004: Elder

10.3K 852 7
                                    

MENATAP adik tingkatnya dengan tatapan kurang minat, Mark memutarkan pena miliknya dan duduk di atas bangku yang berada di depan.

Awalnya Mark mana mau mengikuti kegiatan yang menurutnya kurang kerjaan ini. Cukup dengan menjadi mahasiswa kebanggaan di jurusannya dan berbicara di hadapan mahasiswa lain, jangan malah berkeliaran disini, dengan orang orang yang Mark tidak dikenali olehnya.

Sedang asik asiknya melamun, Mark di kagetkan dengan tepukan keras di bahunya, menaikan alisnya tanya saat Yeonjun menatapnya takut takut.

"Bisa tolong bantu kami untuk menyusul Haechan, salah satu mahasiswa baru yang belum kembali dari toilet? Setelah itu, kau boleh kembali ke kelas saja, tak usah mengikuti kami." Karena memang Yeonjun sendiri sungkan bila dekat atau mempunyai suatu urusan tertentu dengan Mark, selaku patung mahasiswa bisnis di angkatannya.

"Cih, menyusahkan." Begitu dikatakan belah bibirnya, berbeda dengan kakinya yang ia bawa menuju toilet jurusan.

Entahlah, dia memang tak mau sebenarnya. Tapi entah kenapa kakinya malah berjalan sendiri menuju kamar mandi yang dikerumuni oleh beberapa Alpha, Omega, juga beta yang berada di depan pintu masuk toilet.

"Ada apa ini?"

Beberapa orang di sana menoleh, menatap Mark dengan tatapan takut.

"Eum, anu Sunbae. Itu ada Omega yang sedang heat di dalam." Mark menaikan alisnya.

Omega?

Haechan?

"Minggir!" Mark berteriak dengan Alpha tone miliknya, membuat semua yang ada di sana, entah itu Alpha, Beta, maupun Omega, mematuhi perkataannya.

Walaupun ada beberapa geraman intimidasi dari beberapa Alpha dominan yang tidak suka kegiatannya di ganggu.

Karena merasa risih dengan tatapan dari pada Alpha birahi yang ada di sana, Mark dengan cepat mendobrak pintu kamar mandi.

Menyusuri beberapa bilik tertutup dan membukanya satu persatu. Hingga berakhir di bilik terakhir.

Mark membuka bilik itu, melebarkan matanya saat melihat tubuh lemas milik Omega itu yang tergeletak di bawah lantai.

Menggendongnya ala bridal, dan langsung membawanya kearah parkiran.

Sebelum benar benar membawa tubuh lemas sang Omega itu dari kampus, Mark memberitahu Yeonjun untuk mengizinkan Haechan karena memang anak itu sedang heat.

Beberapa saat kemudian ada panggilan masuk ke nomornya, yang ternyata itu Hendery, Kakak dari Omega yang berada di dalam apartementnya.

Alpha itu berpesan bahwa dia tidak bisa menjemput sang adik bila dalam waktu dekat ini, jadi dia berharap Mark dengan kebaikan hatinya mau menampung sang adik dengan suka hati.

Dan akhirnya Mark menyetujui, dengan alasan lain tentunya.

Karena Mark yakin, jika Omega kecil yang terbaring lemas di atas ranjangnya kini. Itu memang miliknya. Untuknya. Dan tandirnya.

-••-

SUDAH tiga hari Haechan tidak masuk kuliah. Jaemin di buat uring uringan karenanya, takut Haechan kenapa kenapa. Sedangkan Orang tua Haechan sendiri malah anteng anteng saja, bahkan sekarang mereka berdua sedang berlibur di santorini.

Menelfon Haechan juga percuma. Tidak ada yang mengangkatnya

Mendongkak saat ada yang menepuk pundaknya, Jaemin menatap laki laki yang ada di hadapannya.

Mate[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang