023: Party

2.5K 190 0
                                    

MEMELUK tubuh Omeganya erat. Mark mengecup pelipis Haechan yang sedang sibuk memainkan game yang berada di handphone miliknya. Mengabaikan obrolan obrolan random yang Taeyong dan Jaemin lontarkan.

Mereka semua sedang berada di belakang rumah kediaman Jung sekarang. Jaehyun katanya sedang mengidam bakar bakaran. Itung-itung perayaan kemenangan mereka tentu saja.

Renjun dan Taehyun yang tadinya akan pulang pun sampai ditahan oleh Jaehyun supaya tetap tinggal. Menginap di kediaman Jung hingga besok. Tenang saja, banyak kamar kosong di sana yang tidak ditempati oleh siapapun.

Hanya saja mereka takut.

Tidak seperti biasanya kepala keluarga Jung seperti ini. Bahkan Haechan percaya percaya saja jika Jaehyun yang sedang mengidam karena Taeyong hamil lagi. Padahal kan sekarang sudah tidak mungkin. Taeyong telah mengangkat rahimnya karena sudah tidak sanggup lagi untuk mengandung.

Johnny dan Hendery yang baru saja sadar dari pingsannya pun turut adil. Ya tadi, Jaehyun maksa. Tak tau karena apa.

Dan akhirnya mengidamnya Jaehyun telah terpenuhi. Mereka semua, tak terkecuali antek anteknya mereka pun ikut party.

Jangan nanya muat apa engga, rumah Jung fams geude cuy. Se kabupaten juga kayaknya muat.

"Sun?"

"Hmm?" Haechan mendongkak, menyimpan handphonenya dan mengelus lengan sang Alpha yang berada di perutnya.

"Sakit?" Mark melirik lengan Haechan yang masih dibalut oleh perban. Kasihan sekali Omega manisnya, untung saja lengannya tak putus. Eh. Mark mengerjap pelan akan pemikirannya baru saja.

"Tadi iya, tapi sekarang tak terlalu menyakitkan. Mungkin kekuatanku sudah pulih juga, jadi bisa membantu untuk mempercepat kesembuhan lukanya." Haechan menoleh, mengecup bibir sang Alpha sekilas.

Oke, kita tinggalkan pasangan MarkHyuck yang sedang bermesra mesraan. Kita beralih ke pasangan NoMin yang sedang saling menyuapi di ujung taman kediaman Jung.

"Enak, Sayang?"

"Cih, apaan sayang sayang. Menjijikan kau tau." Jaemin mencebik, mengunyah daging itu minat tak minat.

"Oh dagingnya tidak enak? Baiklah, BUBU! JAEMIN BERKATA JIKA DAGINGNYA TIDA-hmmph,," Membekap mulut Alphanya yang akan berteriak mengadu kepada bubunya. Jaemin tersenyum lebar saat Taeyong menoleh, menatap mereka berduan. Ya bagaimana Taeyong tidak mendengar itu, orang teriakan Jeno menggelegar begitu.

"Kenapa?" Taeyong balas berteriak, mendekati kedua sejoli itu.

"Eh, hehe anu bu, Jeno nya cuman mau manggil aja, katanya dia mau lagi dagingnya." Taeyong tersenyum, menepuk pucuk kepala Jaemin pelan.

"Ambil saja ya, kesana. Bubu sedang sibuk." Jaemin mengangguk pelan, tersenyum manis menatap Taeyong yang telah pergi menjauh.

"Puahh, apaan sih. Tanganmu bau kencingmu itu."

"Idih apaan, hidungmu saja yang dekat dengan mulutmu. Makannya jika mandi, gosok gigi yang benar."

Kita biarkan mereka berdua yang sedang meributkan hal yang tak penting, berakhir dengan Jaemin yang ngerengek dan Jeno yang meminta maaf dengan wajah polosnya.

Ululululu, gemasnya.

Kita putar, dan kita lihat. Apa yang si bungsu Jung lakukan di tempat gelap bersama Matenya.

Matenya?

Iya, awalnya Beomgyu kurang percaya. Tapi setelah Bubu dan Haechan memberitahu jika tanda tanda itu mengacu kepadanya yang bertemu dengan matenya, dengan malu malu Beomgyu mendekati Taehyun. Mengajaknya berkenalan, eh keterusan sampe sekarang.

Mate[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang