CHAPTER 26 : War is Over

85 28 102
                                    

! Chapter ini lebih panjang dari chapter sebelumnya. Diharapkan saat membaca, readers sedang memiliki waktu luang !

***

"Bos!" Seorang pria bersicepat masuk ke ruangan Big Bos. "Gedung ini telah dikepung oleh pasukan MI6. Sekitar 5 menit lalu mereka tiba disini," ucapnya memberitahu dengan napas tersengal.

Big bos yang tadinya masih berdebat dengan Alson, mengalihkan perhatiannya pada dinding kaca yang menghiasi sekeliling ruangan. Ia kemudian berjalan mendekati kaca, hendak melihat kejadian di bawah. Dan terbukti apa yang disampaikan oleh anak buahnya barusan benar adanya. MI6 telah datang.

"Jangan biarkan mereka masuk, kalau perlu habisi mereka semua! Blokir semua akses!"

DOR!

Satu detik dalam hidupmu itu sangat berharga, maka jangan sia - siakan kesempatan yang ada. Dan Stella memanfaatkan satu detik kesempatan itu. Satu peluru meluncur dari revolver ditangan Stella dan bersarang dilengan atas Big bos. Dia sengaja menembak bagian lengan agar orang itu kehilangan kemampuan untuk menembak.

Dia bergerak cepat setelah keadaan sudah mulai tidak terkoordinasi karena ulahnya. Sepersekian detik dia berhasil meraih seorang anggota organisasi didekatnya, kebetulan orang tersebut bisa dibilang lebih pendek, walaupun seorang pria. Stella memiting tangannya, lantas mengacungkan revolver persis ke kepalanya.

"Jatuhkan senjata kalian! Cepat!" Stella berseru tegas. "Atau sebuah bercak merah akan memancur dari kepalanya."

Semuanya mematung, begitu juga Big bos yang masih memegangi tangannya yang terluka. Darah mengalir deras dari tanggannya yang tertembak. Gerakan tangan anggota lain yang ada disana termasuk Stout tertahan untuk menembak Stella.

"Aku serius bodoh! Aku tidak akan segan - segan melenyapkan orang ini bahkan kalian sekalipun!" Stella kembali berseru galak. Dia semakin kuat memiting leher orang itu hingga napasnya tersengal.

"Jatuhkan senjata kalian," Big bos akhirnya angkat bicara. Lantas tidak ada satu pun dari mereka yang berani menentang. Semua senjata kini sudah diletakkan di lantai.

"Kau," Stella meneriaki salah satu orang lalu melemparkan kunci borgol. "Lepaskan borgol ditangannya!"

Tanpa harus diulangi dua kali, pria yang disuruh oleh Stella benar - benar membukakan borgol di tangan Alson. Setelah borgol itu terlepas, Alson langsung berdiri, mengambil salah satu laras panjang yang berserak dilantai.

DOR!

Stout meluncurkan peluru kearah Stella secara tiba - tiba, membuatnya seketika mati langkah. Alson dengan cepat menjadikan tubuhkan sebagai pelindung. Dengan begitu, pelurunya tidak mengenai Stella, namun berhasil menembus punggung Alson.

Stella berteriak histeris menyebut nama Alson, matanya mulai memerah, jantungnya berdegup kencang. Panik yang luar biasa. Ia menahan tangis yang keluar dari matanya. Alson terduduk sebab tak bisa menahan keseimbangan tubuhnya karena serangan yang ia terima.

"Are you okay? I'm so sorry..." Stella berucap lirih sembari menahan darah yang mengucur dari tempat tembusnya peluru di punggung Alson.

"Ini bukan saatnya untuk mencemaskan ku." Alson berkata tegas pada Stella, tak peduli dengan darah yang mengalir dari mulutnya. "Elora-kau harus meninggalkan ku disini."

Sebelum Alson menyelesaikan kalimatnya, satu demi satu peluru lagi - lagi diluncurkan menuju mereka berdua. Untung saja kali ini Alson dan Stella berhasil mengelak. Tak diam saja, Alson dengan cepat bergegas memberikan serangan balasan dengan senapan yang ada ditangannya. Ia benar - benar mengabaikan rasa sakit di punggungnya.

ALSON : Genius In 113Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang