!032: Knott

3.2K 129 3
                                    

Psstt psstt. Warning, panjang!

Bacanya pas malem aja ya, biar asoy.

Gue sih ga bisa pastiin kalo adengan anu di chap ini bakalan memuaskan banget, tapi ya gue warningin disini dulu, kalo ni chap ini, nganu nya bakalan lebih nganu, di tempat anu yang anu.

So, selamat menikmati.

Semoga kalian puas dengan hidangan kali ini.

Ngehe....

🌚🌚🌚

-••-

Lapangan hijau melintang luas menyejukkan mata. Angin berhembus ringan dangan suara kicauan burung yang memanjakan telinga.

Mark terbangun. Menatap sekeliling yang didominasi oleh rerumputan hijau, tanpa ada apapun di sana. Hanya dia, dan seorang bayi laki laki di hadapannya. Hanya berjarak 2 meter dari tempatnya terduduk kini.

Dengan rasa penasaran yang membuncah, Mark berjalan mendekat. Membawa sang bayi yang terlihat manis itu kedalam gendongannya.

Kedua netra sang bayi terbuka perlahan. Menampilkan manik cantik berwarna emas yang menatapnya dengan senyuman kecil di bibir tipisnya. Membuat Mark ikut tersenyum.

"Siapa yang meninggalkan bayi semanis ini disini?" Mark menatap sang bayi yang berada dalam gendongan. Menatap sekeliling kemudian.

Tiba-tiba, langit menjadi lebih bercahaya, angin berhembus kencang dengan suara seseorang yang mendayu memanggilnya. Mark tidak mengenali suara itu. Bahkan baru pertama kali dia mendengar suara cantiknya. Hanya saja hatinya berkata sebaliknya. Dia merasa bahwa ia telah dekat dengan seseorang yang memanggilnya tadi. Tapi siapa.

"Telah ku berkati engkau dengan kebahagiaan, cinta, kasih sayang, dan takdir yang sempurna. Jadilah pemimpin yang adil, juga dapat membahagiakan pengikutmu, keluargamu, juga orang-orang yang menyayangimu."

"Jung Minhyung. Aku berkati engkau dengan segala kesempurnaan hidup. Menjadikanmu hamba yang baik untukku, untuk orangtuamu, dan semua orang yang menjadikanmu patokan kiblat berlindung."

"Aku, Moon Goddess. Dewi yang telah tuhan percayai untuk menuntunmu, menjagamu, dan memberikanmu serta kaummu kehidupan."

"Berbahagialah, kini kau, telah sempurna."

Wushhh

Mark terpejam saat merasakan angin yang berhembus kencang menerpa wajahnya. Membuka matanya saat merasakan kehampaan di dalam gendongan.

Bayi yang berada di gendongannya menghilang seketika. Digantikan oleh seorang remaja dengan remaja lain yang sedang berjalan, mendekatinya dengan binar bahagia juga pipi yang merona memerah.

"Daddy, perkenalkan, dia Jisung, kekasihku."

Mark mematung, menatap kedua remaja itu bergantian. Entah kenapa perasaannya mengatakan jika ini akan menjadi bencana kelak. Bahkan Hyung tak membantunya sama sekali. Alpha itu hanya mendengkur pelan, tertidur dengan tubuh yang terlentang dengan mulut yang terbuka.

"Dasar Alpha bodoh." Mark menggerutu pelan.

"Dad? Daddy jangan khawatir. Dia adalah Mateku. Bukan begitu Jisung?"

"Ya."

Mark memijit hidungnya pening. Menatap wajah manis 'Omeganya' yang menatapnya berharap. Oh tidak, dia lemah dengan yang berbau puppy puppy eyes seperti itu.

Mate[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang