034: Mate

5.7K 405 30
                                    

Awalnya Haechan tidak membayangkan jika ia akan menikah hari ini, dengan sang Alpha. Bersitatap sehari semalam pun hanya menjadi impian semata saja. Tapi hari ini. Hari yang akan menjadi saksi sahnya pasangan itu dimuka umum. Sah dalam aturan hukum dan juga keharusan.

Gugup? Tentu saja. Siapa yang tidak gugup jika dirimu akhirnya menikah dengan orang yang kau impi impikan sedari dulu.

Mark. Jeong Minhyung. Haechan tak pernah terbesit keinginan untuk ditakdirkan dengan sang utama. Sang pemimpin. Sang Elder. Tetapi sekarang, tepatnya hari ini, tubuh gagah dengan balutan tuxedo yang memeluknya terlihat berkali kali lebih tampan.

Apalagi dengan rambut yang kembali ia cat hitam. Terlihat sekali aura seorang Alpha dominan yang tampan.

Haechan kembali menghela nafas gugup, lengan kanan sang Daddy yang berada di genggamannya ia remat perlahan. Menyalurkan rasa gugupnya. Johnny yang tau akan keadaan sang anak mengelus jemari lentik itu pelan. Tersenyum hangat saat Haechan mendongkak menatap dirinya.

"Dad, a-aku gugup." Johnny tersenyum maklum, mengelus pipi sang anak yang terpoles oleh make up tipis.

"Itu wajar. Kan kau anak menikah, bukan akan berkunjung ke taman hiburan. " Haechan mengerucut kesal. Semakin gugup saat seseorang yang berdiri di depan sana memanggil namanya untuk segera menaiki podium yang terlihat cantik dengan warna putih bersih juga biru muda.

Haechan dan Mark jadi menikah di tepi pantai omong omong. Salah satu pantai cantik yang ada di kotanya jadi pilihan. Dengan warna ringan yang Haechan mau.

"Siap?"

Sang Queen Omega itu mengangguk pelan. Mengangkat kepalanya perlahan namun terkesan anggun. Kaki jenjang melangkah. Mata memandang lurus seseorang yang akan menjadi pasangan hidupnya untuk waktu yang lama. Bahkan mungkin untuk selamanya.

Bibir melengkung manis. Membalas senyuman sang Alpha yang terlihat menawan. Ugh, rasanya Haechan ingin berlari dan melemparkan dirinya kepada sang Alpha. Merengek manja dengan kecupan manis dibubuhkan di wajah sang Alpha.

Tak sadar pipi sang Omega memerah. Otomatis Haechan menggelengkan kepalanya pelan. Mengusir bayangan bayangan kotor yang berada dalam otaknya. Mencoba fokus saat dengan lembut Johnny memindahkan lengannya ke sang Alpha.

Lengan yang menggenggam bucket bunga mengerat. Mencoba membalas tatapan sang Alpha yang menatapnya memuja. Tidak ingin sombong sebenarnya, cuman Haechan mengakui jika wajahnya yang terpoles make up saat ini memang terlihat sangat cantik.

Suara pastor mulai mengalun. Penonton selaku saksi yang tadinya berbisik bisik mulai menyepi. Menyisakan suara berat sang pastor yang mulai mengucapkan janji suci yang akan Haechan serta Mark ucapkan.

"Jung Minhyung, bersediakah engkau menjaga dan mencintai Seo Donghyuck untuk selama sisa hidupmu. Menafkahi lahir batin sang pasangan yang akan menemanimu sampai akhir hayatmu. Membenarkan apa yang salah dan menjaga pasanganmu agar tetap dijalan yang benar. Menjadi suami yang akan membahagiakan keluargamu kelak. Menjaga, menemani, dan mencintai mereka seperti engkau mencintai dirimu sendiri. Bersediakah engkau?"

Menelan ludahnya gugup, Haechan menggenggam kedua lengan Mark erat. Bunga yang semula ada ditangannya telah pindah tangan kepada sang Papa yang berada di belakangnya.

Mark yang merasakan kegugupan Haechan pun tersenyum maklum. Mengelus lengan lentik sang Omega pelan. Memberi tatapan menegaskan jika ini tidak apa apa. Membuat Haechan tersenyum tipis. Dengan lantang Mark menjawab,

"Ya, kami bersedia."

Sang pastor tersenyum tipis. Guratan halus di kening dan pipinya menandakan jika ia tak lagi muda. Tatapan sayunya beralih kepada sang Omega mulai mengucapkan janji sucinya yang sama persis dengan janji Mark yang tadi ia ucapkan. Karena Haechan tidak ingin disebut dengan sebutan istri di pernikahannya.

Mate[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang