"Thank you so much reading my story<3."
Niolip
.Satu persatu alat dan bahan untuk sebuah percobaan eksperimen dikeluarkan dari dalam lemari kaca di sebuah ruang laboratorium. Gadis yang sedaritadi memakai jas putih panjangnya melakukan pengecekan terlebih dahulu sebelum menaruh barang barang biologinya ke atas meja panjang di sini. Iya tak sendirian di sini beberapa orang ikut membantu kegiatannya.
"Shel," panggil seorang gadis yang berdiri mendampingi Mishela yang sedaritadi mengeluarkan Beaker dari sebuah rak.
Mishela mendongakan kepalanya singkat, lalu melanjutkan kalimatnya, "Hm?"
"Ini pipet ukurnya gue taruh diatas Beakernya, ya?" Mishela mengangguk, ia mengiyakan. "Eh, Shel. Ngomong-ngomong gue mau ngomongin sesuatu."
"Apa, Rin?" tanya Mishela tanpa melihat lawan bicaranya.
"Gimana akhir kasus lo sama adik kelas kemarin?"
Mishela terdiam sejenak, terkejut dengan pembahasan topik lain yang begitu tiba-tiba. "Ya, nggak gimana-gimana."
Teman Mishela yang bernama Sherina ini mengernyitkan alisnya tak percaya, "Gue waktu ngeliat lo ngehajar adik kelas itu, gue salit banget, tau. Sumpah, harusnya lo nggak ngasih ampun."
Mishela berjalan sembari mendengarkan, "Ya ... Udah lewat, nggak usah dibahas." Ia sama sekali tak menyukai pembicaraan temannya ini.
"Udah berapa hari ini, Shel? Nama lo udah jelek banget ke satu sekolah, tau! Sekali-sekali kasih pelajaran lagi, lah!"
Mishela menoleh, menatap lawan bicaranya ini, "Yang punya akun juga nggak jelas, tau. Salah dia juga."
"Si Wahyu, maksudnya?" Mishela mengangguk, "Ya sekalian! Lo ratain mereka berdua," hasutnya lagi.
Mishela tertawa kecil dan menggeleng, ia menolak. "Udahlah, gue juga udah males."
"Lo serius mau diem aja sejauh ini, Shel? Lo terima gitu aja ngeliatin lo di olok-olok sama satu sekolah? Nama lo jelej, Shel!"
"Rin, udahlah." Mishela melanjutkan kegiatannya.
"Gila lo, ya!" Mishela enggan menjawab keluhan temannya ini lagi. "Ini udah seminggu semenjak nama lo hancur total, dan adik kelas lo itu dengan santainya jadi si paling famous mendadak. Gue jadi lo, udah gue habisin banget, asli." Sherina pergi, kala usai mengeluarkan unek-unek dihatinya. Ia tak tau, kalau kalimat panjangnya membuat Mishela kembali terdiam untuk berpikir.
"Gue juga kesel, dijelekin seisi sekolah. Gue juga nggak terima. Tapi, Adrian udah ngasih peringatan ke gue kemarin. Nggak mungkin gue ngelanggar, kan?" Mishela bertikai dalam perasaannya sendiri.
-
" Oke, jadi anak anakku semua. Mungkin untuk kegiatan ekstra biologi hari ini ibu cukupkan sampai di sini dulu. Dan saya mau kalian semua mengumpulkan laporan percobaan asam dan basa pada ekstra hari ini di pertemuan kita selanjutnya. Apa ada yang ingin ditanyakan?"
Kayrena, salah satu anggota ekstra disini, langsung mengangkat satu tangannya usai merasa ada yang mengganjal dipikirannya. "Permisi, bu. Saya izin bertanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
ADKA
Teen Fiction"𝐓𝐞𝐫𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐀𝐝𝐫𝐢𝐚𝐧, 𝐬𝐢 𝐩𝐞𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤 𝐤𝐞𝐭𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧. 𝐌𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢𝐤𝐚𝐧𝐦𝐮 𝐨𝐛𝐚𝐭, 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐛𝐞𝐬𝐚𝐫𝐤𝐮 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐮𝐚𝐭𝐤𝐮 𝐭𝐞𝐧𝐠𝐠𝐞𝐥𝐚𝐦 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐤𝐞𝐜𝐚𝐧𝐝𝐮𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧...