012: Problems

8.7K 622 7
                                    

MENGGULUNG kembali dirinya dengan selimut, Haechan menguap pelan dengan tangan yang aktif mengucek matanya yang terasa gatal. Tersadar akan sesuatu, Haechan membuka matanya. Menatap sekeliling dengan pandangan tanya.

Padahal seingatnya, semalam dia tertidur di dalam kamar mandi, lebih tepatnya di dalam bath up yang terisi air hangat. Tapi sekarang dia sudah ada di atas kasurnya, dengan piyama satin kesukaannya juga bed cover kasurnya sudah diganti.

"Morning my sunshine." Haechan menoleh, menatap Mark yang hanya memakai celana selutut dengan handuk yang tersampir di bahunya. Berjalan mendekat, Mark mengecup dahi haechan pelan. Mengusak rambut milik Omeganya yang berantakan.

"Kau harus bangun, mandi setelah itu kita berkencan." Haechan mengerjap, keluar dari gulungan selimutnya dengan wajah bantalnya yang tertekuk.

"Aku ada kelas Alpha, tidak bisa." Mark tersenyum, mengecup pipi gembil Omeganya.

"Jangan menciumku, aku belum mandi. Bau." Haechan menahan wajah Mark yang akan mengecupnya kembali. Mark terkekeh, memeluk pinggang Haechan. Menariknya untuk berdiri.

"Makannya mandi, bajunya sudah ku siapkan di sana. Bisa berjalan sendiri? Atau perlu aku menggendongmu?" Wajah Haechan memerah, menepuk dada bidang sang Alpha dengan bibir yang mengerucut.

"Aku kuliah Mark, tidak bisa."

"Sudah ku titipkan absennya, ayo mandi."

"Akhh! Mark!"

Mark menggendong Haechan dengan gaya karung beras, sesekali menampar pantat bulat yang berada di sebelah kepalanya. Membuat Haechan memekik tertahan.


-••-

Turun dari kamarnya, Haechan melihat meja makan yang sudah ramai akan manusia di sana.

Oh, apa?

Ada Neneknya di sana!

"Hyuck!" Haechan berlari, memeluk tubuh sang Nenek yang udah lama ga ketemu sama dia.

"Nenek kemana saja, Hyuck rinduuu~" Dengan bibir yang mengerucut, Haechan berbisik di sebelah telinga neneknya.

"Halah, biasanya juga kamu suka kabur kaburan kalau sedang ada di rumah." Nyonya Seo mencubit hidung sang cucu gemas, saking gemasnya dia rasanya ingin menelan sang cucu hidup hidup.

"Eh, apa ini," Nyonya seo menekan dagu Haechan yang berbekas, Haechan sendiri cuman tersenyum tanpa dosa.

"Mark mana, Hyuck?" Haechan menoleh ke arah sang Daddy, menunjuk tangga kemudian.

"Wah, siapa ini." Mark tersenyum pelan, membungkuk sopan kepada nyonya Seo.

"Duduk disini, tampan."

"Terus Hyuck duduk dimana?" Haechan merengek, menatap sang Nenek terluka.

"Itu dekat abangmu kosong." Nyonya Seo menunjuk kursi di hadapannya.

"Tidak, Hyuck ingin disini." Haechan menarik kursi yang akan Mark duduki.

"Sayang," Ten menegur, membuat Haechan menghela nafas kesal.

Berjalan mengitari meja makan, dengan kaki terhentak. Haechan duduk di dekat Hendery, menumpukan tangannya. Menatap Mark dengan alis yang di tukikan. Mark sendiri cuman tersenyum tipis, duduk di sebelah Nyonya Seo yang sedang menatapnya kagum.

Mate[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang