_TP_
Sekarang jam makan siang. Zeendy dan Chika sedang melakukan Video call sambil memakan sandwich yang di bawakan oleh Mama Chika. "Sekarang kamu lagi dimana?" tanya Chika lewat sambungan.
"Aku udah di tempat kerja. Istirahat dulu, nanti lanjut nganterin paket lagi," jawab Zeendy. Terlihat di layar telpon Chika, Zeendy sedang melahap sandwich yang Mama nya bawakan. "Bilangin makasih ke Mama kamu. Sandwichnya enak," kata Zeendy.
"Bilang sendiri. Kamu kayak ga tau aja. Mama udah kayak lebih sayang ke kamu dari pada ke aku anaknya sendiri. Kamu juga udah akrab sama Mama, jadi bilang sendiri aja," jawab Chika.
"Iya deh, nanti aku bilang ke Mama kamu sendiri."
"Nanti pulang aku jemput. Kamu jangan pulang dulu, tunggu aku dateng," ungkap Zee.
"Aku pulang malem. Jadi naik taksi aja ga papa. Kamu pasti cape seharian kerja," tolak Chika dengan halus. Dirinya tak ingin kekasihnya ini kelelahan. Kekasihnya ini juga perlu istirahat.
"Nggak kok, aku ga bakal kecapean. Kalau pun aku cape, itu akan ilang kalau udah ketemu sama kamu. Jadi kamu pulang sama aku, jangan naik taksi ya," balas Zeendy.
"Iya, aku tunggu nanti jemputan kamu."
_TP_
"Nih ambil!" Chika menyerahkan helm secara kasar kepada Zeendy. Dirinya berjalan dengan hentakan masuk ke dalam rumah. Raut wajahnya nampak kesal. Sedangkan Zeendy menaruh helm Chika di atas motor dan langsung mengejar Chika tanpa melepas helm miliknya.
"Chik, Chika, dengerin aku dulu." Zeendy menahan tangan Chika agar berhenti.
"Apa sih? Pulang sana! Kamu mau pergi kan? Yaudah sana, aku udah izinin," kata Chika.
"Kalau kamu marah gini aku, perginya nanti ya ga bisa tenang," balas Zeendy.
"Aku ga marah. Udah sana pulang," jawab Chika. Penyebab Chika marah adalah Zeendy yang mendadak memberitaukan hal bahwa dirinya akan pulang ke rumah orang tuanya. Tidak lama, hanya beberapa hari saja. Karena orang tuanya juga sudah sering kali menghubunginya untuk meminta dirinya untuk pulang. Dan mumpung beberapa hari ke depan dia mendapatkan cuti, maka dari itu dia memanfaatkan waktu untuk pulang ke rumah orang tuanya.
"Kamu marah. Maaf ya kalau aku ngasih tau kamu mendadak. Aku baru dikasih tau hari libur tadi. Dan langsung nyari tiket kereta yang murah buat pulang," jelas Zeendy.
"Kamu kaya Zee, kamu anak sultan. Bisa-bisanya masih mikirin harga tiket?" kata Chika tak percaya.
"K-kan selagi ada yang murah, aku mending milih yang murah aja baby," jelas Zeendy. Meskipun Zeendy kaya, tapi dirinya lebih senang membeli barang yang harganya itu murah dari pada mahal.
"Tapi kenapa harus besok? Kamu ngasih tau ke aku mendadak ya. Kita baru aja jadian loh, kamu udah seenaknya gini," marah Chika.
"Aku minta maaf aku cuma terlampau seneng juga bisa dapet cuti. Udah lama aku ga ketemu orang tua aku, by. Tolong ngerti ya, maafin aku. Kasih tau cara supaya kamu bisa maafin aku? Apa kamu mau ikut sama aku besok? Aku pesenin tiket ya." Zeendy membuka ponselnya untuk mencari tiket secara online.
"Jangan," tahan Chika.
"Kenapa?"
"Aku ada meeting besok dan aku juga belum siap buat ketemu sama orang tua kamu. Aku masih takut," ungkap Chika. Chika menghembuskan napas pelan. "Aku maafin kamu. Tapi lain kali kalau ada apa-apa ngomong dulu sama aku. Jangan tiba-tiba kayak gini aku ga suka," ungkap Chika.
"Iya baby, maafin aku ya. Aku salah." Zeendy memeluk tubuh Chika. "Hemm. Jadi kita bakal LDR nih?" tanya Chika dengan nada sedih.
"Ya, hanya beberapa hari. Kita masih bisa ketemu lewat ponsel," jawab Zeendy.
"Tapi ga ketemu langsung," timpal Chika sedih.
"Hanya beberapa hari," kata Zeendy lalu dia mengecup rambut Chika dengan sayang.
"Kamu, berangkat jam berapa?" Tanya Chika.
"Besok, jam sepuluh pagi."
"Ck, aku jam segitu lagi meeting. Ga bisa diundur aja apa? Aku ga bisa nganterin kamu ke stasiun dong besok kalau jam segitu," kata Chika.
"Ga papa, aku bisa berangkat sendiri."
"Ga mau! Aku bakal urus kalau meetingnya diundur, biar aku bisa nganterin kamu besok," kata Chika kekeuh.
"Kasihan clien kamu nunggu."
"Ga papa, pacar aku lebih penting ketimbang meeting," balas Chika.
"Yaudah terserah kamu aja."
"Besok aku ke kontrakan kamu," kata Chika.
"Iya. Udah masuk gih. Aku, juga mau pulang. Mau siap-siap buat besok. Biar besok ga keteteran," kata Zeendy.
"Peluk lagi dulu," pinta Chika. Zeendy dengan senang hati memeluk kekasihnya itu, terakhir kali sebelum dirinya pulang, untuk bersiap.
_TP_
"Beneran, udah ga ada yang ketinggalan?" Tanya Chika pada Zeendy. Memastikan jika tak ada barang yang terlewatkan oleh Zeendy. Karena sebentar lagi jam keberangkatan kereta yang di naiki Zeendy, kalau ada barang yang tertinggal kan repot nanti.
"Udah semua kok," jawab Zeendy.
"Jaket?"
"Ini aku, pakek."
"Jaket cadangan sayang," kata Chika.
"Buat apa? Aku di rumah banyak jaket. Jadi bawa satu aja cukup buat di perjalanan," jawab Zeendy.
"Oke, ponsel?"
"Ada." Zeendy mengangkat ponselnya memperlihatkan pada Chika.
"Kuotanya ada?" Tanya Chika memastikan.
"Ada baby, ada. Aku udah isi semalem."
"Bagus, aku ga mau tiba-tiba di jalan kuota kamu habis jadi bikin aku susah ngebuhubungin kamu," balas Chika.
"Tiket kereta ada?"
"Ada."
Suara pemberitahuan keberangkatan kereta sudah terdengar. Membuat Chika melengkungkan bibirnya ke bawah. Mereka akan berpisah sebentar lagi.
"Sini peluk." Zeendy memeluk tubuh Chika erat. Tak menyangka bahwa mereka akan mengalam LDR dalam sebuah hubungan meski hanya beberapa hari.
"Jaga kesahatan di sana. Kalau ada apa-apa kabari aku," kata Chika.
"Iya, kamu, juga jaga kesehatan di sini. Aku masuk ya. Kamu pulang hati-hati di jalan. Kabarin kalau udah sampai kantor," kata Zeendy.
"Kamu juga." Zeendy menciumi seluruh wajah Chika dan begitu juga sebaliknya. Setelah itu Zeendy masuk membawa tas dan kopernya ke dalam kereta. Zeendy melambaikan tangan ke arah Chika. Chika membalasnya dengan eskpresi sedih, tapi cukup menggemaskan sebenarnya.
Zeendy sudah duduk di bangku. Dia merilexkan tubuhnya.
Ting~
Baby Chika
-Cepet pulang
-aku kangen😭Baru saja mereka bertemu beberapa menit yang lalu. Chika sudah mengirimkan pesan seperti itu. Dasar!
LDR dulu yang baru jadian
Dahlah. Gue haus bangt astaghfirullah. panassss bangt hari ini.
Maap buat typo.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tukang Paket [END]
Teen Fiction"Mbak, mbak kenapa?" tanya Zeendy cukup khawatir. "Bawa saya pergi." "Lahh?" Zeendy bingung. "Saya pengantar paket mbak, bukan tukang ojek," lanjut Zeendy Start : 4 Maret 2023 End : 30 Mei 2023 Revisi : 30 Juni 2024 Selesai : 7 Juli 2024