CHAPTER 5 : Waktu Luang Alson

102 33 42
                                    

"Satu vote dari readers sangat berharga bagi author."

Sudah 1 bulan, Alson berhasil memperoleh informasi dari organisasi yang bernama The Vastator itu. Begitu juga Alson yang sejak saat itu tidak pernah lagi berkunjung ke markas MI6. Selama berada di organisasi, Alson hanya menyampaikan informasi lewat message ataupun panggilan suara.

Hari ini, kebetulan pekerjaan di Organisasi sedang senggang. Jadi, Alson pun memanfaatkannya untuk mengunjungi markas MI6. Bukan tanpa sebab, tentu seorang atasan Alson telah memintanya untuk datang. Royce Hodgins, ialah nama orang tersebut. Umur mereka terpaut 25 tahun, maka dari itu keduanya terlihat bak ayah dan anak. Sifat Hodgins yang baik, ramah, loyal, dan mendidik juga menjadi sebab hubungan keduanya sedekat itu.

"Hi, Alson. How are you ? " Tanya sekaligus sapaan dari Hodgins yang menyambut kedatangan Alson di ruangannya.

"Hi Mr. Hodgins, I'm good. How about you? " Sahut Alson, juga berbalik tanya mengenai kabar Hodgins sendiri.

"Ya, I'm good too. How's your work there? pretty good or very good? " Hodgins kembali menanyakan sesuatu.

"Yes, I think it's almost very good," jawab Alson sedikit terkekeh.

"Aku bangga padamu, diantara agen lain yang pernah menjadi NOREM, kau yang terbaik," ungkap Hodgins. Alson hanya tersenyum ketika mendengar ucapan Hodgins mengenai dirinya.

Knock...knock...Mr.Hodgins, It's me Iris. May i enter ?

Suara wanita itu membuat suasana pembicaraan Alson dan Hodgins hening sejenak, sebelum akhirnya Alson berangkat dari tempat duduknya dan Hodgins mempersilahkan Iris masuk. Wanita bersurai blonde yang dikuncir model low ponytail itu masuk keruangan Hodgins, Iris Weasley namanya. Dia salah satu agen di bagian yang berbeda dengan Alson maupun Hodgins. Jika Alson dan Hodgins bergerak sebagai intel atau mata - mata, sedangkan Iris ialah agen yang bergerak dibidang penyimpanan data - data rahasia milik MI6 ataupun negara.

Alson dan Iris, keduanya berpandangan selama beberapa saat, sebelum akhirnya Iris menuju meja Hodgins untuk memberikan suatu berkas penting. Ketika Hodgins tengah berkomunikasi bersama Iris yang kini berdiri di depannya. Alson yang sedang duduk di atas sofa mencoba memperhatikan seorang Iris, wanita yang pernah menjalin hubungan kekasih dengannya 2 tahun lalu. Namun, hubungan mereka hanya mencapai 1 setengah tahun karena Alson yang meminta untuk mengakhiri hubungan mereka.

Di balik sosok kejeniusan Alson, dia juga dikenal sebagai play boy agent. Walau begitu, Alson tidak pernah percaya bahwa cinta sejati itu ada.

Setelah pembicaraan keduanya selesai, Iris sengaja menoleh ke arah Alson yang terlihat sedang mengalihkan pandangan pada handpone ditangannya. Timbul rasa keraguan pada dirinya untuk menegur Alson, tapi semua itu tak begitu dihiraukannya.

"Als, you're here. How are you ? " tanya Iris, dengan begitu Alson perlahan mengalihkan tatapan matanya.

"Yes fine," sahut Alson singkat.

"Why are you here? aren't you-" ucap Iris terpotong.

Alson menyela ucapan Iris, "I'm having free time. How do you know I'm there? "

"Mr. Hodgins told me," ujar Iris melirik Hodgins sekejap sembari tersenyum.

Alson tetap menatapnya dingin dan datar lalu mengabaikannya begitu saja. Bukan hanya itu, Alson kemudian meninggalkan ruangan itu lebih dulu. Hodgins menyadari bagaimana sifat Alson pada Iris saat ini. Tak diam begitu saja, Hodgins bangun dari duduknya dan menghampiri Iris yang sedang menatap kepergian Alson dari sana.

Hodgins menepuk punggung sebelah kiri Iris,"Alson is just that kind of person."

Iris berbalik dengan sebuah senyuman palsu di wajahnya. "Yes, I know. Sorry to disturb your time, Mr. I'm exit permit. Good afternoon Mr. Hodgins," ujar Iris kemudian hengkang dari ruangan Hodgins.

Hodgins membiarkan wanita itu hengkang dari ruangannya. Iris sendiri sebenarnya tidak begitu terpukul dengan perlakuan Alson padanya. Jujur saja, dia sudah terbiasa dengan perlakuan Alson yang seperti itu. Tepatnya, Iris hanya merindukan senyuman Alson yang jarang sekali terlihat. Semenjak Alson bertugas menjadi NOREM di organisasi, Iris merasa bahwa dirinya mulai merasakan rasa takut kehilangan akan Alson. Dia tahu bahwa berada di dalam sarang musuh bukanlah hal yang mudah dan tidak menutup kemungkinan seseorang penyusup bisa berakhir didalam sarang tersebut. Setidaknya, Iris hanya ingin melihat senyuman dari wajah Alson walau mungkin senyuman yang memancar bukanlah untuk dirinya.

Disisi lain, Alson ternyata bukan hanya meninggalkan ruangan Hodgins, dia juga telah meninggalkan gedung departement SIS atau MI6. Perasaannya begitu kontras dengan Iris maupun Hodgins. Alson tak merasa bahwa di tempat tadi, dia membuat sebuah kesalahan. Pria bersurai blonde brown dengan potongan model quiff modern rambutnya yang agak curly itu, memilih untuk kembali ke kediaman 113.

"Perempuan itu bodoh, padahal aku telah menyakiti hatinya, tapi dia tetap bersikap seperti itu pada ku. Iris...Iris..."gumam Alson.

Dalam 30 menit, Alson pun sampai di kediamannya. Dia melepas mantel yang dikenakan dan menggantungnya pada hanger di ruang pribadinya. Alson lalu duduk di sofa yang ada diruangan itu dengan raga yang begitu lelah. Matanya terpejam sejenak dan pada saat yang sama pikirannya teringat akan surat dari kliennya yang bernama Elora Palmer. Tubuhnya tiba-tiba terasa seperti kehilangan rasa lelah yang sebelumnya dia rasakan. Alson bangkit dari tempat duduk dan menuju lemari tempat dia menyimpan surat dari Elora. Setelah menemukan surat dari Elora, Alson kembali duduk di kursi sebelumnya sambil membaca dan mempelajari surat itu sekali lagi. Juga berencana mencari tahu siapa Elora Palmer untuk memastikan bahwa kasus ini memang perlu diselidiki.

Bersambung...

------------------------------------------------------------------------------------------------------

Hai readers, jgn lupa vomentnya ya !!

Okey, jadi di chapter selanjutnya udah mulai naik ke klimaks tahap awal. Dan bakal ada juga beberapa plot twist yang muncul di klimaksnya.

Nah, di cerita ini tuh topiknya ga akan ribet - ribet bangetlah ya. Topik utamanya hanya spionase, organisasi, dan surat Elora.

OKEY, THANKS FOR READING MY STORY. STAY TUNED FOR NEXT CHAPTER

ALSON : Genius In 113Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang