19

6.5K 260 10
                                    

Tandai typo
________________________


''Assalamualaikum!'' salam Aska dan Nahwa saat memasuki pintu rumah sang Nenek.

Mereka sampai pada pukul 9 pagi. Sebelumnya Bagas sudah menawari untuk bareng saja dengan mereka, tetapi Aska menolak nya karena sore harinya ia harus kembali karena esoknya ia haruske kantor karena ada meeting bersama kliennya.

Bagas mau tak mau hanya mengangguk, karena ia bersama sang istri berencana untuk menginap dua hari di rumah sang Mama sesuai dengan permintaan wanita itu.

''Waalaikumsalam!'' heboh seorang wanita lansia yang dapat di yakini bahwa lansia itu adalah Nenek Aska yang bernama Ningrum.

''Cicit, Nenek ...!'' seru Nenek Ningrum menghampiri Aska.

Namun wajah yang tadinya terlihat semangat kini berubah lesuh kala melihat Lala yang tertidur di gendongan Nahwa, sedangkan Aska membawa tas berisi keperluan mereka.

''Lala lagi tidur, Nek.'' ucap Nahwa lalu menyalimi punggung tangan Ningrum.

Ningrum terpaku melihat Nahwa yang jauh berbeda dari sebelumnya ia lihat. Tak ada yang mengabarinya bahwa Nahwa telah sadar dan tiba-tiba ia di kejutkan dengan kesembuhan serts kehadiran Nahwa.

Padahal empat bulan lalu ia menjenguk Nahwa dan itu pun wanita itu masih terbaring koma.

Ningrum tersenyum harus dengan hati-hati ia memeluk Nahwa agar Lala tidak terusik dan terbangun kemudian melepas uraian pelukan mereka.

''Nenek apa kabar?'' hanya Aska setelah menyalimi punggung Ningrum.

''Alhamdullah, Nenek jauh lebih baik saat ini.'' jawab Ningrum lalu menoleh kearah Nahwa yang sedang tersenyum kearahnya.

''Saat ini kamu sangat cantik, gimana keadaan kamu, sayang?'' tanya Ningrum membelai pipi Nahwa.

Nahwa tersenyum lembut kearah Ningrum seraya mengangguk, ''Alhamdulillah Nahwa udah baik-baik aja kok, Nek.''

Ningrum tersenyum lalu menuntun Nahwa menuju ruang tengah tempat semua keluarganya sedang  berkumpul.

''Nahwa!?'' shock mereka kecuali Bagas dan Tara yang sedang menatap takjub anggota keluarganya yang begitu kompak dan serentak. 

Dea selaku tante alias adik serta saudara satu-satunya Bagas menghampiri Nahwa dengan tergopoh-gopoh.

''Kamu udah sehat, sayang?'' tanya Dea masih dengan ekspresi kaget nya.

''Alhamdullah Nahwa udah sehat wal afiat, Tan.'' jawab Nahwa tersenyum manis kearah Dea sang Tante.

Dea menatap tajam kearah Bagas sang abang, ''Kok lu nggak ngomong Nahwa udah sehat sih?'' kesal Dea.

Sedangkan yang di tatap hanya diam mengedikkan bahu acuh. Padahal kan, ia lupa untuk mengabari perihal kesembuhan Nahwa.

''Mbak Nahwa beneran udah sehat?'' tanya Oliv menantu Dea alias istri Didi sepupu Aska.

Nahwa terdiam sejenak menatap Oliv. Terakhir kali Nahwa bertemu dengan Oliv yaitu enam tahun lalu saat masih berpacaran dengan Didi sepupu Aska.

''Oliv ya?'' tanya Nahwa memastikan.

Oliv mengangguk, ''Iya, Mbak. Mbak nggak lupa sama Oliv kan?''

Nahwa menggeleng, ''Udah lama nggak lihat kamu, sekarang udah berisi Mbak radak pangling jadinya. Jadi kamu serius bener nikah sama Didi?'' tanya takjub saat melihat poto pernikahan Didi dan Oliv dengan Ningrum yang berada di tengah mereka.

Oliv terkekeh mendengar penuturan Nahwa. ''Oh iya, Na. Oliv udah nikah setahun lalu sama Dodi.'' timpal Dea di balas anggukan oleh yang lain.

''Iya, Na. Awalnya kita mau nunggu kamu sadar dari koma. Tetapi, apalah daya takdir sudah mempersatukan mereka.'' celetuk Feri selaku suami Dea.

''Iya, Om. Nggak papa, nggak baik juga kalau niat baik di tunda-tunda. Nahwa sedikit nggak nyangka aja kalau mereka akhirnya menikah padahal dulu sering bertengkar dan jambak-jambakan.'' ucap Nahwa lalu terkekeh geli kala mengingat kejadian beberapa tahun silam dimana Didi dan Oliv bertengkar hanya karena masalah sepele hingga berujung jambak-jambakan walau akhirnya mereka saling meminta maaf.

''Mbak Nahwa masa yang di inget masa lalu yang itu!'' celetuk Didi merasa tak terima kala masa lalu nya terungkap kembali. Ia kan jadi malu mengingat ke konyolannya pada masa itu.

''Serius, Na? Jambak-jambakan?'' tanya Tara di balas anggukan dari Nahwa membuat mereka semua tertawa.

Sedangkan Didi dan Oliv hanya meringis menahan malu. Yah namanya dulu masih remaja labil, jadi masih egois dan mementingkan diri sendiri. Tetapi seiring berjalannya waktu keduanya berubah dan mulai berpikir dewasa begitu pun dengan usia mereka yang semakin bertambah termasuk tanggung jawab mereka juga bertambah.

''Udah-udah, mending kamu istirahat dan bawa Lala ke kamar gih,'' suru Ningrum di balas anggukan dari sang empu.

''Bang, bawa istri kamu ke kamar. Biarin mereka istirahat terlebih dahulu.'' pinta Ningrum pada sang cucu sulungnya yang di balas anggukan dari sang empu.

''Biar Mas yang buka pintunya sayang.'' ucap Aska saat sudah berada di depan pintu kamar yang di maksud Ningrum tadi.

''Makasih, Mas.'' ucap Nahwa tersenyum setelah Aska menutup pintu kamar itu.

Aska tersenyum lalu mengecup kening Nahwa, ''Nggak perlu makasih sayang. Mending kamu istirahat gih, pasti capek perjalanan .''

Nahwa tersenyum seraya menggeleng, ''Enggak kok, Mas. Yang ada tu kamu yang capek karena kamu yang nyetir.''

Aska hanya tersenyum lalu menaruh tas mereka di atas meja samping kasur. ''Mas mau nemuin yang lain dulu ya? Kamu disini aja istirahat nanti baru temuin yang lain.''

Nahwa hanya mengangguk patuh membuat Aska mengecup pipinya gemas. ''Mas!?'' kesal Nahwa membuat Aska terkekeh dan ngacir keluar kamar.

o0o

I'm Nahwa!? (Lengkap) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang