Tandai typo
____________________''Assalamualaikum!'' salam Aska saat memasuki rumah.
Ia mengernyit bingung kala mendengar suara anak-anak yang ia yakin itu bukan suara putrinya.
''Waalaikumsalam~'' jawab Nahwa menghampirinya dengan tergopoh-gopoh lalu meraih tas kerja Aska setelah mencium punggung tangan pria itu.
''Kok ada suara anak-anak rame?'' tanyanya.
''Oooh itu anak Mbak Ara tentangga sebelah main ke sini. Mas mau langsung makan atau gimana? Habis ini balik ke kantor lagi?'' tanyaNahwa beruntun.
Aska menggelengkan kepala, ''Satu-satu dong nanya nya sayang. Mas mau makan aja nanti balik lagi ke kantor karena ada meeting sama klien.''
Nahwa mengangguk lalu menuntun Aska kearah dapur. ''Ayah!'' pekik Lala kala Aska dan Nahwa melewati ruang tengah di mana tempat tiga bocah itu bermain.
Brugh!
''Lala!'' pekik Deva dan Devan.
Lala tersungkur kala kakinya tersangkut karpet yang ia pijak.
Nahwa berjalan cepat kearah Lala yang mulai berdiri, ''Mana yang sakit, sayang? Bilang sama Bunda,'' desak Nahwa.
Lala tertawa pelan melihat raut wajah khawatir sang Bunda, ''Lala oke, Bunda. Lala kan kuat!'' seru bocah itu seraya memperlihatkan otot lengannya yah bahkan tak ada.
Aska terkekeh langsung menghampiri keduanya, ia mengusap rambut sang putri. ''Iya ... Princess Ayah kan kuat.''
Lala menyengir seraya mengangguk setuju. Aska menoleh kearah Deva dan Depan yang sedang terdiam menatap mereka lalu ia menatap Nahwa yang juga menatapnya.
Aska bangkit lalu berjongkok di depan bocah kembar itu.
''Ayo kenalin, nama Om, Aska. Waaah kalian kembar ya? Yang satu cantik dan yang satu tangan.'' ucapnya tersenyum benar al seraya menyodorkan tangan kanannya.
Deva tersenyum semringah lalu menerima uluran tangannya. ''Nama aku Deva, Om. Dan ini kembaran aku! Namanya Devan.'' lalu menyikut pelan lengan Devan.
Aska terkekeh pelan melihat keantusiasan Deva. Devan bergantian menyalimi tangan Aska, ''Devan, om.'' ramahnya sedikit membungkukkan punggungnya.
''Sesi kenalannya di lanjut nanti aja ya? Karena kita akan ... '' jeda Nahwa.
''Makan!'' seru Lala membuat mereka tertawa.
Lalu mereka berjalan kearah meja makan. ''Ayah balik kelja lagi?'' tanya Lala setelah Aska mengangkatnya ke atas bangku.
Aska tersenyum seraya mengusap rambut sang putri, ''Iya sayang. Ayah harus balik ke kerja lagi karena nanti Ayah akan meeting sama klien. Jadi, Lala jangan nakal di rumah dan jangan buat Bunda kerepotan. Lala ada dengar?''
Lala mengangguk antusias, ''Lala nggak nakal kok, Ayah! Lala kan anak pintal!''
Nahwa menaruh nasi di piring ketiganya. ''Mas mau pake apa aja?''
Aska menoleh kearah meja makan, ''Mas mau kentang balado, dan sup aja.''
Nahwa mengangguk lalu setelahnya ia menaruh ayam goreng dan sup di atas piring Lala.
''Twins mau pake apa sayang?'' tanya Nahwa pada si kembar.
''Aah tidak usah, Tante. Kita bisa sambil sendiri kok,'' ucap Deva tak enak hati.
Nahwa tersenyum lalu mengusap kepala Deva yang di baluti jilbab instan berwarna pink. ''Nggak apa kok sayang, jadi Deva sama Devan mau pake lauk apa nih?''
Deva mengangguk kaku, ''Eem, kalau gitu Deva mau ayam goreng sama tumis kangkung aja, Tan.''
Nahwa mengangguk lalu menaruh ayam goreng dan tumis kangkung di piring Deva. Kemudian tatapannya beralih pada Devan.
''Devan mau pake apa, nak?'' tanya Nahwa.
''Devan ambil sendiri aja, Tan.'' ucapnya lalu tersenyum.
Nahwa tersenyum lembut kearah Devan, ''Nggak papa kok, Devan mau makan pake apa sayang?''
Devan terdiam sejenak, ''Devan pake sup sama ayam goreng aja, Tan.''
Setelah menaruh sup dan ayam goreng ke piring Devan kemudian ia menaruh sup dan kentang balado ke atas piringnya.
''Baiklah sekarang sebelum makan kita berdoa dulu ya, Devan mau pimpin doa?'' tawar Aska.
Devan mengangguk kemudian ia memimpin doa. ''Aamiin ... '' ucap mereka semua.
***
''Bunda?'' panggil Lala menghampiri Nahwa yang sedang mengelap tv.
Nahwa menatap sang putri yang berjalan kearahnya. ''Kenapa sayang? Lala butuh sesuatu?''
Lala menyengir kearah Nahwa, ''Lala mau cileng, Lala udah belhentiin Mamangnya di depan.'' tunjuknya kearah pintu utama.
''Go kita beli!'' seru Nahwa menggandeng tangan mungil Lala.
''Go!'' seru Lala menarik Nahwa kearah penjual cireng yang sedang melayani pembeli.
''Mang cirengnya lima ribu ya?''
Penjual cireng itu mengangguk, ''Iya, Mbak. Sebentar ya.''
Nahwa menunduk menatap gamisnya yang di tarik Lala, ''Kenapa sayang?''
''Bun-'' tunjuknya kearah gerobak sate yang berada tak jauh dari tempat mereka.
''Lala mau sate?'' tanyanya.
Lala menyengir seraya mengangguk antusias. ''Iya bentar yah. Kita tunggu cireng dulu.''
''Hai Mbak Nahwa!'' sapa tetangga yang berada di samping kanan rumah Nahwa yang bernama Vina. Vina adalah anak tunggal dari pasangan Abdul dan Hesti. Vina adalah mahasiswi semester 4 yang setiap pulang kampus langsung ke kamar, jadi jarang-jarang ia keluar rumah untuk sekedar bermain atau bertegur sapa dengan para tetangga lain kecuali jajan.
''Eh Vina. Jajan juga ya? Sibuk banget kayanya sampe tu pensil di selipan telinga,'' ucap Nahwa terkekeh melihat pensil yang berada di selipan telinganya.
''Eh? Iya, Mbak?'' kagetnya lalu meraba telinganya.
Kemudian ia tertawa pelan kala menyadari kekonyolannya. ''Hehehe, iya mbak. Tadi lagi ngerjain tugas kuliah pas denger suara tukang cireng teriak cireng jadi langsung lari.'' ucapnya lalu mendekatkan bibirnya di telinga Nahwa, ''Takut keburu pergi.'' bisiknya.
Kemudian keduanya tertawa bersama.
''Ini, Mbak. Cireng nya,'' ucapnya penjual cirengnya itu menyodorkan plastik berisi cireng kearah Nahwa.
''Oooh iya, Mang. Makasih ya, Mang. Ini uangnya,'' Nahwa menoleh kearah Vina, ''Mbak luan ya?'' pamitnya di angguki Vina.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Nahwa!? (Lengkap)
Подростковая литература"Astaghfirullah! Gimana ceritanya gue bisa transmigrasi? Gak! Gak mungkin! Gue pasti mimpi," seraya menepuk-nepuk pipinya. *** Brugh! Ia terkejut. Tiba-tiba saja ada yang memeluk kakinya. kemudian ia menunduk melihat siapa yang memeluk kakinya, yan...