Sorry bro, kayanya part ini bakalan pendek banget deh. Soalnya gue lagi malas mengetik. Kalo ada fitur vn, gue bakalan ceritain dari awal sampe akhir pake voice note disini. Hiks
So, selamat membaca.
(๑'ᴗ')ゞ
JAEMIN mengelus dahi Renjun yang mengeluarkan peluh sebesar biji jagung. Menggenggam lengan Renjun yang gemetar pelan. Menatap paras sang sahabat yang menutup matanya erat. Haechan sedang mengambil air putih ke dapur omong-omong.
“Sudah, tak apa. Aku akan menemanimu disini.” Renjun mengangguk samar, sekarang mereka berdua sedang berada di kamar tamu kediaman Jung.
Tadi Renjun juga sudah meminta maaf untuk kekacauan yang telah dia perbuat tadi. Dan Jaehyun pun memaafkan, lagi pula ini ketidaksengajaan.
Taeyong yang mengerti akan apa yang di rasakan Renjun, langsung saja membawa Omega manis itu ke kamar tamu kediaman Jung yang berada di lantai satu.
Renjun tidak apa-apa kok, hanya sedang heat saja.
Hanya?
Iya, selebihnya dia sedang patah hati.
Baru saja dia bertemu dengan sang takdir, eh ternyata dia sudah mempunyai kekasih. Se sakit apa coba Renjun saat ini.
Apa ini yang Jaemin rasakan waktu itu ya?
Jika iya, Renjun jadi ga enak.
“Sudah, tak usah terlalu kau pikirkan. Sekarang kau istirahat saja ya agar-”
Ceklek
“Permisi,” Mark membuka pintunya perlahan, lalu menutupnya kembali.
Tenang, dia tidak akan tergoda oleh pheromone Renjun yang biasa aja. Ya masih bisa diterima saja, tidak menggoda sama sekali.
Meskipun manis.
Ya manis lah, orang pheromone Renjun beraroma Caramel Roses.
“Ini aku bawakan suppressant cair untukmu. Mau kau sendiri yang suntikan, atau aku yang menyuntikan?” Renjun sebenernya tidak bisa memakai suppressant yang seperti itu. Biasanya dia memakai suppressant yang tablet, atau suppressant asap. Yang rempah rempah seperti itu lah.
Renjun menatap Jaemin bertanya, dia juga menggeleng. Karena memang dia pernah belum pernah memakai suppressant yang seperti itu. Pernah sih dia memakainya, tapi itu juga dipakaikan oleh sang Ayah.
“Yasudah, biar aku saja yang suntikan. Tenang, ini tidak akan sakit sama sekali.” Renjun memejamkan matanya. Dia benar-benar menahan diri untuk tidak menerjang Mark dan berakhir dimusuhi oleh Haechan.
Tidak tau pasti, hanya saja insting Omeganya menyuruhnya untuk mencium Alpha sahabatnya itu dan menariknya untuk dipeluk. Tapi Renjun mencoba untuk tenang, mengontrol perasaan aneh itu.
“Jangan tegang, sulit mencari inti titikmu jika kau tegang seperti ini,” Renjun menetralkan nafasnya, mencoba merilekskan diri.
“Nah, tahan sebentar ya manis.“ Mark sudah seperti dokter saja, haha. Renjun yang memang anti dengan yang namanya suntik menyuntik menahan tangisnya. Mengabaikan rasa panas di badannya yang perlahan lahan menggila.
Tiba-tiba pintu terbuka, menampilkan Haechan dengan nampan berisi air hangat dan beberapa makanan ringan di tangan kirinya. Menatap Renjun yang berada di dalam dekapan Jaemin sambil menahan tangis, terlihat dari wajahnya yang memerah padam.
Memerah karena takut, malu, bercampur nafsu itu.
“Ini minumnya, aduh jadi dejavu. Malu sekali aku.” Haechan menyimpan gelas berisikan air putih dengan beberapa potong buah buahan di sana. Sedangkan makan ringannya ia bawa. Dia makan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mate[END]
Random[ABO] [Romance] Haechan tidak tahu jika heat nya datang secara tiba tiba, disaat dia sedang mendengarkan sunbaenya yang sedang menjelaskan sesuatu. Sialnya lagi, dia lupa membawa suppressant yang biasa dia bawa di dalam tasnya. Dan dari kejadian itu...