"Thank you so much udah baca cerita aku<3 Jangan lupa vote + komennya ya kak<3"
Niolip
.Kelas sudah terlihat kosong, menyisakkan dua orang murid yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya. "Sumpah, kita harus cari dia kemana lagi, Ray?" keluh Melany. "Kayrena nggak ngangkat sama sekali, setan!" umpatnya diakhir kata.
Rayen, sedari tadi memutar otaknya, "Gue juga nggak tau, lo liat kan gue tadi. Gue tanya anak-anak kelas Kak Adrian yang udah pada pulang, mereka juga bilang nggak tau. Dan Kak Adrian juga sama bolos pelajaran sampai jam pulang."
"Tapi, satu hal yang gue yakinin," kalimat Melany terjeda, menimbulkan rasa penasaran dihati Rayen sehingga laki-laki ini memandanginya dengan serius.
"Apa?"
"Kayrena pasti lagi ditenangin sama Kak Adrian."
"Cih," Rayen berdecih tawa, "Gue jadi ragu, sekarang. Orang kayak dia?"
"Maksud, lo?" Melany tak paham.
"Ini semua gara-gara Adrian, kan? Lo lupa? Cowo batu, nggak punya tata krama."
Melany terdiam, "I-iya, sih ... ," kalimatnya ragu. "Waktu masalah pertama kali muncul gara-gara sama dia. Dia buang rokok sembarangan ke–" kalimatnya terpotong.
"Mangkuk Kayrena dengan gampangny. Terus–" kini kalimatnya yang terpotong.
"Tapi kan yang ngebesarin masalahnya, si Kayrena. Dia emosian banget, sampai jadi sorotan banyak orang, kan?" bantah Melany memberikan pendapat.
"Tapi yang mancing emosi Kayrena, siapa? Yang bikin dia emosi pertama kali?"
Melany terdiam lagi, "Kak Adrian, sih ... Jadi? Yang salah," jawabnya bingung. "Kak Adrian?" tanyanya ragu.
Rayen didepannya mengangguk cepat, wajahnya tampak kesal, "Harusnya waktu itu gue langsung tindak, gue nggak habis pikir bakalan jadi sepanjang ini."
"Emang lo bakalan ngapain waktu itu?"
"Ya, ngapain aja. Seenggaknya masalahnya nggak jadi merambat kayak gini."
"Lo keliatan khawatir banget, Kayrena bisa kali jaga dirinya sendiri. Kan lo tau dia orangnya kayak apa," sahut Melany malas.
"Tapi kita kan nggak tau kejadian hari ini kayak apa, Mel. Lo nggak denger kata orang-orang tadi?" nada Rayen tak terima, "Gimana nggak khawatir coba? Banyak pentol, saos–" Rayen terkejut, memberhentikan ucapannya seketika. Sosok gadis yang ia bicarakan dengan Melany rupanya tengah menampakkan dirinya secara tiba-tiba.
Kayrena masuk ke dalam, dengan wajah kusutnya. Tentu Melany dan Rayen langsung bersiap, mendekatinya. Namun, Kayrena malah melewati mereka begitu saja, ia tak peduli dan acuh.
"Kay, lo kemana aja selama jam pelajaran? Lo nggak bisa gue hubungin daritadi! Lo diapain aja sampai baju, lo kayak–" Pergerakan Melany yang baru saja ingin memeluk Kayrena, tertahan.
"Sst!" Rayen langsung memberikan kode kepada Melany agar diam. Ia memberikan waktu untuk Kayrena yang sibuk mengemas buku-bukunya. Gadis didepannya ini tampak sangat memprihatinkan, pakaiannya penuh noda. "Kay ... Kita laporin ini ke, BK, ya? Ini udah kelewatan."
KAMU SEDANG MEMBACA
ADKA
Teen Fiction"𝐓𝐞𝐫𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐀𝐝𝐫𝐢𝐚𝐧, 𝐬𝐢 𝐩𝐞𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤 𝐤𝐞𝐭𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧. 𝐌𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢𝐤𝐚𝐧𝐦𝐮 𝐨𝐛𝐚𝐭, 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐛𝐞𝐬𝐚𝐫𝐤𝐮 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐮𝐚𝐭𝐤𝐮 𝐭𝐞𝐧𝐠𝐠𝐞𝐥𝐚𝐦 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐤𝐞𝐜𝐚𝐧𝐝𝐮𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧...