! Sebelum membaca chapter ini, diharapkan para readers benar - benar memiliki waktu luang karena chapter ini lebih panjang dari pada chapter sebelumnya !
***
Beberapa minggu lalu...
Hari itu, Stella diminta untuk menyelidiki siapa identitas Alson yang menyamar sebagai Rye di dalam sebuah organisasi bernama The Vastator. Keahliannya untuk menyelidiki sesuatu memiliki reputasi yang bagus di lingkup organisasi. Dalam waktu singkat, issue mengenai keahlian Stella dalam memperoleh informasi dapat dibuktikan apa adanya.
Dia berhasil mengetahui bahwa Alson telah menipu dirinya lantaran pria itu menyampaikan omong kosong mengenai tempat tinggalnya. Malam itu, rupanya Stella tidak benar - benar meninggalkan jejak Alson begitu saja setelah dirinya terciduk. Ia bersembunyi di suatu tempat di sekitar apartement untuk memastikan kebenaran perkataan Alson.
Alson juga tak semudah itu untuk dibodohi. Dia rela menunggu hampir setengah jam di parkiran apartement demi mengelabui Stella. Akan tetapi, Stella juga lebih pintar dari dugaan Alson. Walau hampir menyerah lantaran Alson tak keluar hampir setengah jam, Stella akhirnya mendapatkan balasan yang setimpal dengan keputusannya yang memilih untuk tetap menunggu.
Dengan mata dan kepalanya sendiri, Stella melihat mobil yang dikendarai Alson keluar dari apartement. Ketika itu, Alson mengendarai mobilnya dengan sangat cepat hingga Stella semakin curiga. Walau mobil Alson melaju dengan begitu cepatnya, Stella masih bisa mengimbangi dan berhasil mengikutinya hingga pada saat itu Alson sampai di kediaman 113.
Stella mengintai dari jarak yang tidak terlalu dekat agar tidak menimbulkan kecurigaan. Dari malam itu hingga pagi tiba, Stella berdiam di dalam mobilnya dan bahkan tertidur disana. Untungnya Stella tidak begitu nyenyak tidur hingga ketika suara dering handponenya terdengar.
"Kau dimana ? " Suara berat milik Stout dengar dari speaker handpone Stella.
"Aku sedang melakukan misi dari orang itu. Aku tak punya banyak waktu itu meladeni omong kosong mu Stout," balas Stella sedikit ketus, dan nyaris memutus panggilan suara itu.
"Sejak kapan macan kecil ini bisa berkata seperti itu pada majikannya."
Stella merotasikan bola matanya malas. "Ku beritahu untuk yang terakhir kalinya, aku bukan macan kecil mu dan kau bukan majikan ku."
"Until whenever I will always think of you as my little tiger."
"It's up to you. Well, If I succeed in this mission, would you treat me to a drink at my favorite bar ? " Stella tersenyum ketika dia berkata begitu karena dia tau Stout pasti akan mengabulkan permintaannya.
"Of course, we'll be there together later," balas Stout yang juga tersenyum dari seberang telepon.
Macan kecil, sebutan itu dibuat khusus oleh Stout untuk Stella yang kala itu masih menjadi bawahannya. Gadis remaja dengan rambut wolfcut pirang kecoklatan waktu itu, berhasil meluluhkan hati seorang pria bercodename Stout.
Singkat cerita, ketika Stella baru bergabung dengan The Vastator yang kala itu umurnya baru menginjak 20 tahun, wajah dingin dengan raut datarnya membuat Stout tertarik padanya. Stella Artois, codename itu juga diberikan oleh Stout untuk Stella.
Di kala itu, Stella masih memiliki ambisi besar untuk melenyapkan pelaku pembunuhan ayahnya. Sejak awal bergabung, Stella telah berjanji pada organisasi bahwa sampai mati, dia akan terus mengabdi untuk The Vastator dan tidak akan meninggalkannya. Bukan hanya itu, Stella juga membuat janji dengan atasannya yang saat itu masih Stout. Dia berjanji kalau dia akan menjadi alat bagi Stout, mematuhi semua perintahnya tanpa terkecuali. Akan tetapi Stella juga meminta balasan yang setimpal pada Organisasi untuk membantu menemukan siapa pelaku pembunuhan ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALSON : Genius In 113
ActionMenjadi agen badan inteligen negara bukanlah pekerjaan yang bisa disepelehkan. Begitulah Alson, agen MI6 yang tinggal di rumah dengan nomor 113 itu dikatakan sebagai lelaki jenius sehingga di juluki dengan Genius In113. Suatu ketika, dia diharuskan...