Tandai typo
_______________________Malam ini Aska beserta keluarga kecilnya sedang berada di dalam mobil menuju pasar malam. Karena sore tadi Lala selalu merengek ingin ke pasar malam akibat Vina yang mengatakan pasar malam sudah di buka.
Lala pake jaket dulu ya sayang,'' ucap Nahwa seraya memakaikan jaket berbulu tebal ke badan Lala.
''Mas, tolong ambil kain jarik di belakang.'' pinta Nahwa di sela-sela memakaikan topi di kepala Lala.
Aska mengangguk lalu menyerahkan kain jarik itu ke Nahwa. ''Biar Mas aja yang gendong Lala, sayang.'' ucapnya kala Nahwa hendak menggendong Lala.
Nahwa tersenyum seraya menggeleng pelan, ''Nggak papa, Mas. Biar aku aja.''
''Tapi Lala udah mulai berat loh, Dek.'' peringati Aska.
Nahwa tersenyum seraya mengusap pipi Aska, ''Nggak papa, Mas. Selama ini aku belum pernah menggendongnya dampak biar kan aku kali ini menggendongnya. Nanti kalo aku udah capek biar Mas lagi yang gendong. Kasian kalo jalan di tempat keramaian di tambah jalanan sedikit becek di pasar malam itu.''
Aska terdiam lalu menghela nafas, ''Yaudah, nanti kalo udah capek bilang sama, Mas. Jangan di paksa ya?''
Nahwa tersenyum seraya mengangguk. ''Yaudah yuk, keburu malem entar.'' pungkas A aska menggengam tangan Nahwa.
''Ini hari apa sih, Mas? Kok kayaknya makin padat penghujung aja.'' bingung Nahwa melihat sekeliling yang semakin mulai di padati orang dewasa terutama para remaja dan dewasa awal.
''Kamu lupa ini malam minggu?'' jawab Aska me lirik Nahwa yang fokus menatap sekeliling.
''Lah? Iya ta? Lupa ... '' ucapnya lalu menyengir lebar.
Aska menggeleng gue mas lalu menjawil hidung Nahwa. ''Mas iiih~ '' manja Nahwa kesal.
Aska mengabaikan Nahwa dan beralih menatap Lala yah sedang menatap deretan penjual makanan. Sedari sampai tadi bocah itu sibuk menatap stan makanan, ''Lala mau apa sayang?'' tanyanya.
''Lala mau gula-gula?'' tanya Nahwa kala Lala menunjuk kearah penjual gual-gula dengan bermotif kepala beruang dan bunga.
''Biar Mas aja yang gendong Lala ya sayang, pengunjung mulai padat nanti kamu kesulitan loh.'' peringati Aska mulai resah kala Nahwa tak seng aja beberapa kali tertabrak oleh para pengunjung pria.
Belum sempat Nahwa menjawab, Aska sudah mengambil alih Lala, lalu menggenggam tangan Nahwa ke arah bangku dekat penjual gula-gula yang di kelilingi remaja.
''Rame banget, jadi kamu dan Lala tunggu di bangku ini dulu ya sayang, Mas tinggal bentar,'' ucapnya seraya menaruh Lala di pangkuan Nahwa.
''Iya, Mas. Jangan lama-lama ya,'' ucapnya di belas anggukan dari sang empu.
Plak!
Spontan Nahwa menoleh kearah belakang kala mendengar suara tamparan tersebut. Tak banyak yang mendengar suara tamparan itu akibat suara kebisingan dari para pengunjung, tetapi Nahwa dapat mendengar nya karena suara tamparan tersebut berada tepat di dekatnya.
''Tega ya kamu! Kamu bilang main ke rumah To ni tapi kamu malah pergi sama cewek ini!'' marah seorang gadis berhodie denim seraya menunjuk seorang gadis dengan sweter putih yang berada di samping lelaki itu.
Nahwa tebak, ketiga remaja itu berusia sekitaran 17-19 tahunan.
''Pasti cakit ... '' ringis Lala menyentuh kedua pipinya seolah ia merasakan tamparan tersebut.
''Gue udah muak sama loh!'' bentak lelaki itu menunjuk wajah gadis yang menamparnya sebelumnya.
Gadis berhodie denim itu berdecih, ''Muak lo bilang!? Gue yang lebih muak ngadepin tingkah loh selama ini ya! Lo pikir gue nggak muak apa liat lo sering jalan sama cewek berbeda di luar sana. Lo pikir selama ini gue nggak tau apa kalau lo selama ini pacaran sama berapa cewek hah!?''
Spontan gadis yang berada di samping remaja laki-laki itu menatap penuh tuntutan kearah remaja laki-laki itu. ''Maksud kamu apa? Bener yang di bilang dia?'' tanya gadis itu menunjuk gadis berhodie denim di harapan mereka.
Gadis berhodie denim itu memutar bola matanya malas, ''Mbak? Saya kasih tau ya. Mbak itu pacar ketiganya cowok brengsek yang di samping Mbak itu.''
Gadis bersweter putih itu menggeleng tak percaya lalu menatap remaja laki-laki itu, ''Yang di bilang dia bohong kan sayang?'' tanya gadis bersweeter putih itu seraya menggoyangkan lengan remaja laki-laki itu.
Remaja laki-laki itu hanya diam. Ia sedang berpikir keras perihal dari mana pacar pertama nya ini tau. Ya, pacar pertama nya adalah adalah gadis berhodie denim dengan rambut sepanjang pinggul.
Gadis berhodie denim itu merogoh saku hodienya mengambil kertas hvs yang berisi bukti perselingkuhan laki-laki itu selama ini. Bahkan di tiap potonya tertera tanggal, bulan, hari, jam, menit dan detik. Bahkan di ujung gambar itu adalah tulisan alamat kengkap lokasi di ambilnya poto tersebut dengan bertinta merah yang di lapisi stabilo berwarna kuning.
Plak!
Plak!''Kita putus!'' seru gadis bersweeter putih itu dan berlalu meninggal kan keduanya.
Gadis bersweeter putih itu menampar pipi kanan dan kiri remaja laki-laki. Bahkan gadis berhodie denim itu meringis negeri seraya menyentuh kedua pipinya.
''Mampus!'' seru gadis itu lalu mengancungkan jari tengahnya di depan wajah remaja laki-laki yang masih shock akibat tamparan di kedua pipinya.
''Gue juga mau putus! Nggak level pacaran sama buaya empang modelan lo! Iyyuuw!'' gadis berhodie denim itu lalu mengibaskan rambutnya di wajah remaja laki-laki itu sebelum pergi.
Remaja laki-laki itu mengusap matanya kala rambut gadis berhodie denim tadi mengenai matanya.
Sedangkan tak jauh dari tempatnya, Nahwa dan Lala masih setia menonton, tak lupa juga Aska yang baru datang saat perdebatan tadi juga ikut menonton drama remaja itu.
Ia yang baru saja membeli gula-gula langsung menatap arah pandang dua perempuan beda usia tersebut yang sedang menonton drama yang di perankan oleh tiga remaja.
''Double, Bun.'' bisik Aska di samping Nahwa yang sedang serius menatap remaja laki-laki itu kalu memasukkan secuil gula-gula ke dalam mulutnya
''Astaghfirullah!'' kaget Nahwa reflek menggeplak kepala Aska.
''Aduh!'' ringis Aska menatap shock berat ke arah Nahwa yang menatapnya juga shock dengan menutup mulut dengan kedua tangannya.
''Pasti cakit,'' ringis Lala menyentuh kepalanya dengan kedua tangan mungil nya.
o0o
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Nahwa!? (Lengkap)
Teen Fiction"Astaghfirullah! Gimana ceritanya gue bisa transmigrasi? Gak! Gak mungkin! Gue pasti mimpi," seraya menepuk-nepuk pipinya. *** Brugh! Ia terkejut. Tiba-tiba saja ada yang memeluk kakinya. kemudian ia menunduk melihat siapa yang memeluk kakinya, yan...