"Sudah berproses sejauh apa, sampai lupa diri kalau kita hanyalah manusia yang bisa berbuat salah."Niolip
.Terik mentari tampak begitu kuat menyorot permukaan bumi, tak ada satupun awan yang bersedia untuk menyaring sinarnya yang panas ini. Langit terlihat biru cerah, namun tak menggambarkan perasaan Kayrena dan keluarganya yang sedang tertimpa kasus hingga harus diselesaikan di meja hijau.
Terlihat sebuah gedung pengadilan Jakarta Timur, yang tiap jamnya semakin ramai akan mobil wartawan mulai berdatangan. Tak lelah, mereka dengan segala perlengkapan yang dimilikinya, sibuk berdiri di tiap-tiap sudut taman. Ada yang terduduk di bawah pohon sambil berteduh, ada pula yang berjaga di depan pintu gedung.
Sampai akhirnya, sebuah mobil alphard hitam pekat, datang dan langsung terparkir tepat didepan pintu masuk gedung pengadilan. Semua wartawan langsung bersiap, mengerubungi mobil dengan ricuh.
Sebelum seseorang di dalam mobil tersebut keluar, beberapa bodyguard sudah lebih dahulu menjaga didepan mobil. Satu dari mereka membuka kan pintu dari luar.
Bunyi kamera, terdengar berulang kali tanpa henti untuk menangkap gambar. Seorang laki-laki dewasa, keluar dari mobil tersebut. Ia mengenakan kemeja biru, celana hitam panjang, lalu ia dilengkapi dengan kacamata hitam dan jam tangan yang menghiasi pergelangannya.
"Bagaimana tanggapan anda tentang kasus yang menyeret nama perusahaan motor anda, Pak David Wiranto?" ujar salah satu dari sekian banyaknya wartawan yang mengutarakan pertanyaan ke sosok yang bernama David Wiranto itu.
David Wiranto adalah pemilik perusahaan motor bergengsi, yang bernama Davidto Motorcycle. Dimana penggunaan motor ini tengah naik daun di kalangan anak remaja, khususnya laki-laki. Dikarenakan jenis motornya yang begitu besar dan manly jika dipakai.
"Bagaimana nasib keuangan di perusahaan anda, pak? Seberapa besar pengaruh kasus Pak Hendranatha ini, pak?"
Yang ditanya tak menggubris apapun. Ia berjalan secepat yang ia bisa, agar cepat sampai ke dalam gedung. Kadang ia kesulitan melangkah karena banyaknya orang-orang yang mendesak posisinya dan para bodyguard.
"Apa tidak ada yang ingin anda sampaikan kepada penaruh saham dan para customer anda yang kecewa?"
Mendengar pertanyaan ini, David langsung memelankan langkahnya. Ia menoleh ke salah satu wartawan yang melontarkan kalimat tanya itu. "Ya, tentunya saya minta maaf atas kasus yang terjadi di perusahaan saya. Meski yang melakukan ini bukan saya," Ia memasang wajah merasa bersalahnya, dan langsung terlihat dilayar kamera mereka. "Saya mohon maaf sebesar-besarnya. Saya harap kalian semua dapat bersabar, karena saya akan meluruskan ini semua. Saya akan memperbaiki apa yang salah." David langsung masuk ke dalam gedung setelah memberikan kalimat terakhir untuk pertanyaan itu.
-
"Jadi, di surat ini, pengacara dari pihak penuntut sudah memiliki banyak sekali bukti-bukti terkait pembenaran kasus tersebur. Dan ini adalah rekaman CCTV yang ingin ditampilkan sebagai bukti kuat. Saya persilahkan," Suara nyaring dari salah satu hakim disana terdengar begitu menggelegar ke seisi ruang sidang. Senyapnya orang-orang disini, menambah kesan menggema pada suaranya.
Terlihat beberapa moderator ikut berpartisipasi dalam kelancaran proses persidangan. Hingga sebuah rekaman video CCTV pun ditayangkan di sebuah layar putih dipojokkan melalui LCD. Semua orang di ruangan ini pun terfokus.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADKA
Teen Fiction"𝐓𝐞𝐫𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐀𝐝𝐫𝐢𝐚𝐧, 𝐬𝐢 𝐩𝐞𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤 𝐤𝐞𝐭𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧. 𝐌𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢𝐤𝐚𝐧𝐦𝐮 𝐨𝐛𝐚𝐭, 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐛𝐞𝐬𝐚𝐫𝐤𝐮 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐮𝐚𝐭𝐤𝐮 𝐭𝐞𝐧𝐠𝐠𝐞𝐥𝐚𝐦 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐤𝐞𝐜𝐚𝐧𝐝𝐮𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧...