010: Les't Play Alpha

9.7K 746 2
                                    

MENATAP keluar jendela dengan tatapan kesal. Apa-apaan itu! Mark mengganti warna rambutnya menjadi blonde!

Bayangkan!

BLONDE!

Tak tahu saja jika jantungnya sedari tadi tidak berhenti ngesdisko, sialan. Tadinya Haechan tidak percaya jika Mark juga akan menganti warna rambutnya. Alpha tampan itu juga tidak memberitahunya akan mengganti rambunya dengan warna. Tapi pas melihat hasilnya, fuck. Tampan sekali.

Ingin melarang, tapi Haechan juga suka dengan warnanya, Mark terlihat berkali kali lebih tampan. Tapi dia tidak suka jikq Alphanya jadi tontonan orang lain. Cemburu lah dia.

"Sayang?" Mark mencolek pinggang sang Omega yang memunggunginya.

"Aku menginap di tempatmu ya?" Haechan berdehem, belum berani menatap mata Alphanya. Takut meleyot dia.

"Haechan?" Hening, Haechan masih enggan menatap san Alpha. Tiba-tiba handphonenya berdering, menandakan jika ada panggilan telfon yang masuk ke handphonenya. Melihat penelfon sebentar, Haechan mengangguk pelan. Mengangkat panggilan itu kemudian.

"Iya Na, ada apa?" Tak ada sahutan dari sana, membuat Haechan mengecek kembali sambungan telfonnya, takut terputus.

"A-ahh..." Melirik layar handphonenya dengan Mark bergantian. Dia me-loud speaker panggilannya omong-omong. Membuat suara desahan Jaemin mengalun di antara sepinya suasana mereka berdua.

"Halo, Na?"

"Nghh.., diem dulu!" Jaemin yang melakukan itu Haechan yang memalu, memang dasar.

"Chan, aku ingin meminta tolong. Tolong beritahu Ayah untuk pulang ke rumah sekarang juga, Bunda sendirian di sana."

"Kenapa kau meneleponku? Kenapa tak kau memberitahu ayahmu saja?"

"Ayah sedang di rumahmu." Mengangguk sebentar, tidak menanyakan hal lebih lanjut. Haechan menutup panggilannya. Melirik kearah Mark yang masih fokus menyetir.

-••-

Membaringkan tubuhnya di kasur empuk miliknya, Haechan menatap langit langit kamarnya dengan pikiran yang berkelana kesana kemari. Melepas celana kainnya ke sembarang arah, Omega itu malas untuk pulang ke apartemen, jadi sekarang dia sedang berada di kamarnya, di rumah orang tuanya.

Tadi Mark izin untuk keluar sebentar, ingin berbicara dengan Daddy Seo dulu. Haechan sendiri abai, dia tidak ingin mengetahuinya sama sekali tentang apa yang kedua Alpha itu bicarakan. Haechan masih kesal dengan Alphanya omong omong.


Ting!

Melihat pop up handphonenya, Haechan menyirit menemukan nomor tanpa nama di layar ponselnya, karena Omega itu kepo, jadi Haechan buka saja pesan itu.

+000****
Siap siap Queen.

Siapa? Haechan membatin. Padahal belum banyak yang mengetahui identitas aslinya kan? Kenapa malah ada yang mengiriminya pesan seperti ini.

"Sayang?" Haechan menoleh, menatap Mark yang sedang mengunci pintu dengan bawaan di tangan kanannya.

"Kenapa?" Karena aneh melihat Omeganya, Mark melihat layar handphone Haechan yang masih menyala. Menampilkan room chat nya dengan seseorang yang tak dikenal.

"Aku tidak tau dia siapa." Haechan menyodorkan handphonenya, melirik kotak kue yang dibawa oleh Mark. Tanpa ba bi bu, Haechan mengambil kotak tersebut, membukanya lalu tersenyum manis kemudian.

Mate[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang