014: She

6.6K 534 19
                                    

A full of flashback

MEMELUK tubuh sang Alpha, Omega perempuan itu mengusakan wajahnya di dada bidang milik kekasihnya. Menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya, sang Omega mendongkak. Menatap Alphanya sayang.

"Kau ingin pergi lagi kemana, hm?" Sang Omega berpikir sebentar, menaruh jari telunjuknya di dagunya. Membuat sang Alpha gemas.

"Pulang saja, aku lelah. Ingin memelukmu saja sampai besok, boleh?" Sang Alpha mengangguk pelan, mengecup kening omeganya.

"Yasudah, ayo kita pulang." Lengan sang Alpha ia simpan di pinggang sang Omega, menariknya supaya mendekat ke tubuhnya. Sang Omega tersenyum malu, membenarkan letak dress yang ia pakai.

Mereka habis dari pesta ulang tahun temennya omong-omong. Jadi belum sempat untuk berganti baju dulu, karena sang Omega merengek untuk berjalan-jalan dulu sebelum pulang. Dan sang Alpha menyanggupi.

Sang Omega melirik Alphanya yang sedang fokus menyetir, tersenyum tipis melihat Alphanya yang terlihat sangat tampan saat ini. Ah, dia beruntung sekali bisa mendapatkan Alpha seperti kekasihnya ini.

"Kenapa menatapku seperti itu? Aku tahu aku tampan. Pipimu merah-merah tuh." Sang alpha mencubit pipi Omeganya gemas, mengusap bekas cubitan itu lalu kembali menyetir lagi. Seketika hening, sang Omega sibuk dengan pikirannya dan sang Alpha yang fokus menyetir.

"Mark," Yang dipanggil hanya berdehem menjawab, menoleh ke arah sang Omega. Lampu lalu lintas yang berubah menjadi merah membuat Mark bisa melihat sang omega dengan leluasa.

"Kau menyayangiku bukan?" Sang omega menatap Alphanya sendu, memilin kemejanya pelan.

"Memangnya kenapa kau bertanya seperti itu?" Mark merasa aneh saja, tiba tiba sekali.

"Jawab saja, iya atau tidak."

"Iyaa, Sayang." Mark mengelus kepala sang Omega pelan, menepuknya beberapa kali lalu menarik kembali lengannya.

"Jika kamu menyayangiku, kamu tidak mempunyai niat untuk menandaiku? Agar kamu tidak perlu khawatir jima aku tidak berada di di sisimu, kita sudah dua tahun berpacaran, Mark. Kamu tidak kasihan kepadaku yang sudah menunggu dari lama, tapi kamu tidak pernah menjawab pertanyaanku ini. Aku butuh kepastian Mark, aku juga ingin seperti seperti teman-temanku yang sudah mempunyai pasangan. Mereka saling memiliki seutuhnya Mark, mengapa kita tidak?"

Sang Omega menahan air matanya yang akan turun jika ia berkedip. Menyengkram lengan mark yang sedang menganggur.

Mark tak menjawab, wajah datarnya membuat sang Omega merengek memeluk lengannya.

"Aku ingin kau menandaiku sekarang juga!" Sang Omega melepas sabuk pengamannya, membawa dirinya duduk di atas pangkuan sang Alpha.

"Yeri, aku sudah pernah bilang kepadamu. Aku tidak bisa melakukannya jika kamu bukan mateku, aku hanya akan menandai mateku saja. Bukan orang yang mungkin saja bisa merubah segalanya. Sekarang kau duduk kembali di tempatmu, aku sedang menyetir, bahaya untuk keselamatan kita."

Bukan orang yang mungkin bisa merubah segalanya. Yeri merenggut, memeluk leher Mark erat. Mengecup leher Mark yang terekspos.

"Yeri, aku bilang turun."

"Tidak mau!"

"Yeri!" Mark mendorong tubuh sang Omega, mendorong supaya menjauh dari tubuhnya. Membuat sang Omega mengaduh sakit karena kepalanya yang terbentur kaca mobil.

Mate[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang