Tandai typo
____________________
Nahwa berjalan kearah Lala yang sedang asyik bermain di pojok ruangan dengan beberaoa anak lainnya di tempat khusus bermain anak. ''Lala? Bunda mau jemput Bang Dio, Lala mau ikut, sayang?'' tanya Nahwa.Lala mengangguk antusias lalu berlari menghampiri sang bunda dan langsung menggandeng tangan Nahwa, ''Jom kita jemput Bang Dio!'' seru bocah itu dengan semangatnya membuat para pengunjung merasa gemas dengan tingkah bocah itu, di tambah pipi chubby itu bergoyang-goyang saat sang empu berlari.
''Sabar, sayang.'' ucap Nahwa kala Lala berlari menariknya menuju mobil mereka terparkir.
Lala tertawa kearah sang Bunda lalu memasuki mobil. Kemudian Nahwa melajukan mobilnya menuju sekolah Dio dengan kecepatan normal.
Tak lama kemudian mereka sampai di sekolah Dio. Nahwa memarkirkan mobilnya di dekat gerbang sekolah Dio, terlihat gerbang sekolah sudah terbuka, namun jam waktunya pulang akan berbunyi delapan menit lagi.
Lala menoleh kearah sang Bunda yang sedang memainkan ponselnya, ''Bunda? Lala pengen masuk ... '' rengek bocah itu menunjuk kearah dalam sekolah itu.
Nahwa menoleh kearah Lala yang sedang memelas kearahnya lalu ia tersenyum, ''Nggak boleh sayang. Kita tunggu Bang Dionya keluar aja ya. Kan nggak lama lagi Bang Dionya kan juga keluar'' jelas Nahwa lalu menoleh kearah depan gerbang melihat seorang penjuak es kul-kul.
''Heuum, gimana kalau kita beli es kul-kul di depan itu sambil nunggu Bang Dio pulang?'' saran Nahwa membuat Lala bersorak girang.
''Go!'' seru bocah itu lalu keluar dari mobil dan berlari kearah pedagang es itu yang berada di dekat halte.
Nahwa yang baru saja menutup pintu mobil itu tersenyum geli seraya menggelengkan kepalanya.
''Mang es kul-kulnya berapaan?'' tanya Nahwa.
''Seribuan aja, Neng.'' ucap penjual es itu.
Nahwa melongok menatap isi kotak tempat es kul-kul itu yang tersisa dua puluh tujuh tusuk dengan berbagai macam buah.
Nahwa menoleh kearah sekitar, terlihat beberapa anak SMP sedang berlalu lalang di sekitar sana, mengingat ini merupakan jam pulang sekolah. Tanpa pikir panjang, Nahwa memanggil mereka di bagikan es kul-kul.
''Mang saya beli semua ya, bungkus aja lima ribu, lebihnya bagiin ke mereka aja nanti saya yang bayar.'' ucap Nahwa.
''Yang bener, Neng?'' tanya penjual itu tak memastikan.
Nahwa tersenyum seraya mengangguk, ''Iya, Mang. Saya bungkusin lima ribu aja campur ya, Mang.''
Penjual es itu tersenyum bahagia, ''Waah terimakasih banyak ya, Neng. Semoga rezekinya Neng ngalir terus seperti air sungai.''
Nahwa terkekeh geli mendengar penuturan penjual es kul-kul itu, ''Aamiin, makasih Mang doanya.''
''Terimakasih ya Kak, traktirannya!'' ucap beberapa remaja SMP itu bersamaan.
Nahwa tersenyum seraya mengangguk, ''Iya, sama-sama. Rajin-rajin ya belajarnya!'' ucapnya.
''Siap, Kak!'' seru mereka berlagak hormat di depan Nahwa.
Nahwa yang melihat tingkah mereka hanya tertawa pelan. Ia jadi teringat kenangan masa SMP dengan sahabatnya bernama Nita.
Nahwa merubah raut wajahnya menjadi sedih, Nita adalah teman SMP sekaligus teman SMA-nya. Tetapi setelah tamat SMA, sahabatnya itu langsung pergi menghilang tanpa pamit hingga saat ini ia belum pernah kembali bertemu dengan Nita. Entah kemanalah perginya sahabatnya itu.
Bahkan ia pernah mencari ke rumah orang tua sahabatnya itu, namun rumah orang tua sahabatnya itu sudah terjual dan berganti penghuni. Sudah beberapa kali juga ia mencoba menghubungi Nita. Namun, ponsel sahabatnya itu tidak aktif.
''Nita? Gimana keadaan kamu saat ini?'' lirih Nahwa menatap sendu lurus ke depan.
''Tante?'' panggil Dio di belakang Nahwa.
''Bang Dio!'' pekik Lala berlari kearah Dio dan merentangkan tangan di depan pemuda itu.
Dio terkekeh gemas, dengan senang hati ia menggendong tubuh gempal itu.
Nahwa membuyarkan lamunannya lalu membalikkan badan kearah Dio yang sedang menggendong Lala.
Pandangan Nahwa terpaku kearah belakang Dio. ''Nita ... ?'' lirih Nahwa melihat seorang wanita berjalan menghampiri seorang remaja perempuan berbando merah.
''Tan!? Ayo kita pul-'' teriakan Dio terputus kala Nahwa berlari melewatinya.
''Nita!'' teriak Nahwa dan memeluk seorang wanita yang ia yakini bernama Nita itu.
Wanita itu diam membeku dengan pandangan kosong. Sedangkan remaja perempuan berbando merah itu menatap bingung keduanya.
Dio dan Lala pun saling pandang menatap bingung Nahwa. Pasalnya mereka juga tidak tahu siapa wanita yang di peluk oleh Nahwa itu, dan ini adalah kali pertama keduanya melihat wanita itu.
Nahwa mengurai pelukannya lalu memandang wanita itu dengan air mata yang terus mengalir, ''Nit? Kamu kemana aja selama ini? Kenapa kamu tiba-tiba pergi dan menghilang setelah hari kelulusan kita? Kenapa kamu nggak ngasi kabar ke aku? Kamu kemana selama ini?'' tanya Nahwa bertubi-tubi.
Nita masih diam lalu tatapannya beralih kearah sekitar yang saat ini keduanya sedang menjadi pusat perhatian bagi beberapa para siswa.
Nita menatap Nahwa lalu menggenggam tangan Nahwa, ''Kita bicara disana aja.'' tunjuk Nita kearah bangku di depan ruko yang sedang tutup tepat berada di samping sekolah Dio.
Nita menoleh kearah remaja berbando merah, ''Tunggu Mama di dalam mobil ya, sayang.'' ucap Nita pada remaja itu yang di balas anggukan dari sang empu.
Spontan Nahwa yang mendengar ucapan Nita langasung menatap kaget kearahnya. 'Mama?' batin Nahwa bertanya-tanya.
Nita yang melihat reaksi Nahwa hanya diam tanpa berniat berucap apa pun.
Nahwa menoleh kearah Dio yang sedang menatapnya bingung. Ia mengkode Dio dengan tatapan matanya kearah mobil agar menunggunya di dalam mobil saja. Dio yang paham maksud tatapan Nahwa langsung mengangguk dan berjalan masuk ke dalam mobil.
o0o
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Nahwa!? (Lengkap)
Roman pour Adolescents"Astaghfirullah! Gimana ceritanya gue bisa transmigrasi? Gak! Gak mungkin! Gue pasti mimpi," seraya menepuk-nepuk pipinya. *** Brugh! Ia terkejut. Tiba-tiba saja ada yang memeluk kakinya. kemudian ia menunduk melihat siapa yang memeluk kakinya, yan...