20

3.9K 341 25
                                    

_TP_

"Pagi ku cerah ku, matahari bersinar ku gendong tas slempang ku di pundak uhuy~" nyanyian itu berasal dari suara Chika yang terdengar bahagia pagi ini.

"Pagi Ma, pagi Pa."

Cuph~

Cuph~

Chika meninggalkan sebuah kecupan dipipi ke duanya yang sedang menikmati sarapan.

"Seneng banget nih kelihatannya," goda Mama Chika.

"Pastilah Ma. Yang udah jadian emang gini auranya, senengnya udah kayak dikasih uang berapa puluh juta," timpal Papa Chika.

"Bener Pa. Aduh-aduh dapet cincin baru tuh keliatan nya," goda Mama Chika lagi saat melihat cincin yang melingkar di jari manis anak nya.

"Udah dong udah dong, jangan goda Chika terus. Chika maluu," rengek Chika. Mama-Papa Chika gemas melihat anak nya yang malu-malu kucing itu.

"Selamat ya anak papa, yang udah jadian sama Zeendy. Baik-baik kamu sama dia. Cepet-cepet nikah kalian," kata Papa Chika.

"Astaga Pa, baru juga semalem jadian masa udah di suruh nikah aja," balas Chika.

"Ga papa dong, bener apa kata Papa. Kalian harus cepet-cepet nikah, biar kita segera punya cucu. Mama pengen gendong cucu," kata Mama Chika.

"Papa juga pengen gendong cucu. Buru-buru suruh Zeendy lamar kamu," timpal Papa Chika. Chika menghiraukan hal itu. Diri nya lebih memilih sarapan, mengisi perutnya yang terasa lapar. Dia juga harus kuat untuk menghadapi hari ini.

"Zeendy nanti jemput kamu? Tumben kamu jam segini udah siap," kata Mama Chika. Chika tak langsung menjawab karena mulut nya masih mengunyah nasi di dalam. "Iya, dia masih di perjalanan ke sini," jawab Chika.

Mama Chika bangkit membawa piring nya ke tempat cucian. Setelah itu membuka laci bawah, mengambil dua tempat wadah bekal. "Kamu mau makan sandwich nya sekarang atau nanti di kantor?" Tanya Mama Chika.

"Nanti aja di kantor, buat makan siang," jawab Chika.

Mama Chika memasukkan masing-masing dua potong sandwich ke dalam wadah bekal berwarna biru dan hijau. "Ini satu buat kamu, yang satu nya kasihin ke Zeendy," jelas Mama Chika.

"Iya Ma," jawab Chika.

_TP_

Zeedan yang mengendari motornya dengan Chika di boncengan, kini membelah jalanan yang sudah nampak ramai di pagi ini. Mulai dari pelajar, pekerja, atau pun pengangguran berlomba untuk mencapai tujuan mereka masing-masing. Namun, Chika tak mempedulikan banyaknya motor yang menyalipnya ataupun dia akan terlambat karena jalan terlihat sedikit macet. Chika hanya memeluk pinggang Zeendy menikmati harum parfum dari pakaian yang di pakai.

"Sayang."

"Ceilah sayang," celetuk Zeendy mendengar panggilan yang Chika berikan. "Aduh," keluh Zeendy karena merasakan cubitan dari Chika di perut nya.

"Kamu nih, biar romantis tau, makanya aku panggil sayang," kata Chika.

"Iya, terserah kamu aja, baby," balas Zeendy. Chika tak bisa menyembunyikan senyumnya saat orang yang sudah resmi jadi kekasih nya kini memanggil diri nya dengan sebutan baby.

"Mama sama Papa udah tau kalau kita udah jadian," ungkap Chika.

"Bagus dong, terus?"

"Masa mereka langsung nyuruh kita buat cepet-cepet nikah. Padahal kita aja baru resmi semalem loh," jelas Chika.

Tukang Paket [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang