CHAPTER 3 : Partner

134 41 67
                                    

"Satu vote dari readers sangat berharga bagi author."

***

Malam berlalu begitu cepat. Kini matahari sudah mulai terlihat dari arah timur. Sesegera mungkin, Alson harus bisa memperoleh informasi terkait kegiatan organisasi agar bisa dilaporkan pada agen lain di markas MI6. Pagi dini hari, Alson sudah diajak oleh 2 anggota organisasi untuk mengunjungi tempat dimana mereka melatih keterampilan yang mereka punya. Mereka yang berada di organisasi, tentunya harus memiliki keterampilan bertarung yang baik. Bukan hanya itu, sedikit dari mereka dikhususkan menjadi penembak jitu organisasi.

"Semuanya...dengarkan! Dia member baru di organisasi kita," ucap salah satu anggota organisasi yang membawa Alson kemari. Setelah mengatakan kalimat singkat itu, kedua orang tadi meninggalkan Alson diruangan yang penuh dengan hawa balas dendam.

Semua pandangan dengan tatapan mata yang tajam, saat ini tertuju pada Alson. Ditempat itu, bermacam kegiatan sedang mereka lakukan. Ada yang sedang berlatih menembak, tinju, juga lainnya. Hanya sebatas mengamati Alson sekejap, semuanya kembali fokus dengan kegiatan mereka masing - masing.

Melihat ada tempat untuk berlatih menembak, Alson tertarik untuk mencobanya. Setelah memakai perlatan pengamannya, Alson mulai membidik sasaran dan menghempaskan pelurunya. Hampir semua tembakan Alson berhasil mengenai titik terbaik. Begitu juga wanita bersurai coklat dengan poni model see-through Bangs yang ada di sampingnya. Aksi tembak menembak wanita itu membuat Alson sedikit salah fokus. Sama seperti Alson, wanita itu menembak dengan predikat nyaris sempurna.

"Kau, kenapa melihat ku seperti itu ? terkesimah ?" tanya wanita itu yang mengetahui bahwa Alson diam - diam memperhatikannya.

"Kau melakukannya dengan sangat baik," sahut Alson sembari asik membidik sasarannya.

"Tau apa kau soal tembak menembak ? sepertinya ini pertama kalinya aku melihat mu disini."

"Benar, aku anggota baru. Nama ku Ethan, dan codename ku Rye." Alson mengatakannya sembari tersenyum.

Wanita itu tampak datar saja walaupun Alson sudah mencoba tersenyum padanya. "Oh begitu ya. Kau bisa lolos kesini, berarti kau berhasil menjalankan misi dari orang itu," ujarnya.

Alson menghentikan aktivitasnya, kemudian mengalihkan pandangannya ke arah wanita yang kini berada di sisi kirinya, "Kau benar. Kalau boleh tau, siapa nama mu ?".

"Panggil saja Stella karena itu codename ku," jawab wanita yang dipanggil Stella itu. Dia kemudian ikut menghentikan latihannya. Bukan tanpa sebab, itu karena handpone di dalam saku celananya terasa bergetar.

"Maaf aku harus pergi sekarang. Aku ingatkan, berhati - hatilah disini," ucap Stella lalu pergi meninggalkan ruangan latihan.

Alson menatap hampa kepergiannya. Entah tak tau kenapa, ada sesuatu yang menyentuh hatinya ketika Stella menyuruhnya untuk berhati - hati disini. Namun disisi lain, perasaan Alson berbisik bahwa dirinya harus waspada terhadap Stella, wanita berhawa dingin itu. Pikiranya dibuat semakin rumit, hingga pada akhirnya Alson memilih untuk hengkang dari ruangan itu dan berpikir untuk kembali kerumah. Saat Alson ingin membuka pintunya, diwaktu yang bersamaan, Stella juga membuka pintunya.

"Ahh...maaf. Kau ikut dengan ku !" ucap Stella, lalu keluar lagi dari ruangan itu.

Alson menatapnya heran. "Ada apa memangnya?" tanya Alson yang kini berjalan di belakang Stella.

"Ini perintah orang itu," jawab Stella singkat.

Alson masih bingung dengan apa yang ucapkan Stella. "Siapa yang kau maksud orang itu ?"tanyanya lagi.

ALSON : Genius In 113Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang