016: Traineer

6.2K 510 10
                                    

MENELAN ludahnya gugup, Haechan dan Jaemin saling berpandangan. Mendengarkan perkataan yang Donghae ucapkan di depan sana.

Donghae itu sepupunya Jung Taeyong. Dia di tempatkan di regu pasang, atau bisa disebut regu penyerang.

Sekarang Donghae sedang ditugaskan untuk melatih anak anak yang terpilih secara random untuk penyeleksian regu. Di sana juga ada Johnny yang sedang mengawasi mereka semua.

"Seperti yang kalian sudah tabu, teknik utama menyerang lawan itu ada dalam kecepatan. Kecepatan akan menentukan seberapa cepat kalian melawan musuh dengan langkahan-langkahan kaki kalian yang nantinya akan membawa kalian ke depan musuh untuk menyerang. Selain itu juga, kecepatan bisa menjadi tolak ukur kalian untuk menghindar."

Total ada 20 remaja seleksi kali ini, dan nantinya akan terbagi lagi menjadi 6 bagian regu, termasuk Haechan dan kawan kawan tentunya. Semoga saja mereka kuat sebelum bertarung.

"Tapi ingat, di taruh kecepatan kali ini, kalian jangan memakai semua kekuatan kalian. Masih ada beberapa sesi pembagian, sebisanya saja. Jangan memaksakan diri juga, nanti akan berdampak buruk kepada kalian jika itu terjadi." Semuanya serentak mengangguk.

Ngomong ngomong bicara tentang regu, regu regu yang sudah terbentuk secara resmi itu sedang beristirahat. Di jadikan juri oleh ketua Jung.

Haechan yang melihat itu dag-dig-dug tak karuan. Bukannya merasa tidak akan lolos. Hanya saja dia baru ingat, jika dia itu tidak memakai scent blocker, dia takut jia tiba-tiba Hyuck menunjukan dirinya yang asli. Sekarang pun Haechan sedang bernegosiasi, tetapi Hyuck seolah abai. Dia malah berbicara,

"Ya tidak apa-apa, aku itu ingin memperlihatkan diriku yang asli kepada mereka. Pasti mereka semua terpesona melihatku. Tenang saja, nanti mereka akan melupakan kejadian hari ini kok."

Haechan berdecak, menatap Daddynya yang memberikan kepalan tangan menyemangati. Papanya juga memberikan kata-kata penyemangat tanpa suara.

"Ada waktu sepuluh menit untuk kalian merubah diri, biasakan dulu keadaannya nanti. Setelah terbiasa, kita mulai sesi taruhnya." Mereka semua serentak kembali mengangguk. Mencari posisi yang pas untuk memanggil dan berganti wujud menjadi wolf mereka.

"Awas saja jika kau macam-macam Hyuck, aku tida akan menanggap kau wolfku nanti." Haechan mengumpat tanpa suara. Melirik Jaemin yang sudah bersiap-siap untuk berubah.

"Iya iya, kau berisik sekali." Menarik nafasnya perlahan, menatap sekeliling yang sialnya mereka menatap kearah dia.

"Nana cantik sekali." Taeyong memekik, mereka mendekat kearahnya entah untuk apa. Ten menatap Nana berbinar, mengelus bulu Nana yang bersih dan lembut.

"Luna juga ih, manis manis sekali." Walaupun omega biasa, Renjun mempunyai visual wolf yang sama rata seperti omega-omega superior kebanyakan. Bulunya yang abu ke hitaman, tetapi luwes dan tuing tuing jika berjalan. Buktinya, sekarang dia sedang melompat-lompat kesana kemari.

"Aku jadi ingin menggigitnya." Winwin mendekat ke arah Luna memeluk wolf setinggi 1,6 meter itu gemas.

"Haechan?" Haechan menunduk, tadinya dia akan berlari mengasingkan diri. Sumpah. Tapi gerak geriknya terlihat oleh Donghae yang sedang memantau para calon untuk regu inti.

Dengan berat hati Haechan berubah. Pasrah kepada Moon Goddess. Berdoa supaya Hyuck tidak melakukan apapun yang bisa membuat dia malu nantinya.

Wushhh

Hening.

Hanya ada hembusan angin dan kicauan burung. Hyuck sendiri hanya mengerjap bingung, sesekali menjilat bulu kakinya yang terasa berantakan.

Mate[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang