"There's no word except thank you for reading my story ... Happy reading!"
Niolip
."Kay," Kayrena yang sibuk memfoto-foto sebuah piagam, diatas salah satu meja kelas, teralihkan pandangannya. Ia mendapati Faro yang berjalan ke arahnya. "Selamat, ya. Lo keren banget beneran bisa sampai di titik juara satu, ini." Faro menawarkan uluran berjabar tangan seraya tersenyum.
"Lo orang pertama yang ngasih gue selamat, Far. Makasih banyak, ya. Lo udah bantu gue banyak selama gue sekolah disini," kalimat Kayrena.
"Selamat, Kay. Bapak lo di penjara sana bangga," celetuk salah satu siswa laki-laki disana.
Hal ini begitu merusak mood Kayrena, diikuti dengan Faro yang hahya menatap sinis ke arah sumber suara. "Jangan didengerin," minta laki-laki ini pada Kayrena.
Kayrena tersenyum, "Gue nggak apa-apa, Far," jawabnya.
Sesudah itu, Faro mendengus nafasnya pelan, "Gue," kalimatnya terjeda, "Balik duluan, ya. Gue harus ngajak pacar gue jalan-jalan, hehe ... ." Ia tertawa kecil.
"Sana, sipaling bucin. Baru juga kelas sepuluh udah pacaran," gerutunya.
"Gue ngejar dia dari SMP, brok. Yakali gue nggak ngetreat dia like a princess ... ."
Kayrena terkesima dengan kisah cinta Faro, "Keren, lo," serunya, "Bye ... Far, see you kapan-kapan." Mereka beradu tepukan bahu, sebelum berpisah dari ruangan kelas.
"Enjoy in your new school." Kayrena mengangguk singkat.
Kepergian Faro, membuat Kayrena kembali merasa sendiri. Lantas gadis yang baru saja mendapatkan juara satu ini, memilih untuk memilih pergi pulang secepatnya. Ia pun mengemas barang-barangnya.
"Nyengir, lo?"
"Apa, sih?" pungkas Kayrena kesal saat wajah bahagia yang ia tampilkan, langsung dicibir oleh seseorang.
Tampak seorang gadis dengan beberapa temannya berjalan dengan langkah kasar ke arah Kayrena. Tanpa aba-aba ia menarik rambut gadis itu yang terurai. "Kok bisa, sih! Lo yang juara satu!"
"Aw! Lepas! Sakit, setan!" jerit Kayrena, mencoba meraih pergelangan tangan orang dibelakangnya. "Lo apa-apaan!" teriak Kayrena, kini akhirnya berhasul menepis cengkraman kuat pada rambutnya. "Eh, orang gila!" kata Kayrena mendorong bahu kanan Geyna. "Apa masalah, lo?"
Geyna geram, ada perasaan tak suka dihatinya ketika melihat gadis didepannya mendapatkan peringkat paling tertinggi. Ia merasa Kayrena tidak pantas, "Harusnya gue yang juara satu!" gerutunya.
Kayrena bergidik geli, "Lah? Ngapain marah-marahnya ke gue?" tanyanya tak terima. "Lo nggak terima kalau kenyataannya, lo selalu ada dibawah gue?"
Plak!
Geyna menampar Kayrena tanpa rasa bersalah. Perasaan iri dengkinya memuncak kala gadis didepannya menyombongkan posisinya. "Gue udah ngelakuin banyak hal biar gue bisa ngerebut posisi juara pertama dikelas! Dan lo yang dapet?"
"Lo udah juara dua, ya! Setan! Nggak puas banget jadi orang!"
Plak!
KAMU SEDANG MEMBACA
ADKA
Teen Fiction"𝐓𝐞𝐫𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐀𝐝𝐫𝐢𝐚𝐧, 𝐬𝐢 𝐩𝐞𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤 𝐤𝐞𝐭𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧. 𝐌𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢𝐤𝐚𝐧𝐦𝐮 𝐨𝐛𝐚𝐭, 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐛𝐞𝐬𝐚𝐫𝐤𝐮 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐮𝐚𝐭𝐤𝐮 𝐭𝐞𝐧𝐠𝐠𝐞𝐥𝐚𝐦 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐤𝐞𝐜𝐚𝐧𝐝𝐮𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧...