"Satu vote dari readers sangat berharga bagi author."
***
London, Inggris 2015
Pagi yang cerah dihari Senin, diiringi suara kicau burung yang merdu dan langit cerah tanpa awan. Jarum jam sudah menunjukan angka 8 waktu Inggris, dimana semua penduduk London telah disibukan oleh pekerjaan mereka masing-masing. Begitu juga dengan Alson, seorang agen mata - mata dari Badan Inteligen Inggris atau yang lebih di kenal dengan MI6.
Saat ini dia sedang berfokus mengendarai mobilnya di jalan raya London. Pikirannya kini sedang dihanyutkan dengan sebuah misi baru yang dia dapat dari markas. Memikirkan strategi seperti apa yang harus dia gunakan dalam misi ini.
"Organisasi itu lagi. Sudah berapa lama MI6 terus berhadapan dengan mereka. Sepertinya badan inteligen akan terus mengirim agen untuk menyusup kesana walau nyatanya selama ini tidak ada salah satu dari mereka yang berhasil kembali hidup-hidup," ujarnya sendiri. "Dan sekarang, MI6 mengirim ku untuk menjadi NOREM di organisasi itu."
Tak terasa, kini Alson sudah berada di depan tujuannya. Sebuah cafe yang menjadi tempat pertemuan dirinya dengan rekan kerjanya, Owain.
"Hai bro, sudah lama menunggu?"
"Tidak, aku juga baru sampai disini lima menit lalu."
"Begitu ya. Kau sudah pesan sesuatu?"
"Tentu. Jadi, apakah kau benar-benar menerima misi itu?"
Alson terdiam sejenak, pandangannya menyusuri sekitaran cafe untuk memastikan bahwa tempat ini aman untuk dijadikan tempat perbincangan penting mengenai misi. "Ya, kenapa tidak? Aku rasa genius in 113 ini, bisa menyelesaikan misinya dengan baik."
"I see, genius in 113."
Pembicaraan terhenti sejenak ketika pelayan cafe datang menghampiri, menghantarkan pesanan mereka berdua.
Setelah menyeruput black coffee miliknya, Owain melanjutkan pembicaraan. "Bagaimana dengan kekasih mu, Sam ?" tanyanya. "Bukannya aku pesimis, tapi apakah kau yakin bisa kembali hidup-hidup setelah berhadapan dengan organisasi itu ?" lanjut Owain.
"Sam?" Alson bertawa mendengkus. "Aku dan dia sudah putus sejak minggu lalu. Sudahku katakan tak ada yang namanya cinta sejati," sahut Alson.
"Kenapa kau putus dengannya? Dia wanita yang punya segalanya, dia cantik, kaya, berkarir, apa yang kurang darinya Als?" Owain masih tak habis pikir dengan apa yang telah dilakukan temannya itu.
"Kau ingat tujuan ku menjalin hubungan dengannya? Itu semua hanya untuk perkara misi Wain," jawab Alson dengan santai.
Mengingat perbincangan mereka yang semakin tidak masuk akal, Alson memilih untuk meninggalkan Owain di cafe. Kembali ke rumah adalah pilihan yang terbaik sebelum nanti siang dia harus datang ke markas untuk mendengar arahan lebih jelas mengenai misi yang harus dia jalani.
***
Sudah lama sejak dia bergabung dengan MI6 dan menjadi agen rahasia, pria berjuluk genius in 113 ini tak lagi membaca surat-surat permintaan yang dikirimkan padanya. Setelah 2 tahun lalu hingga saat ini, tak ada lagi orang-orang yang mengirim surat permintaan pemecahan kasus padanya.
Hari ini, entah kenapa hatinya terdorong untuk membuka dan membaca surat-surat yang kini masih tersimpan di kotak khusus milik Alson yang diletakkannya di pojok kamarnya. Satu persatu dia buka surat-surat itu dengan penuh rasa penasaran. Ada banyak kasus yang ternyata datang padanya. Mulai dari permintaan mencari seekor kucing yang hilang hingga kasus pembunuhan.
Alson tertegun setelah membaca surat-surat itu. Merasa bersalah pun ada didalam hatinya. Akan tetapi seingat Alson, dari beberapa kasus besar yang tertera di surat-surat tadi, rasanya sudah terpecahkan oleh detektif lain. Beritanya pun sudah tersebar di sosial media. Namun, ada satu surat yang dia rasa tidak pernah mendengar beritanya muncul di sosial media maupun berita di televisi.
Dikirim oleh wanita bernama Elora Palmer dengan sebuah permintaan menyelidiki kematian ayahnya yang tewas secara misterius. Surat ini dikirim 3 tahun lalu pada Alson. Setelah membacanya, banyak asumsi pun muncul di kepala pria ini. Dia menyimpulkan kalau kematian orang ini tidak di publish ke seluruh media, karena Alson tak pernah mendengar jelas mengenai kasus itu. Sungguh hal itu mengundang rasa penasaran yang besar pada diri Alson.
Tak bisa berpikir terlalu jauh, waktu yang dimilikinya sekarang sangat terbatas untuk memikirkan kasus itu karena dirinya harus kembali ke markas. Sebelum dia pergi, Alson sengaja menyimpan surat dari Elora di tempat yang berbeda dengan surat lainnya. Dia meletakkan surat itu di dalam laci meja hias di ruang pribadinya. Entah, hatinya berkata kalau kasus pada surat Elora perlu diusut, namun tidak sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALSON : Genius In 113
AcciónMenjadi agen badan inteligen negara bukanlah pekerjaan yang bisa disepelehkan. Begitulah Alson, agen MI6 yang tinggal di rumah dengan nomor 113 itu dikatakan sebagai lelaki jenius sehingga di juluki dengan Genius In113. Suatu ketika, dia diharuskan...