9

4.4K 367 18
                                    

_TP_

Dengan rasa tak sabaran Chika membuka pintu utama. Senyum yang tadinya terus terbit kini sirna seketika karena pengantar paket bukanlah yang dia inginkan melainkan yang mengantarkan malahan orang lain.

"Dengan kediaman mbak Chika?" tanya Pengantar paket itu.

"Ya, saya sendiri," jawab Chika sedikit ketus.

"Ini pesanan paketnya mbak." Pengantar paket itu menyerahkan sekotak paket pada Chika.

"Makasih mas. Eh btw kenapa yang nganter ga Zeendy sih mas?" tanya Chika.

"Maaf mbak, Zeendy dapet tugas di daerah lain. Jadi yang mengantar di daerah sini dan sekitar itu sekarang tugas saya," jelas Pengantar paket itu.

"Oh, lain kali kalau ngirim ke tempat saya suruh si Zeendy aja ya mas," pinta Chika.

Enak bener malah request ini mbak-mbak. batin Kang paket, "Ah, iya mbak. Lain kali kalau ada. Atau mbak kalau mau ketemu Zeendy bisa langsung dateng ke kantor saja mbak, ada di jalan Sumini, kanan jalan ntar ada tulisan kuyang Express gedhe kok mbak," jelas kang paket.

"Oh oke mas, makasih ya," ucap Chika.

"Sama-sama mbak. Kalau gitu saya permisi." Chika masih di ambang pintu sambil memikirkan sesuatu. "Bener juga ya. Kalau gua terus berharap Zeendy yang bakal ngirim paket ke rumah gua, belum tentu dia bisa sampe sini. Mending gua yang nyamperin dia aja ke tempat kerja. Oh iya juga ya, kenapa ga dari kemarin gua kepikiran gitu."

Setelah merenung sejenak di ambang pintu, kini Chika masuk membawa paket yang dia nantikan. "Mah, nih paket buat mamah." Chika memberikan paket itu pada mamah nya yang baru saja beristirahat.

"Paket? Buat mamah? Perasaan mamah ga ada belu barang online," ungkap mamah Chika.

"Chika yang beli kemarin buat mamah," jawab Chika.

"Oh, jadi ini paket yang kamu tunggu-tunggu dari kemarin itu?"

"Iya," jawab Chika singkat.

"Sekarang paketnya udah dateng, kok kamu, malah cemberut gitu?"

"Lagian yang nganterin paket bukan orang yang waktu itu. Ini yang nganterin malah orang lain," jelas Chika.

"Lah, oh jadi kamu sebenernya bukan nungguin paketnya tapi abang-abang kurirnya gitu?" tanya Mamah Chika.

"Udah diem deh mah. Mending buka aja paketnya itu. Chika udah beliin khusu buat mamah."

"Sensi banget jadi anak," gumam mamah Chika. Tangan lentik mamah Chika dengan lihai mulai membuka bungkusan paket berwarna hitam itu. Sampai-sampai matanya berbinar setelah melihat barang yang di beli Chika untuknya. "OMG CHIKA?! Ini seriusan buat mamah?"

"Iya mah, kenapa sih? Mamah suka kan?"

"Suka banget sayang. Makasih udah beliin mamah corong baru. Kebetulan banget ujung corong mamah di dapur patah, mamah jadi susah kalau mau masukin beras ke dalam baskom, belum sempet juga beli baru. Makasih udah mau beliin mamah, emang anak kesayangan banget kamu itu," kata mamah Chika.

"Heleh, pas kemauannya keturuti baru bilang Chika anak kesayangan," kata Chika sambil memutar mata malas.

"Mana ada, kamu ini memanglah anak mamah yang terbaik," puji Mamah Chika, "Kamu mau mamah masakin apa? Mumpung mama lagi seneng," tawar mama Chika.

"Chika pengen lava cake mah," kata Chika.

"Aduh, mamah bikinin donat aja ya, bentar mamah buatin." Mamah Chika dengan semangat beranjak menuju dapur.

"Tapi Chika mau nya Lava Cake mah!" Pekik Chika.

"Iya mamah buatin donat yang enak," sahut Mamah Chika.

"Mamah ih!" Sebal Chika.

_TP_

Matahari mulai tampak meredup karena hari sudah semakin sore. Setelah kejadian tadi, Chika yang tak sabar untuk menunggu hari esok, alhasil dia memilih sore hari untuk datang ke tempat kerja Zeendy. Entah apa yang membuat dia ingin sekali bertemu Zeendy.

Padahal baru sekali dia bertemu dengan Zeendy, belum tau bagaimana sifat asli Zeendy seperti apa. Namun, entah mengapa ada rasa yang membuat dirinya ingin sekali selalu bersama Zeendy. Entahlah Zeendy sudah bagaikan magnet bagi Chika yang membuat Chika seakan selalu ingin tertarik dan bertemu Zeendy.

Dia tak memikirkan hal-hal yang lain. Contohnya tak takut jika ternyata Zeendy adalah psikopat atau agen penjual manusia. Namun, apapun itu Chika yang keras kepala tentu akan kekeh bertemu dengan Zeendy. Karena meski baru pertama kali bertemu dan Chika yang diam-diam setiap malam merenung tentang apa yang dia rasakan terhadap Zeendy kini telah memaknai jika dia sudah jatuh cinta terhadap Zeendy.

Kalian tau cinta pandangan pertama?

Mungkin itulah yang Chika kini rasakan. Namun, sebenarnya juga dia tak ingin gegabah dalam mengungkapkan rasa. Jadi, dalam waktu ini biarlah dia ber-pdkt pada Zeendy.

Apa yang Chika inginkan harus dia dapatkan!

"Loh Chika, kamu mau kemana? Kok udah dandan rapi gini?" tanya Mamah Chika.

"Mau keluar sebentar mah," jawab Chika.

"Keluar kemana? Sama siapa?"

"Ketemu temen, sendirian."

"Yaudah, hati-hati ya. Jangan pulang larut. Ntar dimarahin papa," peringat Mamah Chika.

"Iya mah, ga bakal pulang larut kok. Chika pamit ya, taksi online Chika udah di depan." Chika menyalimi tangan mamahnya sebelum pergi keluar.

Brak!

"Ke jalan Sumini ya pak di kantor kuyang express," kata Chika.

"Siap mbak."

Taksi yang di naiki Chika melaju membelah jalan yang cukup ramai di sore hari ini. Melewati puluhan gedung-gedung yang berdiri tinggi nan kokoh. Dan tak membutuhkan waktu lama kini Chika telah sampai di depan kantor pengiriman paket kuyang Express. Dari depan terlihat beberapa pekerja yang baru saja tiba dan membereskan tas-tas mereka. Sepertinya waktu bekerja memang sudah akan selesai. Kaki jenjang milik Chika beranjak masuk ke dalam kantor.

"Permisi mbak, pekerja bernama Zeendy nya ada?" tanya Chika pada salah satu seorang pekerja.

"Zeendy? Dia belum kembali mbak. Sepertinya sebentar lagi. Kalau mbak berkenan bisa menunggu, di sana." Perempuan itu menunjuk ke arah kursi penunggu.

"Kira-kira lama ga mbak?" tanya Chika.

"Sebentar lagi mungkin, karna ini juga sudah waktunya untuk pulang," jawab pegawai itu.

"Ah oke, kalau gitu saya akan menunggu."

"Silahkan mbak."

Chika duduk di salah satu banggu menunggu kedatangan Zeendy sambil memainkan ponsel untuk menghilangkan rasa bosan. Sungguh nekat sekali Chika ini, sampai-sampai datang ke tempat kerja Zeendy. Sekarang biarkan dia menunggu sampai Zeendy kembali selesai mengerjakan tugasnya.



























Marhaban tiba marhaban tiba~
Ups!

Puasa satu bulan ya ges, siap-siap deh kalau ada yang bolong puasa.

Man maap klo ada typo:)

Tukang Paket [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang