025: Klan

3.6K 231 6
                                    

Ireum bireum mogeul seesang~~

(*´ω`*)

MENGGEREJAPKAN matanya pelan, menyesuaikan cahaya lampu yang masuk ke kedua netranya. Sedikit meregangkan otot otot tubuhnya yang terasa kaku.

Mengedarkan pandangannya, kedua netra yang baru saja terbuka itu terpaku ke arah pintu kamar mandi. Dia bisa mendengar ada orang yang mandi di dalam sana.

Tapi siapa?

Perasaan kemarin dia sendiri deh disini, lagian juga dia kan sedang heat. Ah mungkin Haechan ya, Renjun berusaha berfikir positif saja.

Berusaha untuk memejamkan matanya kembali, tapi ia tidak bisa. Pikirannya sedang melayang kemana mana.

Jadilah Renjun hanya melihat langit langit ruangan itu, sedikit mendesis pas merasakan tekuknya itu panas, lagi.

Ceklek

Renjun menoleh, membulatkan matanya pas melihat siapa yang baru saja keluar dari kamar mandi.

Si oknum belum menyadari jika Omeganya sudah bangun dari tidurnya, dia dengan santainya menyisir rambut setengah basah dengan anduk kecil yang tersampir di bahu kirinya.

“Oh, hei. Sudah bangun?”

“Bodoh. Si oknum mendesis saat wolf miliknya mengiriminya mindlink.

“Aku bingung harus bilang apa, coba kasih kosa katanya.” Wolf yang ada di dalamnya berdecak, berfikir sebentar terus mengekeh jenaka.

“Hay manis, kamu tahu kan siapa aku? Nah sekarang kita langsu-

“Kau juga bodoh, sialan.” Si oknum tersenyum kecil melihat Omeganya yang sedang menatapnya tanya.

Sedikit was-was juga sih.

Sang Alpha membawa kedua kakinya untuk mendekati sang Omega, medudukkan diri di sebelah sang Omega yang masih memperlihatkan mimik wajah polosnya yang terlihat bingung.

“Hei, perkenalkan aku Guanlin. Kau, Huang Renjun?” Guanlin mengulurkan tangan kananya, menatap Renjun yang masih diam tak bergeming di tempatnya.

Heem, dia Guanlin.  Setelah selesai dengan masalah kecilnya kemarin, Guanlin memutuskan untuk menemani Omega kecil itu di selama masa heatnya berlangsung. Alpha Superior campuran itu merasa tidak enak dengan Renjun yang sudah dia buat pingsan kemarin malam.

Kedua netra mereka bertemu, Renjun dengan tatapan sendunya dan Guanlin dengan tatapan lembutnya. Menyambut Renjun ke dalam rengkuhannya.

Tanpa ragu Renjun memeluk tubuh tegap sang Alpha erat, menumpahkan air matanya di sana.

“Maaf ya, di pertemuan pertama kita aku malah membuatmu menangis.” Guanlin menangkup wajah sang Omega, mengelus kedua kelopak mata Renjun yang terpejam lembut.

Setelah merasa lebih baik, Renjun mendongkak. Menatap Guanlin yang tersenyum kecil dengan lengan yang tak berhenti mengelus kepala serta wajah si manis.

“Kenapa kau ada disini?”

Guanlin menggigit pipi dalamnya gemas. Oh liat itu, matanya bulat berkaca kaca dengan bibir tipis yang sedikit mencebik. Apalagi suaranya yang mencicit kecil dengan lengannya memainkan belakang bajunya gemas.

“Kan aku sedang menemani Omegaku, bagaimana jika nanti kau membutuhkanku? Jika seperti ini kan enak, kau butuh apa-apa tinggal bilang kepadaku.”

Sebentar,

Mate[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang