Happy reading! Don't forget to vote and comment!
Niolip
.Kupu-kupu, dia terlalu naif, kesana kemari hanya untuk memamerkan keindahannya meski tau dia berasal dari ulat yang menggelikkan. Dan sialnya, seseorang menyukainya bukan karena dia indah, namun keberaniannya berjuang hingga mencapai kata 'indah'.
"Serius banget lo, Ray? Lagi gebet siapa?"
Rayen terkekeh, saat salah seorang temannya berseru, "Ini, Far ... Gue lagi pdkt."
Faro, terkesiap, lantas langsung menggeser kursinya menuju ke sebelah Rayen.
"Ini, gue sama Adrian beneran kalah sama bocil kayak lo berdua?" Faro dan Rayen terkekeh bersamaan.
"Sabar aja, Bas." Faro berseru pada Bastian namanya. "Liat, Ray! Siapa!"
Rayen memberikan ponselnya, dan sebuah foto terpampang. Wajahnya masam yang seketika langsung ia normalkan kembali, Faro tak asing dengan gadis pada layar ponsel Rayen, "Anak mana, nih?"
"Temen kelas gue. Cantik banget." Rayen memuji.
"Nggak pernah bilang, lo." Bastian giliran menyuarakan suaranya.
"Iya, dia baru pindah semester ini. Katanya sih dari bali."
"Uhuk!" Faro yang baru saja mencoba minum, langsung terbatuk, ia terkejut dengan ungkapan Rayen. Adrian yang menonton membuat tawa kecil disudutan bibirnya, "Dari bali?" Faro memastikan dan Rayen mengangguk semangat.
"Gue sekarang jadi tukang anter jemputnya udah beberapa hari. Berawal dari Kak Adrian waktu itu nyuruh gue jemput dia. Dan gue yakin habis ini dia suka sama gue." Rayen begitu berantusias.
"Iyain, deh. Nanti lo ditinggal, jangan nangis, ya?" Rayen menggeleng, meremehkan sahutan Bastian. "Gue balik, ya! Gue harus tidur awal biar besok bisa bangun pagi." Rayen bangkit dan langsung menyiapkan barang-barangnya, "Bye!"
Bastian tampak bangkit, "Gue juga balik, ya. Gue ngantuk banget, hari ini sekolah gue full stres."
Faro mengangguk, "Hati-hati, Bas. Jangan lupa ngerem dijalan."
"Haha! Oke! See you guys!"
Kini meja yang tadinya ramai, hanya menyisakkan Faro dan Adrian. Sesekali Faro menghirup sebuah caliburn kecil ditangannya, dan menatap Adrian, "Kalah cepet lo sama Rayen."
"Apa?" seru Adrian malas, "Mending lo balik, rumah lo jauh."
Faro terkekeh, "Gimana ceritanya lo ngasih berlian ke Rayen?"
"Ck." Adrian berdecak, meraih secangkir kopi didepannya dan menyeruputnya.
"Lo suka sama Kay, dari apanya?"
Adrian menatap bingung temannya ini, "Maksud, lo?"
"Nggak usah basa-basi sama gue. Ayo kita cari jalan keluarnya sama-sama, sayang."
Adrian terkekeh, "Bangsat. Nggak jelas." Ia mengumpat.
"Gue nggak pernah denger lo cerita cewek sejauh gue temenan sama lo, dari orok." Faro memulai kalimatnya, "Lo sadar, nggak? Seminggu lebih ini, roomchat gue lo isi dengan Kayrena?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ADKA
Teen Fiction"𝐓𝐞𝐫𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐀𝐝𝐫𝐢𝐚𝐧, 𝐬𝐢 𝐩𝐞𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤 𝐤𝐞𝐭𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧. 𝐌𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢𝐤𝐚𝐧𝐦𝐮 𝐨𝐛𝐚𝐭, 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐛𝐞𝐬𝐚𝐫𝐤𝐮 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐮𝐚𝐭𝐤𝐮 𝐭𝐞𝐧𝐠𝐠𝐞𝐥𝐚𝐦 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐤𝐞𝐜𝐚𝐧𝐝𝐮𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧...