019: Die

6.8K 519 10
                                    

Bro aing lagi semangat up, hadiah taun  baruan walaupun gue ga post ini di taun baru.

Hampir satu tahun mate nemenin kalian, dan belum selesai selesai sampe sekarang. Stay tune ya love, kayanya bentar lagi juga bakalan end ceritanya, ngehe.

Btw, selamat taun baru!! 🙌🙌💐💐💐

Semoga di taun 2024 ini lebih baik daripada taun kemaren, dan semoga di tahun ini kita dapet banyak asupan dari couple kita!!

So, happy reading.

Sekali lagi, selamat taun baru love!

ᕕ( ՞ ᗜ ՞ )

MENGERANG marah, Mark mendorong tubuh lawannya yang sudah tak berdaya di hadapannya. Di sudut ruangan ada Haechan yang sedang memakan keripik yang sempat ia anggur kan tadi.

Melepaskan cengkramannya, Mark menghela nafas lelah. Mendekati sang Omega.

"Sakit, Sayang?" Mark mengelus pipi sang Omega yang sempat Soobin cengkram tadi. Membuat sang Omega menganggukkan kepalanya pelan.

Ah, berbicara tentang Soobin.

Omega tinggi itu sudah terkapar pingsan di lantai ruang tamu apartemen milik Haechan, dengan beberapa beta yang Omega itu bawa tadi. Bukan Mark yang membuat Soobin seperti itu, itu ulah Haechan sendiri.

Tadi Soobin sempat mengatai Haechan murahan dan Omega perebut hak orang lain. Bahkan Soobin membawa Papa Haechan yang tidak tau apa-apa.

"Lee Donghyuck, aku tidak tau jika dirimu ini adalah Omega serendahan ini. Merebut Alpha yang telah di klaim oleh orang lain tanpa memperdulikan Omega dari Alpha itu sakit hati karenamu. Tapi jika dipikir-pikir lagi, tidak aneh jika kau melakukan itu kepada Omega tak bersalah itu, karena kau, dengan Papamu itu sama saja. Sama sama perebut Alpha yang telah memiliki pasangan, juga Omega penggoda ulung semua Alpha, hingga Mate tuan Seo itu meninggal dunia. Cih, murahan."

Haechan yang mendengar itu emosi lah ya, dan dengan itu dia langsung mencekik Soobin sampai anak itu ga bisa nafas. Bahkan mata Omeganya muncul beberapa detik, dan itu membuat Haechan sendiri panik.

Mark yang mendengar kegaduhan dari luar pun menghampiri sang Omega, mengerang marah saat salah satu Beta bawaan Soobin menyeret Omeganya kuat.

Ada dua Beta yang kabur tadi, ga semuanya ketangkep sama Mark.

Haechan menyodorkan kotak tisu kepada sang Alpha, menatap Alphanya itu polos. Mark menerima uluran kotak itu, membawa beberapa lembar tisu untuk membersihkan tangannya yang sudah dipenuhi oleh darah.

Mark juga merunduk merendah, membiarkan sang Omega dengan telaten mengusap wajahnya yang terkena cipratan noda darah sang lawan.

"Lalu itu mereka, akan dikemanakan Mark?" Mark menoleh, menatap enam mayat terkapar di sana. Ah, tujuh dengan Soobin yang pingsan dibiarkan terkapar di depan pintu masuk.

"Kau dengarkan aku," Haechan mengangguk pelan, menatap Mark serius. "Sekarang kemasi barang barang yang sekiranya kau butuhkan sekali. Masukan ke koper atau apalah wadah yang bisa menampung barang barangmu. Aku akan menelepon Dadda dulu sebentar, habis itu kita pulang. Aku bakal nganterin kamu ke rumah Daddy." Haechan mengangguk cepat, menyimpan keripik kentangnya dan berlari ke kamarnya.

Mark sendiri, dia sedang menatap handphone yang ada di genggamannya datar. Mengantongi handphone tersebut, lalu segera menelfon Jaehyun.

-••-

Mate[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang