk menyuruhnya makan. Sebelum makanan yang sudah aku siapkan menjadi dingin, kurang enak.

"Baby, bangun. Kita makan dulu." Aku menepuk pelan pipi Chika, juga mengelus keningnya lembut berharap cepat terbangun. "Hei, bangun." Chika menggeliat, melenguh dan mengerjabkan matanya. Akhirnya terbangun.

"Ayo makan, keburu dingin nasinya," kataku.

"He'em," dehem Chika.

Aku mengarahkan kipas angin itu ke lantai yang akan menjadi tempat kita duduk nantinya. Chika sudah beranjak dari tempat tidur. Dia terlihat kecil saat memakai kaos ku yang kebesaran di badannya.

"Ayo makan," kataku.

Aku cukup terkejut saat tiba-tiba Chika malah duduk dipangkuanku, bergelanyut manja sudah seperti monyet. Eh, monyet terlalu jelek untuk mendefinisikan pacarku yang cantik ini. Panda? Mungkin itu cocok.

"Turun dong, ini gimana makan-nya kalau kamu duduk di sini?" Kataku.

"Ga mau, mau duduk di sini." Muncul sudah sifat manja pacarku satu ini.

"Terus gimana, kita makan-nya?"

"Suapin." Chika memperbaiki posisi duduknya, masih di pangkuanku, tapi sekarang menghadap ke depan. Tangannya bergerak mengganti saluran tv menjadi drakor, yang tak aku ketahui apa judulnya.

Tanganku mengambil piring berisi ayam geprek dan nasi. Dengan hati-hati mulai menyuapkan itu ke mulut Chika dan juga menyuapkan ke mulutku sendiri. Chika bukannya pindah karena aku susah menyuapinya dengan posisi seperti ini, tapi dia malah menyandarkan punggungnya di badanku. Tambah susah ini mah.

"Tolong, minum dong," pinta Chika. Aku mengambilkan minuman thai tea yang rasa original.

"Makasih."

Hadeehh gini amat punya pacar. batinku.

Zeendy pov end.







































Sabar sabar aja pacarnya lagi mode manja.

Panas bngt ya njir siang ini. Gua pengen kluar beli minum jadi males.

Gua aslinya pengn bikin isi tiktok gua gitu tapi susah anjer, kehalang penyimpanan penuh. Sial!

Jadi yaudahlah, kali kali aja kalau ada tempat longgar gua isi tiktok gua biar kgk terbengkalai

Maaf buat typo.

Tukang Paket [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang