32

2.8K 285 10
                                    

_TP_

Jalinan kasih antara Zeendy dan Chika kini sudah memasuki bulan ke delapan. Meski belum ada setahun sudah banyak badai yang menerpa hubungan mereka berdua, apalagi parasit gedhe, yaitu lelaki bernama Faran itu tak ada kapok-kapoknya. Akan tetapi ada kabar Faran habis terkena musibah. Dia mengalami kecelakan karena menghindar dari kucing yang tiba-tiba saja menyebrang. Karena kecekalaan itu dia sampai dilarikan ke rumah sakit. Namun, untung kucingnya tidak apa-apa.

Untuk di suatu hubungan, pasti tak ada kata mulus saat menjalaninya. Pasti ada sajah batu kerikil atau batu akik yang mengganjal di perjalanan yang menjadi sebuah permasalahan. Hal itu untuk menguji suatu hubungan seseorang dan juga sikap kedua belah pihak dalam mengatasi. Sudah dewasakah mereka atau belum?

(Ceilah gue masih bocil pakek sgala ngetik kek ginian😭)

Dalam hubungan yang terjalin antara Zeendy dan Chika ini, sebenarnya lebih banyak masalah tentang susahnya membagi waktu untuk meluangkan waktu berdua. Sudah sering sekali hal ini dalam hubungan mereka. Karena pekerjaan yang sama-sama sibuk dan susah tinggal. Mereka bisa menghabiskan waktu hanya sekejap saja, tidak seperti dulu yang hampir setiap hari tak pernah absen untuk bertemu.

Namun, mereka tetap berkomunikasi kok di setiap harinya meski hanya lewat telepon. Setidaknya jalinan komunikasi mereka masih terus terjadi, meskipun jarang untuk bertemu secara langsung. Tetapi di siang ini ternyata Zeendy tanpa sepengetahuan Chika, dia mengunjungi kantor Chika sambil membawakan buket bunga dan sebatang coklat. Karena ternyata hari ini adalah tepat hari anniv mereka ke delapan.

"Chikanya ada?" Tanya Zeendy pada salah satu karyawan Chika.

"Bu Chika ada di ruangannya Pak."

"Baiklah, terima kasih." Zeendy masuk ke dalam life dan memencet nomor 10 tepat pada lantai ruangan Chika berada.

Saat memasuki ruangan milik kekasihnya itu, Zeendy melihat Chika yang nampak sangat fokus mengetik di laptop dan kacamata yang bertengger di hidungnya menambah kesan tegas. Uhh sexy... kalau pikir Zeendy.

"Permisi bu Chika," panggil Zeendy sengaja membuat suaranya menjadi sedikit berbeda.

Chika mengernyit bingung mendengarnya, perasaan dia tak ada membuat janji dengan siapapun. Chika melirik ke atas dan matanya terbelalak saat melihat keberadaan kekasih yang dirindukannya kini berada di hadapannya.

"Sayang!" Chika berdiri dari duduknya lalu mesuk begitu saja ke dalam dekapan sang kekasih. Mereka terlihat saling melepas rindu dalam pelukan ini. Saling mencium dan merasakan aroma parfum yang sudah beberapa hari ini tak mereka rasakan langsung.
"Kamu kok bisa di sini?" Tanya Chika.

"Surprise and happy anniversary ke delapan bulan sayang." Zee menyerahkan buket bunga yang tertempel coklat batangan di dalam pita sebagai pengikat.

"Astaga, aku, lupa kalau ini hari jadi kita. Maafin aku," sesal Chika.

"Tak apa. Aku, juga tadi sempet lupa." Zeendy mengelus kepala Chika dengan sayang, "Aku denger-denger kaki kamu sakit ya?" Tanya Zeendy.

Chika mengernyit bingung. Kata siapa kaki Chika sakit? "Nggak kok, kaki aku, ga sakit," jawab Chika.

"Yang bener?"

"Iya sayang. Nih buktinya aku bisa berdiri, bisa jalan nyamperin kamu."

"Jadi ga sakit nih?"

"Iya."

"Bisa jalan?"

"Bisa."

"Nanti malem bisa?"

"Bisa."

"Oke nanti malem kita jalan," kata Zeendy senang.

Chika mengerjab-ngerjabkan matanya. Dia baru sadar jika ternyata Zeendy sedang mengeluarkan salah satu jurus gombalan yang sebenernya dia sering mendengar dari tiktok. Namun, entah kenapa dia tidak ngerasa kalau gombalan itu baru saja Zeendy berikan padanya.

"Ah, kamu mah," ucap Chika malu-malu meong.

"Jadi nanti malem jalan bisa kan?" Tanya Zeendy lagi memastikan.

"Bisa kok sayang. Jam berapa?"

"Kamu maunya jam berapa?"

"Jam tujuh gimana?" Tanya Chika.

"Emmm, boleh deh. Jam tujuh aku bakal nyuruh temen aku buat jemput kamu," jawab Zeendy.

"Kok temen kamu? Kenapa ga kamu aja?" Tanya Chika bingung.

"Aku lagi nyiapin kejutan buat kamu."

"Kejutan apa?" Kepo Chika.

"Ada deh, namanya aja kejutan. Kalau aku kasih tau sekarang ga jadi kejutan dong," jawab Zeendy.

"Jadi kamu nanti malem siap-siapa aja ya, dandan yang cantik. Tapi jangan cantik-cantik. Eh boleh deng cantik, tapi cantiknya khusus untuk aku doang," kata Zeendy.

"Ribet kamu ah," kata Chika sambil menoel hidung mancung Zeendy.

"Ribet-ribet gini kamu tetep sayang kan."

"Pede banget masnya."

"Ga sayang nih?" Tanya Zeendy dengan ekspresi tengil.

"Sayang kok sayang. Bercanda aku. Kamu kalau lagi tengil gitu jadi mirip banget jadi adek kamu deh," kata Chika.

"Namanya aja kembar. Pasti banyak kesamaanya," balas Zeendy santai.

"Iyadeh. Yaudah duduk dulu duduk." Chika menarik tangan Zeendy untuk duduk di sofa ruangannya. Jadi ternyata percakapan sedari tadi itu dengan posisi berdiri. Untung betah-betah aja si Zeendy kagak disuruh duduk.

"Aku kasih kamu coklat, sengaja katanya bisa naikin mood lagi, kalau kamu lagi kesel sama kerjaan," ungkap Zeendy.

"Tapi kalau aku gendut gimana?"

"Ya ga papa, aku tetep sayang sama kamu. Yang ada kamu pasti nambah gemesin, pengen aku gigit jadinya pipi kamu," kata Zeendy sambil menekan-nekan pipi Chika.

"Masa?"

"Iya baby." Lantas Zeendy dengan berutal mencium pipi Chika berulang kali. Chika bukannya risih malah ketawa cekikikan karna geli, tapi nagih katanya.
































Yahhh seminggu baru up wkwkwkwk. Maapin ye.

Dah malam ges mo turu, besok gue skolah. Kalian abis baca mending pada turu dah, melek mulu dah kayak kelelawar.

Dah, maap buat typo.

Tukang Paket [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang