000:00

25.8K 1.1K 75
                                    

SUASANA lapangan kampus Neora sangat ramai pagi ini. Wajar saja, hari ini adalah tahun baru untuk para calon mahasiswa yang akan melanjutkan menuntut ilmunya di Neora.

Banyak calon mahasiswa yang datang dari beberapa daerah. Dari luar negri juga ada.

Kurang lebih ada 600 calon mahasiswa yang kini sedang duduk mendengarkan sang rektor yang sedang menjelaskan peraturan peraturan serta beberapa kontrak yang harus mereka patuhi jika berkuliah di kampus Neora.

"Para Alpha, Beta, dan Omega di satukan di kelas yang sama. Bagi para Omega yang merasa keberatan silahkan bernegosiasi dengan para dosen pembimbing kalian untuk mengganti kelas kalian. Ada beberapa Senior kalian yang sekarang sudah berada di sebelah Saya. Mereka adalah perwakilan dari semua jurusan yang ada di Neora. Silahkan perkenalkan nama kalian serta jurusan yang kalian ambil." Rektor Kim memberikan mic nya kepada salah satu mahasiswa yang memang sudah berjejer rapi di sebelahnya.

8 mahasiswa unggulan itu mulai memperkenalkan diri, serta jurusan yang mereka kuasai.

"Chan, mereka tampan tampan ya." Orang yang diajak berbicara hanya menganggukkan kepalanya.

"Lihat dulu, Chan."

"Buat apa, Jaem. Malas." Orang yang disebut Jaem itu berdecak pelan. Kembali melihat para Kakak tingkat mereka yang masih berada di atas panggung.

"Angkat kepalamu Chan." Mindlink milik pemuda bersurai coklat ke ungu unguan mengintrupsi, membuat pemuda itu mengangkat kepalanya.

Deg.

Manik coklatnya bertemu dengan manik hitam tajam yang sialnya sedang menatap kearahnya. Entah apa yang terjadi, tapi Haechan -pemuda bersurai coklat keungu unguan- merasakan debaran berbeda di dadanya.

Ada rasa senang membuncah memenuhi rongga dadanya.

Matanya masih menatap manik hitam itu. Sedetik kemudian si pemuda yang ia tatap memalingkan wajahnya.

"Aku kenapa Hyuck?" Haechan mengirimkan mindlink nya.

"Dia disini Chan, aku tidak bisa memastikan. Tapi dia ada di sini sekarang." Menghela nafas pelan, Haechan menyandarkan kepalanya ke bahu sahabatnya, Jaemin.

"Sampai kapan kita berdiam disini? Kepalaku sakit sekali." Jaemin mengelus rambut sang sahabat. Dia juga sebenarnya malas, apalagi cuaca terik seperti siang ini. Membuat moodnya tiba tiba turun drastis.

Matanya melihat lihat kearah para calon mahasiswa yang masih anteng anteng melihat sang rektor yang sedang berbicara tentang kampus yang akan dia tempati nanti. Bukan melihat sang rektor sih, tapi dia melihat para senior yang sedang tersenyum sembari sesekali mengangguk dan tertawa.

"Jaem, aku merasakan ada kehadirannya disini." Mindlink Jaemin bersuara, membuat anak itu semakin mengedarkan pandanganya.

"Apaan sih kamu Na, tidak ada dia. Eh tapi, sebentar, ada pheromone yang tercium olehku tadi." Jaemin menegakan tubuhnya, membuat Haechan yang sedang nyaman bersandar di bahu milik sahabatnya itu refleks menjauhkan tubuhnya.

"Kau menghirup bau citrus tidak?" Haechan mengendus, menggeleng kemudian.

"Tidak, ini bukan bau citrus, tapi ini wangi perpaduan antara musk dengan sedikit aroma sadalwo- sebentar." Haechan kembali mengendus. Aroma yang ia hirup tadi seolah hilang begitu saja, digantikan dengan bau matahari yang mengeluar dimana mana.

Mate[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang